Chapter 12

512 6 0
                                        

Di setiap kamar, terdapat dua ranjang. Aku tidur sendiri, sedangkan Britney dan Navi satu ranjang.

"Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan." Ucap Navi yang langsung merebakan dirinya ke kasur.

"Yes, I know it." Ucap Britney. Aku hanya tersenyum dan merapikan barang-barangku.
"Hey Sar, kudengar kau sedang dekat dgn Liam ya?" Tanya Navi. Aku terdiam dan menoleh kearah Navi.

"Uhm. Bisa iya bisa juga tidak." Jawabku yang membuat Navi dan Britney termasuk aku sendiru tertawa mendengarnya.

"Dasar labil!" Ucap Britney dan Navi bebarengan. Aku hanya terkekeh dan memutar bola mataku.
"BOO!"
"Aaaaa!" Teriak kami bebarengan.

Kami langsung menoleh dan mendapati Louis dgn smirk khasnya. Navi langsung memberinya tatapan death glare.

"What the fuck Lou? We was totally surprised!" Omel Navi. Louis hanya terkekeh. Typical Louis.
"Sorry babe. Aku hanya ingin memberi tau kalau the boys akan melihat sunset. Do you want to join with us?" Tanya Louis.

"Sunset?" ucap kami serempak. Lalu, kami langsung berlari menuju pantai untuk melihat sunset. Yup, itulah kebiasaan kami bertiga kalau sudah mendengar kalimat 'sunset'.

-Liam's Pov-

Menjelang sunset, aku dan the boys duduk ditepi pantai sambil menunggu Louis dan the girls. Hmm, can I talk to Sarah again? Maybe I can.

"Hey Li. What do you think? Atau jangan-jangan kau melamunkan yang tidak-tidak?" Ucap Harry.
"Bukankah kau yamg sering melamunkan hal-hal yang mesum?" Godaku.

Harry hanya mengerucutkan bibirnya sementara Zayn dan Niall tertawa karena ucapanku. Aku hanya tersenyum melihat mereka.

"Curly!" Teriak seseorang yang kuyakini adalah Britney. Harry pun berdiri dan menghampirinya. Mereka berdua mulai mengobrol.

"Aku dan Zayn memgambil cemilan dulu ya." Ucap Niall. Typical Niall. Aku hanya mengangguk. Aku ditinggal sendirian disini. Entah mengapa dibenakku terlintas wajah Sarah.

"Hey, sendirian saja?" Tanya seseorang dan langsung duduk disampingku.
"Ya. You know, I didn't have any girlfriends. Haha" jawabku sambil tertawa hambar.

"Tidak semua oramg bahagia dgn pasangannya. Bahkan ada orang yang memiliki kekasih malah selingkuh. Ada dua yang harus dipertahankan dalam menjalin hubungan. Yaitu menyayangi dan saling mempercayai. Dan, kalau kau sudah berhasil menjalin hubungan, akan ada saatnya memilih. Memilih untuk dilepas atau melepas." Ucapnya panjamg lebar.

Aku menoleh dan mendapati Sarah. Jadi, dari tadi dia yang mengatakan itu?
"Sarah, apa biasanya kau sebijak itu?" Godaku yang membuat Sarah tersenyum. Her smile is so... beautiful. Okay, I'll admit it.

"Sebenarnya sih, baru kali ini. Biasanya, aku yang paling malas kalau di nasihati seperti itu oleh Navi. Diantara kami bertiga, kadang aku yang pemalas, Britney yang pendiam, dan Navi yang konyol bisa seketika menjadi bijak." Jawabnya.

Aku memperhatikan setiap inci wajah Sarah. Pretty, cold, mysterious yang aku dapatkan saat aku melihatnya. Tidak salah lagi, I was totally in love with her. With Sarah Olivia Glinskey, gadis yang berada disampingku.

"Li-Liam? Why are you staring at me like that?" Tanya Sarah sambil melambaikan tangannya didepan wajahku.

"Nothing" jawabku singkat. Sarah hanya ber-oh-ria dan menoleh kebelakang.
"Li, yang lainnya sudah berada di teras. Hanya ada kita berdua disini." Ucapnya.

"Biarkan saja, aku masih ingin bersamamu disini" ucapku. Wait-- what Im saying? Mungkin ini saatnya. Aku melihat Sarah menatapku dgn tatapan 'what do you mean'nya.

Lalu, aku berlutut dan menggenggam tangannya.
"Aku tau, kita baru saja bertemu. Bahkan baru satu hari aku kenal dgnmu. Kau boleh bilang aku freak atau jerk sekalipun. I'm in love with you when I first saw you in Nando's. Rasa suka itu tumbuh menjadi rasa sayang. Dan seiring berjalannya waktu, rasa sayang itu tumbuh menjadi rasa cinta. Dan aku tidak mau kehilangan orang yang aku cintai untuk yang kedua kalinya. Karena, jarak dan waktu dapat memutuskan hubungan. Sarah, aku tau aku tidak seromantis pria lain. Would you be my girlfriend?" Tanyaku.

Sarah membekap mulutnya.
"You-you know Li? I think, I'm in love with you when I saw you in Nando's to. But, sorry Li I can't--"
"Okay. I know you not love me. Anggap saja ini tidak pernah terjadi. Lupakan kejadian ini." Ucapku lalu pergi meninggalkan Sarah.

"Liam, wait. You cut my words. Aku belum selesai berbicara. I mean, I can't to ignore you. Which mean, the answer is yes, I would Li." Ucapnya. Aku tersenyum dan berlari kearahnya dan langsung memeluknya.

"Okay. Now, you were mine. Someone can't hurt you. I will protect you." Ucapku. Sarah mengangguk dan melepas pelukannya.

"Hei lihat, mataharinya mulai tenggelam." Ucap Sarah girang. Lalu, aku mengeluarkan camera polaroid dari sakuku dan memotertnya.

-Sarah's Pov-

I can't believe this! I really can't believe this! Aku sudah menjadi kekasih resmi Liam Payne. Pria yang membuatku gugup saat aku berada didekatnya, yang membuat pipiku merona, yang aku cintai selain dad dan kakakku.

"Sarah, it's 9 p.m. Kau belum mengantuk?" Tanya Britney. Sedangkan Navi sudah tidur sambil mendengkur halus. Aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Not yet. I'm gonna to balcon." Ucapku langsung mengambil gitar dan berjalan menuju balkon. Balkon ini menyatu dgn kamarku, kamar the boys, dan kamar Zac.

Akupun duduk di kursi balkon yang tepat mengarah ke pantai. Aku memetik gitarku dan mulai bernyanyi.

"Hey angel
  Do you know the resons why we look up to the sky
Hey angel
Do you look at us and when we hold on to the past
Hey angel

Oh I wish I could be more like you
Do you wish you could be more like me
Oh I wish I could be more like you
Do you wish you could be more like me"

"Hey angel" tiba-tiba ada yang melanjutkan nyanyianku. Aku menoleh dan mendapati Liam disana.

"Liam? Kau belum tidur?" Tanyaku. Liam menggeleng dan duduk disebelahku.
"Kau sendiri belum tidur, love." Ucap Liam.

"Li, you call me what?" Tanyaku
"I call you love, babe. Why?" Jawabnya. Damn! Kurasa pipiku memanas.

"Sar, you're mine now. And, why you blushing?" Goda Liam.
"A-aku belum terbiasa dipanggil itu Li." Jawabku. Tiba-tiba, Liam mencium lembut bibirku. Aku melebarkan mataku.

"Kau lucu kalau sedang gugup." Ucap Liam. Aku terkekeh mendengarnya.
"Kau bisa memainkan lagu yang waktu itu Harry nyanyikan?" Tanya Liam. Aku mengangguk dan memainkannya. Lalu, aku dan Liam bernyanyi bersama sedangkan yang lainnya tidur dgn tenang (mungkin)

18 [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang