EMPAT

304 9 0
                                    



Bel istirahat berbunyi nyaring, murid-murid berhamburan keluar untuk kekantin maupun merileks kan otak mereka yang sudah pusing karena pelajaran yang mereka hadapi tadi. Tidak halnya dengan seorang laki-laki tampan tapi cuek dan kasar hanya memilih duduk ditempat seraya memainkan ponsel pintarnya. Ia enggan keluar kelas apalagi kekantin, ia terlalu malas berada dikeramaian.

"Bro, kantin kuy?" ajak Reza, salah satu sahabatnya.

laki-laki tersebut hanya menggeleng tanpa menghilangkan fokusnya terhadap game yang sedang ia mainkan. Reza yang hanya dijawab seperti itu sudah tau mood sahabatnya sedang tidak baik sehingga Reza segera beranjak dari duduknya dan menepuk sekilas bahu sahabatnya itu lalu berjalan kekantin.

Setelah Reza keluar laki-laki itumenghela napas pelan, setidaknya sekarang hanya dirinya yang dikelas tanpa ada gangguan teman-temannya yang sekarang pasti sedang asik makan dikantin atau lebih tepatnya menghabiskan seluruh makanan dikantin.

Ia bosan dan bingung hendak kemana. Ia malas untuk melangkahkan kakinya ke kantin oleh sebab itu ia memilih melajukan kakinya ke arah perpustakaan hendak mencari referensi buku Bisnis yang akan di tekuninya sebentar lagi.


BRUK!


Laki-laki itu sedikit terdorong kebelakang karena seorang gadis menabraknya . Gadis tersebut jatuh tapi ia sama sekali tidak niat menolongnya, ia sudah bosan dengan kelakuan gadis yang selalu mencari kesempatan untuk menabraknya yang hanya sekedar untuk bermodus ria.

Dirinya memilih acuh dan segera berlalu menginggalkan gadis tersebut yang mungkin sedang mengeluarkan sumpah serapahnya dan masuk kedalam perpustakaan. Tanpa menunggu lama ia menjalankan kakinya menuju rak buku bagian manajemen dan bisnis , ia memilih buku yang judulnya saja sudah membuat orang lain pusing tujuh keliling.

"Woi Bro!" Sapa seseorang menepuk bahunya, sehingga menghentikan aktivitas membaca. Ia mendongak untuk mengetahui siapa yang memanggilnya.

"Apa?" tanya laki-laki tersebut pada orang yang menepuk bahunya tadi dengan tatapan datar.

"Ck! Bisa gak sih sama gue mukanya jangan datar-datar. Eneg gue liatnya ." kesal orang itu yang ternyata adalah Gilbert

Ia hanya mengangkat bahunya acuh dan melajutkan aktivitasnya yang sempat tertunda, Gilbert yang merasa diabaikan hanya menghela nafas kasar dan berlalu meninggalkan laki-laki sombong yang sedang serius membaca.

Beberapa menit sepeninggal Gilbert ia menghentikan aktivitasnya lagi karena merasa ponselnya bergetar. Ia segera membuka lock sreen dan membuka pesan yang masuk bebrapa menit yang lalu.

GEMBEL ARAP (4)

Rezaganteng woy bro lu dimana?

Deo Sape?

Rezaganteng Sopo maneh nek ra Gilbran

Rezaganteng Gil lo dimana seh!

Rezaganteng Gil!

Sandiesa PC oy! Berisik tw ga!

Rezaganteng PC w kagak dibukak

Rezaganteng Plis deh Gil! Jan jadi sider lu, muncul gak!

Gilbran Paan?

Sandiesa Noh ja, udah hader!

Rezaganteng Sini kuy rooftop semua, w mw curhat.

AreannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang