Author
Semenjak Raffi sadar, Ia menunggu kedatangan Melody. Raffi sangat berharap Melody datang menjenguknya meskipun menurutnya itu tidak mungkin.
Gue sahabatnya Melody, pasti dia datang. Raffi membatin. Ia menoleh kearah pintu yang terbuka, ternyata Nada datang bersamaan dengan Riski.
"Hai."
Raffi tersenyum tanpa membalas sapaan Nada, Riski lansung menduduki dirinya di sofa sedangkan Nada mengambil duduk di samping brankar Raffi.
"Gimana? Melody udah jenguk?" Tanya Nada dengan pelan, agar hanya Raffi yang mendengarnya. Raffi menggeleng. "Dia beneran nggak pernah datang ya? Padahal, Waktu lo di UGD dia kan datang. Malah, Dia yang donorin darah nya buat lo."
"Serius?" Raffi membuka suara.
Nada hanya mengangguk sebagai jawaban. Raffi yang masih belum percaya pun menatap Riski yang sibuk dengan Ponselnya, "Riski!"
Riski menoleh sambil mengernyit. "Apa?"
"Apa benar? Melody donorin darahnya buat gue?" Tanya Raffi. Ia hanya ingin memastikan, Jawaban dari Riski hanya sebuah gumaman saja, Riski kembali fokus dengan ponselnya. Hal itu membuat Raffi mendengus kesal.
"Gue pulang dulu ya, Raff. Nanti kalau ada waktu gue datang." Pamit Nada, Kemudian ia pun pergi meninggalkan Raffi bersama Riski.
--
Lagu Amnesia dari 5seconds of summer menggema di kamar Melody, gadis itu sedang berbaring di kasur nya sambil sesekali ikut bernyanyi.
Sudah dua hari, Melody tidak datang menjenguk Raffi. Dan Ia hanya mengetahui kabar Raffi dari Riski dan juga Tania, Mama Raffi. Wanita itu sudah mengetahui permasalahan mereka, dan mendukung seratus persen Jika Melody menyatakan perasaannya. Namun, Ia tidak bisa memaksa karena mengetahui Raffi sudah mempunyai pacar yaitu Nada. Semuanya Tania tau dari Melody.
Ketukan pintu kamarnya membuat Melody mau tidak mau mem-pause lagu tersebut lalu berjalan menuju pintu kamar kemudian membukanya. Ternyata Riski.
"Ngapain?"
"Ke Rumah sakit yuk, Si Raffi dari kemarin nanyain lo terus Mel. Hari ini dia udah bisa pulang, Dan dia mau kalau lo ikut jemput dia sekarang ini."
"Emang sudah sembuh, kok sudah pulang? Tangannya kan masih di gips."
Riski mengangguk, "iya, Kan lusa Ulang tahunnya Raffi. Gue sama nyokapnya udah siapin tempat buat kejutannya, kita sekalian rayain si Raffi pulang dari rumah sakit."
Melody terdiam, Bahkan Ia lupa jika lusa adalah ilang tahun sahabatnya yang ke Delapan belas tahun. Sahabat macam apa gue, Batin Melody.
"Oke..." Melody terdiam, "Gue ganti baju dulu."
Setelah ganti baju dan berpamitan, Melody dan Riski pun lansung menuju ke Rumah sakit. Sesampainya di Rumah sakit, Melody lagi-lagi harus menahan sakit hati nya karena objek pertama yang ia lihat saat sampai di ruang inap Raffi adalah, Raffi dan Nada berpelukan erat.
"Woy!" Seru Riski membuat Nada dan Raffi melepaskan pelukan mereka. Raffi yang lansung tersadar ada Melody lansung merasa bersalah.
"Ayo pulang, semua sudah siapkan? Dan gue udah bawa Melody kesini. Kita bisa pulang sekarang kan?" Tanya Riski.
Masalahnya, Dokter sudah mengijinkan Raffi pulang hari ini. Dan, pada saat semua barang sudah dikemas Raffi seketika tidak ingin pulang karena Ia ingin Melody ada disini. Dengan segala bujukan Riski pun ia tolak, Yang Raffi inginkan hanya Melody. Karena tidak ingin berlama-lama di Rumah sakit, Riski pun sebagai kakak spupu menyerah dan mengiyakan permintaan Raffi. Ia rela memutar balik untuk pergi ke rumah Melody dan meminta gadis itu ikut dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay ✔️
Kısa Hikaye[Follow instagram: @Indiartiip] •• Mempunyai perasaan kepada sahabat memang sulit. Itulah yang Melody dan Raffi rasakan, ditambah dengan orang ke-tiga dalam kehidupan mereka yaitu, Nada. Semua semakin sulit saat Nada mempunyai perasaan kepada Raffi...