Siang hari saat istirahat tiba , tepat disaat pak matahari bersinar terik membakar kulit seperti makaroni panggang, atau mungkin bu matahari. Hehe..
Klub cheerleader berkumpul di markas . Dengan segelas es teh yang menyegarkan.
" Haha .. Lo bisa aja deh " ujar Grace tertawa terbahak-bahak, mendengar guyonan Hanna.
" Eh , btw .. Bell, kok pas gue ke rumah lo kemaren.. gue papasan dengan mobil Juan di belokan jalan rumah lo. Ngapain Juan ke rumah elo ? " tanya Doris menyeruput esnya.
" Hah? Masak sih? Kok gue nggak tau? Lo salah liat kali.. a-atau mungkin mobil tetangga gue" jawabku panik . Gawat kalau mereka tahu semua , bisa-bisa aku diguyur es teh .
" Oh, kayaknya emang mobil Juan deh.."Doris mikir sebentar.
"Yah.. mungkin gue emang salah liat, soalnya gue emang buru-buru waktu itu " jawab Doris ,"Tapi .. Beneran loh yang nyetir cowok cakep..mirip banget dengan Juan "
Duh mampus! Terciduk sudah ..
" Eh , kalian tahu gak Bu Pipit tadi jahat banget , UTS gue dikasih pas-pasan .. Sudah dua minggu belajar , eh.. malah dikasih pas-pasan " ujarku mengalihkan perhatian.
" Betul tuh , gue pernah dikasih 74 , KKM-nya 75 , kesel banget dah!! " Grace mulai curhat dan disahut oleh yang lainnya . Sepertinya , satu-satunya yang dari tadi diam adalah ... Maria .
Akhirnya kami menghabiskan minuman segar itu hanya dengan 3 kali teguk, atau 4 kali .. tidak , 7 kali. (Duh, ngapain juga aku ngitung ! )
" Dah ya , kami balik dulu ke kelas , abis ini ada tes Bahasa Indonesia , gurunya Pak Herwan pula " ujarku terburu-buru . Pelajaran itu terkenal sulitnya sejagat raya .
" Parah , Pak Herwan itu killer banget pas angkatan kami dulu" kata Hanna menggeleng-geleng kepala ," Sanalah balik ke kelas, belajar! Kalau gak tuntas , tamatlah riwayat lo "
Aku dan Maria segera kembali ke kelas setelah mendengar berita itu dari Hanna . Pak Herwan memang termasuk guru ter-killer of the year menurut sekolah ini.
" Apaan sih gak mudeng gue " ocehku membolak-balik buku. Setelah tahu kekejaman Pak Herwan , aku langsung kehilangan mood belajar .
" Bell, lo bawa kertas pra-tes gak? Harus dikumpul hari ini,syarat ikut tes loh! " kata Agnes dari bangku belakangku.
HAH! Aku mendadak terkena serangan jantung. Paru-paruku kempes sebelah.
" APAA?!! " dengan kekuatan flash , aku membongkar tasku. Tapi, alhasil .. tetap saja tidak ketemu.
" Hiks .. hiks .. mungkin sudah takdir " keluhku menyerah .
" Halah , santai Bell.. Pak Herwan terkenal pelupa ..lo doa aja biar dia lupa" kata Agnes menghiburku . Ya.. Semoga saja..
Bel istirahat berbunyi nyaring . Bagi kelas X-IPS C , bel itu merupakan bel datangnya malaikat pencabut nyawa.
Dan tepat setelah bel berbunyi, 'malaikat pencabut nyawa' pun datang tepat waktu .
" Simpan semua bukunya " ujar Pak Herwan tegas ," Siapkan kertas, kita mulai tesnya "
Suara buku yang dimasukkan ke tas terdengar dari setiap sudut . Pak Herwan tidak segan memulai soal sebelum semua anak siap .
Dalam hati aku bersyukur , untunglah Pak Herwan nggak inget sama kertas pra-tes .. Sekarang aku bisa bernapas normal.
" Umm.. Pak! " Kudengar seseorang bertanya," Kertas pra-tes dikumpulkan tidak? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know ...
Teen Fiction[Tamat] started JULY 2017 Di usiaku yang ke 15, aku baru menyadari bahwa keluargaku tidaklah seperti yang aku bayangkan. Namun jika di balik rahasia terdapat hikmah..kurasa kami semua akan mampu bertahan. Saat ini aku gak butuh tambahan bahan pikira...