SEPULUH

220 11 0
                                    

Budayakan voment :)
_
Happy reading <3
_

typo(s) berserakan

Ruangan besar bergaya elegan ditemani sorot lampu yang indah merupakan tempat Rea saat ini berada. Dengan muka sok ramahnya ia ikut menyapa beberapa rekan kerja ayahnya yang ia kenali. Seperti saat ini ia sedang berbicara dengan sepasang suami istri yang bertanya beberapa hal membuat Rea ingin pergi dari sana sekarang juga.

"Halo, Areanna kan?" sapa wanita cantik bergaun hitam penjang yang gemerlap.

"Halo. tante Silvi." Rea membalas dengan mengulurkan tanganya dan tak lupa bercipika cipiki dengan wanita tersebut.

"Lama tidak bertemu ya? Sekarang tambah cantik kamu." puji Silvi membuat Rea terkekeh kecil.

"Iya dong, anak gadis aku ini." pria paruh baya muncul dari samping dan berjabat tangan dengan Silvi.

Setelah itu mereka berdua berbincang-bincang melupakan keberadaan Rea. Karena merasa sangat diabaikan Rea pun berjalan lagi, tapi kali ini balkon adalah tujuan dirinya untuk menghirup udara malam hari.

Suasana tenang jauh dari keramaian membuat pikirannya melayang lagi ke beberapa tahun yang lalu saat ini masih sehat dan tanpa masalah mengikutinya.

Menarik napas dalam , memejamkan mata dan menenangkan pikiran saat inisedang dilakukan Rea, Malam ini ia tidak mau larut dalam kesedihan karena malam ini adalah pesta ulang taun perusahaan keluarganya.

Pandangan Rea beralih pada mobil bewarna hitam mengkilap masuk ke pekarangan rumahnya karena rasa ingin tahu ia masih menatap mobil itu hingga para penumpangnya keluar satu persatu. Sepasang suami istri, dua orang lelaki dan satu gadis cantik turun dari mobil itu membuat Rea mengeryitkan dahinya heran.

"Heh!" Rea terlonjak kaget saat ada seseorang menepuk bahunya dari belakang.

"Ih! Apaan sih , Ja. Bikin kaget aja." sentak Rea jengel. Bagaimana tidak saat ia sedang fokus tiba-tiba ada orang yang menepuk bahu kita secara tidak santai siapa yang tidak terkejut.

Sedangkan Reza yang diomeli hanya terkekeh lalu mengucapkan beberapa kata kepada Rea. Rea pun mengangguk pasrah lalu turun bersama dan menggandeng tangan Reza.

Sampai di depan rumah, Rea melihat orang tua dan kedua kakanya sedang menyambut sekelompok tamu yang sepertinya Rea lihat dari balkon lantai dua tadi. Reza pun menerik Rea mendekat karena tidak mungkinkan Rea diabaikan saja.

"Nah, ini dia Rea." Ibu Rea yang menyadari keberadaan anak gadisnya segera merangkul bahu Rea dan mengkode Rea agar segera berbicara.

"Halo tante , om. Lama tidak bertemu."

Sepasang suami istri itupun tersenyum lebar dan memeluk Rea secara bergantian yang membuat Rea sedikit haru. Ia mengenal sepasang suami istri tersebut beserta anak-anaknya yang sekarang berdiri dihadapan Rea.

"Hai kembar G dan Elza." sapa Rea ramah lalu memeluk mereka bertiga bergantian, tapi ada salah satu dari mereka yang tidak membalas pelukan Rea yaitu laki-laki yang saat ini sedang menggunakan tuxedo bewarna navy senada dengan gaun yang Rea gunakan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AreannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang