Bab 13 - Pohon Cinta?

51 12 0
                                    

Siang hari saat istirahat tiba , tepat disaat pak matahari bersinar terik membakar kulit seperti makaroni panggang, atau mungkin bu matahari. Hehe..

Klub cheerleader berkumpul di markas . Dengan segelas es teh yang menyegarkan.

" Haha .. Lo bisa aja deh " ujar Grace tertawa terbahak-bahak, mendengar guyonan Hanna.

" Eh , btw .. Bell, kok pas gue ke rumah lo kemaren.. gue papasan dengan mobil Juan di belokan jalan rumah lo. Ngapain Juan ke rumah elo ? " tanya Doris menyeruput esnya.

" Hah? Masak sih? Kok gue nggak tau? Lo salah liat kali..  a-atau mungkin mobil tetangga  gue" jawabku panik . Gawat kalau mereka tahu semua , bisa-bisa aku diguyur es teh .

" Oh, kayaknya emang mobil Juan deh.."Doris mikir sebentar.

"Yah.. mungkin gue emang salah liat, soalnya gue emang buru-buru waktu itu " jawab Doris ,"Tapi .. Beneran loh yang nyetir cowok cakep..mirip banget dengan Juan "

Duh mampus! Terciduk sudah ..

" Eh , kalian tahu gak Bu Pipit tadi jahat banget , UTS gue dikasih pas-pasan .. Sudah dua minggu belajar , eh.. malah dikasih pas-pasan " ujarku mengalihkan perhatian.

" Betul tuh , gue pernah dikasih 74 , KKM-nya 75 , kesel banget dah!! " Grace mulai curhat dan disahut oleh yang lainnya . Sepertinya , satu-satunya yang dari tadi diam adalah ... Maria .

Akhirnya kami menghabiskan minuman segar itu hanya dengan 3 kali teguk, atau 4 kali .. tidak , 7 kali. (Duh, ngapain juga aku ngitung ! )

" Dah ya , kami balik dulu ke kelas , abis ini ada tes Bahasa Indonesia , gurunya Pak Herwan pula " ujarku terburu-buru . Pelajaran itu terkenal sulitnya sejagat raya .

" Parah , Pak Herwan itu killer banget pas angkatan kami dulu" kata Hanna menggeleng-geleng kepala ," Sanalah balik ke kelas, belajar! Kalau gak tuntas , tamatlah riwayat lo "

Aku dan Maria segera kembali ke kelas setelah mendengar berita itu dari Hanna . Pak Herwan memang termasuk guru ter-killer of the year menurut sekolah ini.

" Apaan sih gak mudeng gue " ocehku membolak-balik buku. Setelah tahu kekejaman Pak Herwan , aku langsung kehilangan mood belajar .

" Bell, lo bawa kertas pra-tes gak? Harus dikumpul hari ini,syarat ikut tes loh! " kata Agnes dari bangku belakangku.

HAH! Aku mendadak terkena serangan jantung. Paru-paruku kempes sebelah.

" APAA?!! " dengan kekuatan flash , aku membongkar tasku. Tapi, alhasil .. tetap saja tidak ketemu.

" Hiks .. hiks .. mungkin sudah takdir " keluhku menyerah .

" Halah , santai Bell.. Pak Herwan terkenal pelupa ..lo doa aja biar dia lupa" kata Agnes menghiburku . Ya.. Semoga saja..

Bel istirahat berbunyi nyaring . Bagi kelas X-IPS C , bel itu merupakan bel datangnya malaikat pencabut nyawa.

Dan tepat setelah bel berbunyi, 'malaikat pencabut nyawa' pun datang tepat waktu .

" Simpan semua bukunya " ujar Pak Herwan tegas ," Siapkan kertas, kita mulai tesnya "

Suara buku yang dimasukkan ke tas terdengar dari setiap sudut . Pak Herwan tidak segan memulai soal sebelum semua anak siap .

Dalam hati aku bersyukur , untunglah Pak Herwan nggak inget sama kertas pra-tes .. Sekarang aku bisa bernapas normal.

" Umm.. Pak! " Kudengar seseorang bertanya," Kertas pra-tes dikumpulkan tidak? "

Let Me Know ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang