Setelah perdebatan kecil Raffi dan Melody semalam. Mereka tidak berangkat kesekolah bersama, Raffi memilih berangkat Duluan dengan beralasan ada yang harus ia bicarakan dengan beberapa anggota Osis lainnya.
Melody berjalan sendiri menuju kelasnya dengan Wajah menunduk. Dalam hati, Melody menyesal karena perkataannya semalam. Bagaimana kalau Raffi tidak ingin berteman lagi dengan nya?
Langkah Melody terhenti saat melihat didalam kelasnya, lebih tepat dimeja nya bersama Nada. Disana, Raffi dan Nada sedang tertawa riang.
"Hai, Melody!!" Sapa Nada dengan Riang. Senyuman lebar terhias diwajahnya, sedangkan Melody hanya tersenyum kecut. "Tumben nggak bareng Raffi. Kalian berdua kenapa?"
Melody menggeleng pelan, sedangkan Raffi, Ia bangkit dari tempat duduk milik Melody lalu berkata, "Gue ke kelas ya, Jangan lupa sebentar kita ke toko buku dulu. Bye Nad.."
Setelah Raffi pergi, Nada menatap Melody yang hanya terdiam menatap punggung Raffi yang semakin menjauh.
"Lagi berantem ya?"
Nada membuka suara, Melody menoleh lalu menggeleng pelan. Menurutnya, hal ini tak perlu orang tau, Ini hanya pertengkaran kecil paling sebentar sudah baikan.
"Pr semalam sudah lo kerjakan?" Melody mencoba mencari topik lain, Nada mengangguk sambil tersenyum. Lalu mereka mulai fokus saat guru masuk kedalam kelas dan kegiatan belajar mengajar pun dimulai.
--
Melody berdiam diri dikelas, Tak ada niat sama sekali untuk beranjak pergi kekantin ataupun kemana saja. Ia hanya ingin duduk berdiam diri, Tapi, sejujurnya Melody menunggu Raffi datang menjemputnya seperti biasa dilakukan Mereka.
Lima menit lagi waktu istirahat akan usai, Namun Raffi masih saja tidak datang ke kelasnya. Melody menghela nafas pelan, Kalau ia tau Raffi akan marah seperti ini semalam tidak akan Melody mengucapkan kalimat-kalimat tersebut.
"Makasih ya!!"
Suara Nada terdengar, Melody mendongkak. Diambang pintu kelas, Raffi dan Nada saling menatap dan tersenyum. Namun, detik berikutnya, Melody merasakan darahnya berdesir saat Raffi menoleh kepadanya. Hanya beberapa detik, tapi setidaknya Raffi masih ingin melihatnya, atau lebih tepat Tak sengaja melihatnya.
"Nih, tadi lo nggak ke kantin." Melody mengernyit. "Makan aja, lo kan nggak kekantin.. nanti kalau sakit gimana?"
"Thank's."
Bel pulang sudah berbunyi, Melody membereskan barang-barangnya lalu tersenyum pada Nada saat gadis itu berpamitan pulang terlebih dahulu.
"Gue duluan yah, see you."
Melody hanya tersenyum. Entah kenapa hari ini Melody seakan lagi malas untuk berbuat apapun, termaksud berbicara. Melody berjalan melewati koridor yang mulai sepi, namun baru beberapa langkah, Ia merasa bahwa ada yang mengikutinya dari belalang. Saat Melody hendak membalikan badannya, namun matanya ditutup tiba-tiba.
"Si-siapa nih?!"
Hening.
Tangan Melody mulai memukul sembarangan.
Bugh
Tangan kanan Melody mengenai kepala pelaku. Suara ringisan nya membuat Melody terkejut, Tangan pelaku di mata Melody mengendur membuat Melody bisa melepas tangan tersebut lalu melihat pelakunya.
Ternyata betul apa yang dipikirkan Melody, dibelakangnya, Raffi sedang meringis kesakitan.
Wajah Melody berubah menjadi Khawatir dan takut. Khawatir jika terhadi apa-apa dengan kepala Raffi, dan takut Raffi semakin marah padanya.
"Sakit tau nggak!" Ucap Raffi sambil meringis pelan.
"Yah, Um, Ma-maaf.."
Raffi menatap Melody, Tatapan kesal lansung hilang begitu saja saat melihat Pandangan Melody yang terlihat takut padanya. Raffi menghela nafas pelan sambil menggeleng,
"Nggak, Nggak apa-apa. Ayo, Kita pulang." Raffi berjalan melewati Melody, namun langkahnya terhenti saat merasa Melody tidak mengikutinya. Ia menoleh dan betul saja, Melody sedang menunduk menatap ubin koridor.
"Ada apa?" Tanya Raffi saat sudah berada dihadapan Melody. "Nggak mau pulang sama gue? Mau pulang sama teman baru lo itu, Si juan?"
Melody mendongkak, Menatap nanar Raffi yang menyebut nama Juan.
"Maksud lo apaan sih?"
"Lo mau pulang nggak sama gue?"
Raffi malah menjawab pertanyaan Melody dengan pertanyaan. Melody menggigit bibir bawahnya pelan, "bukannya, Lo sama Nada mau ke toko buku?"
"Nggak jadi."
Melody mengangguk pelan.
"Ayo pulang.." Raffi mengambil salah satu tangan Melody lalu menggenggamnya erat menuju Parkiran.
--
Suasana mobil hening. Melody merasa canggung dengan suasana begini, Ia memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.
"Maaf."
Raffi hanya bergumam pelan, membuat Melody mengerucutkan bibirnya melihat respon Raffi.
"Ih, Afi maafin Ody nggak?" Tanya Melody lagi. Raffi mengangguk.
"Iyaa.."
"Kalau Udah maafin kenapa masih cuek gitu?"
Raffi menoleh cepat kearah Melody lalu tersenyum bahkan terkekeh, Tangan kirinya terurul mengacak Rambut Melody.
"Gue lagi nyetir, Harus fokus Ody.."
Melody terdiam, Ia merasa malu karena terlihat aneh dihadapan Raffi.
"Kita mau kemana?" Tanya Melody saat sadar bahwa ini bukan jalan menuju rumah mereka
"Tempat biasa."
Raffi dan Melody sudah berada dibukit yang penuh dengan bunga. Dibukit ini selalu menjadi tempat buat Raffi dan Melody menenangkan Diri. Dibukit ini juga pertama kali mereka bermain bersama ketika kecil dulu.
"Lo apa kabar?"
Melody menoleh menatap Raffi yang sedang melihat lurus kedepan. Lalu Ia juga ikut melihat kedepan.
"Buruk."
"Maksud lo?"
Melody menatap Raffi sambil menggeleng pelan, "lo tau maksud gue Raff."
Mereka sama-smaa terdiam. Duduk diatas rerputan ysng dikelilingi bunga, dan menghadap tepat kearah Matahari tenggelam. Hati Melody menghangat, saat satu tangannya digenggam oleh Raffi.
"Bisa nggak kita gini aja terus?"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay ✔️
Short Story[Follow instagram: @Indiartiip] •• Mempunyai perasaan kepada sahabat memang sulit. Itulah yang Melody dan Raffi rasakan, ditambah dengan orang ke-tiga dalam kehidupan mereka yaitu, Nada. Semua semakin sulit saat Nada mempunyai perasaan kepada Raffi...