s e b e l a s

1.3K 320 32
                                        

Kali ini gue nggak bawa bekel. Jadi mengharuskan untuk beli di kantin. Bareng Manda dan beberapa temen kelas yang lain. Ya kali, bareng Dean. Hellaw, emang gue siapanya?

Langganan gue kalau nggak bawa bekel adalah beli ayam cabe ijo di kantin. Widih, makanan paling mantep di sekolah deh. Minumnya air mineral aja, biar hemat.

Kantin gue tuh, bentuknya kayak warung-warung yang berjejer tapi bersekat. Meja dan kursi ada kok. Karena sering penuh aja, makanya jarang di kantin. Sumpek. Tapi kali ini lagi sepi karena kelas gue kebetulan ada jam kosong sebelum istirahat.

Setelah mengambil seporsi ayam cabe ijo beserta nasinya, gue mulai duduk bergabung dengan temen-temen gue. Makanan yang kayak begini lebih sedap kalau nyuapnya pake tangan langsung, bukan pake sendok. Ditambah makan kumpul bareng temen gini jadinya makan sambil gosip biasanya ya.

"Drey, kemaren gue liat lo ada di depan lab. bahasa, ya? Kata Fadean, lo mau ketemu gue? Ngapain?" tanya Fani lalu menyuapkan makanannya. Gue yang ditanya malah nyengir lebar aja.

"Ya elah. Namanya juga mau ketemu kecengan mah, ada seribu alasan, Fan." Manda menyeletuk. Gue mencebikkan bibir ke arahnya.

"Fadean yang mana?" tanya Zahra bingung lalu menatap ke arah gue seperti meminta penjelasan.

"Yaaa... yang manislah!" ucap gue lalu tertawa setelahnya. Manda malah menjitak kepala gue membuat meringis sakit. Kemudian gue melanjutkan untuk menyuap makanan dan mata gue menangkap laki-laki yang baru aja diomongin sama temen-temen gue tadi.

Dia bersama gerombolan temen-temennya memasuki kantin. "Jodoh emang nggak ke mana," bisik gue pada Manda lalu memberi kode ada keberadaan Dean.

"Oi!" sapa Dean. Anggep ajalah, dia nyapa gue. Senyum gue merekah.

"Hai, jam sembilan lagi?" tanya gue dengan becanda. Dean malah terkekeh lalu menggeleng dan menghampiri meja kosong di sebelah meja gue.

"Enggak," ucapnya. "Tadi abis belajar olimpiade terus istirahat duluan."

Eh, eh. Kok, gue kelilipan ya? Kayaknya bulu mata masuk gitu. Gue berkali-kali mengerjapkan mata.

"Mata lo kenapa, Drey?" tanya Dean pada akhirnya.

"Nggak tau nih, kelilipan." Gue akhirnya mengucek mata gue dengan tangan kanan. ASTAGA, KOK PANAS SIH, MATA GUE?

O iya, baru inget, ini tangan bekas cabe ijo!

"PANAAAS!!!" teriak gue sambil mengipas-ngipas mata yang udah kerasa perih. Beberapa temen gue juga mulai panik sambil nahan ketawa karena tau gue ngucek pake tangan yang berlumur sambel cabe ijo.

"Eh, lho, malah dikucek sih? Aduh, tolong dong, air!" ucap Dean panik. Kenapa gue tolol banget sih, ya. "Merem dulu, Drey, jangan buka ya."

Gue menuruti ucapan Dean, memejamkan mata sambil menangis karena—sumpah—ini perih banget. Terasa tangan Dean agak menekan jarinya di mata gue lalu menyapukannya secara berulangkali, gue memejamkan sambil mengeluarkan air mata.

"Sumpah, Yan, perih banget. Lo ngapain sih?" tanya gue, masih sambil menangis.

"Dari pada dikucek, pake cabe lagi. Mending kayak gini," ujar Dean masih melakukan hal yang sama. "Kebetulan di belakang ada wastafel, cuci tangan dulu ya. Gue tuntun sini."

"Emangnya gue nenek-nenek mau nyebrang, segala dituntun."

"Kan, mata lo ketutup, Drey. Nanti nyebur got lagi, gimana?"

"Ish, elah!" gue mendumel marah karena diingatkan lagi tentang kejadian itu sambil dibantu berjalan dengan Dean kemudian gue menjulurkan tangan untuk mencuci tangan. Ini gue salah tingkah tiap ada Dean atau emang sial mulu sih?

"Eyak, Audrey kalau salting bikin malu doang!" sahut Manda. Kurang ajar! Perlu gue kucek matanya pake sambel ijo tuh!

"Jadi dari kemaren lo salting, Drey?" tanya Dean bingung. Kebanyakan bingung ini orang.

"Apa sih. Ge-er lo," tandas gue dengan sewot. Jangan-jangan kesialan gue itu emang gara-gara gue salah tingkah kali, ya? Tapi nggak classy banget deh, salah tingkahnya.

"Audrey, dari tadi lo ngapain sih? Itu air krannya di sebelah tangan lo. Kok, nggak dicuci-cuci tangannya?"

Gue mengambil kesimpulan, kayaknya gue salah tingkah tiap ada Dean.

•••
a.n: temen SMA gue pada baca hadeh. ada Manda dan Zahra asli loh guys HAHA. btw adegan ini emang kejadian sama salah satu temen angkatan gue (ngucek pake sambel cabe ijo), parah emang, ketololan yang hqq.

Fall Over VainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang