DUA

327 14 0
                                    



"Ih, kok lo malah dia kabur si. Muka lo nakutin sih!!" Bentak Gaby .

"Lah? kok gue si?" tanya Gilbert heran.

"Iyalah. Buktinya dia langsung ngibrit." Sahut Naya malas.

Gaby hanya menggelengkan kepalanya, bagaimana Naya bisa berpikiran seperti itu. Pacarnya padahal berparas sangat sempurna bisa-bisanya mengatakan bahwa wajah pacarnya sendiri seram.

Gaby pun sedikit berlari mengejar Rea yang tadi tiba-tiba meninggalkan kantin. Ia sudah mencari ke toilet tapi hasilnya nihil, Gaby pun inisiatif mencarinya di taman belakang sekolah.

"Woi, gue cariin daritadi." Ujar Gaby seraya menepuk bahu Rea.

Rea yang kaget hanya menaikan satu alisnya . Gaby yang hanya direspon seperti itu pun hanya berdecak kesal.

"Oh ya Re. Gue cuma mau bilang yang dikantin tadi namanya Gilbert jangan takut ya, Emang si orangnya agak galak tapi baik kok." oceh Gaby menjelaskan.

Rea yang mendengar pernyataan dari Gaby hanya diam mencerna kalimat yang baru saja ia dengar. Ia berusaha meyakinkan diri.

Entah kenapa ia ingin kembali pada masa dimana ia masih baik-baik saja dan banyak kenangan didalamnya.

"WOI! Ngalamun aja. Yuk masuk kelas udah bel." Sentak Gaby membuyarkan lamunan Rea

Rea berdiri mengikuti langkah Gaby, selama perjalanan pun hanya Gaby yang berbicara Rea hanya mendengarkan dan terkadang mengangguk-angguk paham. Mereka akhirnya sampai di depan kelas ternyata bu Mega- guru biologi sudah berada dibelakang mereka.

Bu Mega pun berdeham yang membuat Rea dan Gaby sama-sama kaget, Rea pun segera melangkahkan kakinya ke tempat duduk yang diikuti Gaby.

"Baik anak-anak , kita mulai. Buka buku kalian halaman 120 ." Perintah bu Mega.

Mereka semua segera melakukan apa yang bu Mega perintahkan dan mulai belajar dengan khusyuk. Selang 40 menit kemudian pintu kelas mereka diketuk oleh seorang laki-laki yang segera menampakkan diri yang membuat para siswi dikelas berbisik-bisik. Rea yang melihat kejadian tersebut bergidik risih.

"Permisi , Bu. Saya mau memanggil salah satu siswi yang diperintahkan oleh Pak Miko." Izin laki-laki tersebut ramah.

"Baiklah, silahkan Deo."

"Yang namanya Areana Sakia?" Panggil Deo.

Rea yang disebut namanya sontak sedikit terkejut dan mengangkat tangannya ogah-ogahan.

"Oke. Bisa ikut saya?"

Rea hanya berdiri lantas mengangguk dan berpamitan dengan bu Mega untuk keluar kelas. Selama perjalanan keruang musik hening. Deo tidak membuka suara dan Rea sama saja masih diam.

"Lo, murid baru?" Tanya Deo membuka pembicaraan.

Rea hanya mengangguk singkat menjawab pertanyaan Deo. Deo hanya menghela napas pelan. Cewek jutek. Batinnya.

Mereka akhirnya sampai di depan ruang musik, Deo pun membuka kenop pintu dan masuk kedalam diikuti Rea dibelakangnya.

"Ini, Pak." Ujar Deo.

"Baiklah Deo terimakasih." Ramah Pak Miko.

"Baik, Areana. Saya memanggilmu kesini karena saya mendapat info dari Michael kelas 12 bahwa kamu pandai menyanyi." Ujar Pak Miko santai

Rea yang mendengar itu mengeryit bingung sekalian menyumpahi kakaknya yang jahil dalam hati.

"Jadi saya merekrut kamu buat masuk extra musik kita, dan kebetulan kamu cewek sendiri." Lanju Pak Miko.

AreannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang