Chapter 7

659 9 0
                                    

Song for this chap:

Last First Kiss - One Direction

***
-Louis' Pov-

"Nav, bagaimana kalau kita merencanakan sesuatu?" Bisikku pada Navi.
"Bikin rencana apa Lou?" Tanyanya

"Rencana agar mereka berdua taken. Aku sudah tidak tahan dgn sifat mereka" jawabku
"Okay. Tp, nanti ya pas acara ulang tahunnya Britney?" Tanyanya

"Okay. Tumben kau cerdas beib?" Jawabku. Lalu, dia melayangkan tangannya kekepalaku. Aku hanya tertawa.

"Hei you two. Kalau mau bermesraan lihat-lihat suasana dong!" Tegur Harry dan Britney bersamaan.

"Wah wah... Ada yg berjodoh nih sepertinya..." godaku. Semua yg ada disini tertawa kecuali dua sejoli dihadapanku.

"Sebentar lg juga akan terkabul kok..." tambah Navi.
"Apa maksudmu?" Tanya mereka bersamaan (lagi)

Oh God! Kenapa lau tidak satukan saja mereka? Kenapa kau harus memberi cobaan dahulu pada mereka? Apa kau sudah tuliskan kisah cinta mereka? Apakah mereka akan berakhir bahagia?

"Lou, kau kenapa?" Tanya Navi.
"Aku tidak apa-apa kok Nav." Jawabku
"You lie! I know you have a problem! Tell me Lou!" Suruh Navi

"Okay. Aku hanya kasihan pada mereka. Aku tau mereka saling suka, tp mereka tidak berani mengatakannya." Ucapku

"Lou, lagipula keinginanmu akan terwujud. Lagipula ulang tahun Britney tinggal 2 hari lagi. Kau bisa sepuasnya mengerjai Britney dan Harry. Ingat, jodoh ditangan Tuhan. Dia telah mengatur kehidupan yang baik menurutnya. Tidak ada yang dapat memisahkan mereka. Hanya cobaan dan maut yang dapat memisahkan mereka. Kalaupun mereka terpisah, Tuhan pasti akan mempertemukan mereka kembali. Ingat, jodoh ditangan Tuhan." Ucap Navi. Memang benar apa yang dikatakan dia. Jodoh pasti bertemu. Seperti aku dan dia.

Flashback on

"Lou, kau harus berjanji untuk tidak meninggalkan aku untuk selamanya ya?" Tanya seorang anak perempuan

"Iya, aku janji untuk tidak pergi meninggalkanmu. Tapi, seandainya aku harus meninggalkanmu, oke aku akan pergi. Tapi ingat takdir Tuhan, kalau kita memang ditakdirkan bejodoh kita pasti akan bertemu lagi. Entah itu kapan atau dimana" ucap seorang anak laki

"Tapi, aku tidak mau kau meninggalkanku. Cukup aku saja yang meninggalkan sahabatku. Kau jangan tinggalkan aku" isaknya

"Aku harap begitu. Soalnya, dadku harus dimutasi ke London. Aku harap, kau menyusulku ku London dan bertemu dgnku lagi. Atau tidak, aku akan menjemputmu kembali ke Doncaster dan membawamu tinggal di London bersamaku selamanya. Sudah, jgn menangis lagi" ucap anak laki tsb

"Aku pegang janjimu Lou. Dan ingat satu hal..." ucapnya
"Jodoh pasti bertemu" ucapnya dan anak laki laki tersebut bebarengan

Flashback off

"Hei Lou, apa yang kau pikirkan?" Tanya Navi
"Aku hanya memikirkan ucapanku yang dulu Nav. Dulu, aku pernah berjanji untuk menjemputmu ke London. Tp, malah kau yang menyusulku kesini." Jawabku

"Kau masih saja memikirkannya Lou. Aku bahkan sudah hampir melupakannya." Ucap Navi. Kulihat, pipinya memerah.

"Hahaha... You're blushing now..." godaku. Tanpa sadar, aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Lalu, aku melumat bibirnya. Lumatan yg penuh dgn kasih sayang. Diapun membalas ciumanku

Aku tersenyum disela-sela ciuman kami. Aku merasakan Navi memukul dadaku. Lalu, aku melepaskan ciumanku padanya.

"Lou, apa kau sudah gila? Kau ingin membunuhku?" Tanya Navi dgn nafas yg terengah engah

18 [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang