ENAM

265 8 0
                                    

Happy reading (:

-

typo(s) berserakan

-

Gilbran kurang berselera untuk sarapan hari ini. entah kenapa ia masih terbayang kata-kata Reza semalam padahal ia sudah mencoba untuk tidak mendengarkan tapi topik yang dibawakan Reza sangat menarik untuk didengar. Perasaannya aneh saat Reza menceritakan dengan manisnya soal si murid baru.

"Loh? Kok cuma diaduk-aduk nasinya , Gil?" tanya mamanya heran, karena tak biasanya Gilbran menelantarkan makanannya. Tak mendapat respon dari Gilbran, membuat Gilbert yang memang sudah sejak tadi melirik saudaranya itu bertindak.

TUK!

"Aw! sakit anjir!" ringis Gilbran memegangi dahinya.

"Makanya, kalo ada yang tanya atau manggil dijawab. Lo kenapa sih?"

"Ha? gue gapapa."

"Dih! kayak cewek lo. Ditanya jawabannya gapapa padahal kenapa-napa." ejek Gilbert dengan nada sinis.

Gilbran hanya memutar bola matanya malas mendengar celotehan saudaranya yang memang cerewet ini di pagi hari ditambah keadaan moodnya yang memang sedang buruk.

"Sudah-sudah. Gilbran habiskan makanan kamu lalu berangkat." mamanya berusaha melerai perselisihan kedua anaknya.

Gilbran segera melahap makanannya meskipun dengan rasa malas tapi ia masih menghargai masakan mamanya.

Lima menit kemudian Gilbran selesai dengan makanannya lalu berpamitan meninggalkan Gilbert yang masih asyik dengan nasi goreng kesukaannya.

"Abang! Elza nebeng ya?" pinta Elza manja.

"Hm." sahut Gilbran yang langsung menghidupkan mesin mobilnya. Elza yang melihat itu buru-buru masuk mengkuti kakaknya.


* * * * *


Sampai disekolah, seperti biasa Gilbran akan menuju lokernya untuk mengambil beberapa bukunya yang sengaja ia tinggal agar tak terlupa.

"Gil!"

Gilbran menutup lokernya malas setelah mendengar suara yang ia kenal memanggilnya. Ia menolehkan kepalanya kesamping dengan ekspresi datar seperti biasa.

"Istirahat kantin bareng ya?" tanya si perempuan pemanggil Gilbran.

"Iya." perempuan tersebut bersorak riang lalu mengecup pipi Gilbran singkat dan berlari kearah kelasnya. Gilbran hanya geleng-geleng melihat kelakuan perempuan manis itu.

Setelah berdiam cukup lama, Gilbran berjalan menuju kelas yang akan sudah ia tempati selama hampir satu tahun ini. Dengan langkahnya yang tenang ia sesekali mengangguk tatkala disapa oleh orang-orang yang ia kenal.

Sampai didepan kelasnya Gilbran menghentikan langkahnya karena dihadang oleh Reza. Ia menghela napas lelah karena temannya ini yang selalu menyalin pr nya.

"Minjem pr dong, Gil."

Nah benerkan apa yang dipikirkan Gilbran. Dengan rasa malas yang tiba-tiba sudah dipuncak, Gilbran nekat melangkah sehingga bahunya bertabrakan dengan badan Reza yang membuat Reza memaki setengah mampus.

Tapi bukan Reza namanya jika ia menyerah begitu saja untuk bisa mendapat contekan pr. Ia akan mengeluarkan rayuan mautnya yang pasti akan meluluhkan Gilbran, tidak lebil tepatnya membuat Gilbran jijik setengah mati.

"Gilbran sayang, minjem tugas dong." ujar Reza dengan nada manja yang dibuat-buat tak lupa menempelkan badanya ke badan Gilbran seakan Reza adalah gadis-gadis penggoda di pub.

AreannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang