"Moyeon-ssi" panggil sijin ketika mereka sedang berdansa.
"Hmm?"
"Apa sekarang kau merasa bersalah?" tanya sijin
"Merasa bersalah untuk apa?"
"Terakhir kali kau bilang, apa yang kita lakukan itu salah. Kau sudah punya kekasih dan seharusnya kau tidak pergi dengan laki2 lain. Tapi bagaimana dengan yang ini? Apa ini juga sebuah kesalahan?"
Moyeon tersenyum dan menatap mata sijin lekat2.
*dugdugdug*
Jantung sijin berdetak begitu kencang menunggu jawaban moyeon. Dia tidak ingin tersakiti untuk yg kedua kalinya.
*moyeon membuka mulutnya*
"Tidak usah... Tidak usah kau jawab. Aku sudah tidak butuh jawaban itu. Yang aku butuhkan hanya kita terus seperti ini. Dekat seperti ini." ujar sijin dan langsung memeluk moyeon.
Moyeon tersenyum dalam pelukan sijin.
Flashback off
3 minggu kemudian..
Cahaya matahari sudah memasuki jendela kamar Sijin yang sedang tertidur pulas. Sijin terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari menyilaukan wajahnya dan seketika itu juga senyum terukir dibibirnya, ia langsung bangun dan keluar dari kamar.
"Sudah bangun?" tanya moyeon yang sedang memasak sarapan.
"Ndee" sijin tersenyum dan memeluk moyeon dari belakang.
"Bantu aku kalau begituu." jawab moyeon.
"Arasoo." sijin mencium bahu moyeon dan melepaskan pelukannya.
Mereka membuat sarapan bersama sambil bersenda gurau. Sijin memang sudah sering menjalin hubungan dengan seorang wanita, tapi dia tidak pernah merasa senyaman dan sebahagia ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada film kesukaanku di bioskop, temani aku araso?"
"Araso, asal kau yang bayar." jawab moyeon.
"Aigoo, kyopta." sijin mencubit pipi moyeon.
...
Sijin selalu memperlakukan moyeon layaknya seorang putri, dia selalu membukakan pintu mobilnya untuk moyeon baik itu ketika moyeon ingin masuk mobil ataupun keluar mobil. Dia selalu menggandeng tangan Moyeon kemanapun dia pergi, untuk membuktikan bahwa wanita yang paling cantik di desa adalah miliknya. wanita2 yang sering menyapa sijin pun sudah tidak pernah menyapanya lagi karna Moyeon selalu ada disamping sijin. Dia selalu berusaha melindungi moyeon dengan selalu berada didekatnya. Setiap orang yang melihat mereka pasti akan iri dengan perlakuan sijin terhadap moyeon.