Wood Corporation. gedung perusahaan itu menjulang tinggi di salah satu kawasan bisnis paling sibuk di ibukota. lalu lalang orang yang keluar masuk gedung tersebut cukup menjelaskan bahwa perusahaan itu bukanlah perusahaan main-main. gelar perusahaan terbaik nasional dan se asia telah dipegang perusahaan ini selama bertahun-tahun.
lantai 6, lantai paling atas dan lantai untuk sang CEO korporasi tersebut, Oliver Wood. sang big boss sedang duduk santai di dalam ruang kerjanya yang besar dan mewah sembari mendengarkan penjelasan dari sang asisten.
"tuan oliver, anda punya janji meeting dengan direktur Yasha Group dua jam lagi. lalu setelah itu anda diminta untuk datang ke seleksi calon manager baru untuk divisi marketing"
"Yasha Group ?"
"Ya, tuan. Yasha Group milik Alexander Yasha. perusahaan mereka ingin menawarkan kerjasama dengan kita. tuan Alexander sudah membuat janji temu sejak seminggu yang lalu" jelas sang asisten
"hmm... baiklah. tunggu sebentar, manager marketing ?? sepertinya dua minggu yang lalu aku baru saja melihat seleksinya, iya kan ?"
"err.. itu.. ya tuan, dua minggu yang lalu kita memang sudah mendapatkan manager marketing. tapi anda memecatnya tiga hari yang lalu"
"o-oohh... si culun berkacamata itu yah ? aku tidak suka selera fashionnya, jadul sekali. mukanya juga terlalu serius, dia membosankan, nick.."
Nick, sang asisten, hanya bisa geleng-geleng kepala melihat bos nya tersebut
"aaahh... baiklah, jadi masih ada dua jam lagi kan sebelum meeting itu ?" Oliver berdiri dan meregangkan kedua tangannya
"ya, meeting itu dimulai jam... a-apa yang akan anda lakukan, hah ? tolong jangan pergi kemana-mana, tuan oliver" cegah nick
"why ? apa aku harus duduk diam disini selama dua jam ??" oliver menatap nick
"tidak, tuan.. anda masih punya banyak pekerjaan lain"
Nick mengacungkan tumpukan dokumen yang secara ajaib sudah ada ditangannya. entah dari mana datangnya dokumen-dokumen itu.
"anda harus memeriksa dan menandatangani dokumen ini. ini adalah kontrak-kontrak kerjasama kita dengan beberapa perusahaan yang baru saja disetujui beberapa hari lalu" ia menjelaskan seraya meletakkan dokumen tersebut ke meja oliver
"eh ? darimana datangnya dokumen ini ? bukannya tadi kau tak memegang apapun, kan ?" tanya oliver bingung. ia sampai menggaruk kepalanya
nick tak menjawab, ia hanya tersenyum simpul. "tuan, anda harus menandatanganinya segera" ujarnya
oliver memandang dokumen itu dengan masam dan mengusap wajahnya
"err... nick, memeriksa dokumen-dokumen ini hanyalah masalah kecil... tinggal baca dan tandatangan saja, kan ? tenaanngg, aku jamin dalam beberapa detik nanti aku bisa menyelesaikan semuanya. I'll finish it in a blink !"
"tapi tuan..."
"oh ayolah nick... aku hanya ingin pergi ke coffee bean di lantai dasar gedung ini, minum secangkir kopi hangat sambil memakan beberapa apple cheese pie dan melirik beberapa gadis ! apakah itu dilarang ? ini kan gedung milikku..." protes oliver
"hmm... baiklah jika hanya ke coffee bean dibawah. tapi berjanjilah, hanya ke coffee bean ! jangan sampai meninggalkan gedung ini" ancam Nick
"ya ya yaa... aku berjanji. sekarang biarkan aku keluar dari ruangan ini" oliver menyambar jasnya yang tersampir di gantungan dan memakainya
"kau tahu nick ? kau itu benar-benar perpaduan antara ibu, kakak, dan nenekku ! cerewet dan berisik. hati-hati, kau tidak boleh terlalu sering kaget !"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Faced CEO
OverigSalah siapa.. Riana Adams yang kurang update, atau Oliver Wood yang terlalu cute buat jadi CEO ?