7" Sms

16.5K 1.2K 44
                                    

Sekarang Shila sedang berjalan menuju kelasnya. Wajahnya terlihat sangat lelah. Lalu ia masuk ke kelasnya yang sepi, ya karena bel istirahat sudah berbunyi tadi.

Shila menghampiri tempat duduknya yang kini tengah diduduki Jesica.

"Shila!" Teriak Agnes saat melihat Shila memasuki kelas.

Shila berdeham lalu memberi isyarat pada Jesica agar minggir dari tempat duduknya.

"Sekarang jelasin semuanya!!" Ucap Jesica tegas. Sekarang Shila tengah dikelilingi oleh sahabat-sahabat nya yang dipenuhi raut penasaran.

Bahkan, Lina yang biasanya tidak pernah tertarik dengan hal apapun selain buku kini melihat Shila dengan wajah penuh penasaran.

Shila menghela nafas. "Jadi gini... Gue sekarang kerja jadi Baby Sitter nya kelima bersaudara keluarga Aditama."

"What The?!" Teriak ketiga sahabat Shila.

Jdukk

"Kodok terbang!" Teriak Pa Retno yang ternyata sedari tadi sedang tertidur nyaman di meja guru.

Guru yang mempunyai perut buncit itu mengusap hidung mancungnya  mancung ke dalem, yang baru saja terpentuk meja.

"Apa-apaan kalian ini? Kenapa teriak-teriak?!" Ucap Pa Retno marah.

"Hehehe,maaf pak gak sengaja. Lagian bapak ngapain tidur di situ emang disitu kasur?" Ucap Agnes cengengesan.

Pa Retno mendengus, lalu berjalan keluar kelas sambil menghentakkan kakinya.

"Yee, perawan ngambek." Ucap Jesica.

Empat sekawan itu cekikikan, lalu kembali melanjutkan acara meminta penjelasan kepada doi kenapa berhari-hari tidak membalas chat, oke abaikan ini.

"Kok bisa?" Tanya Lina.

Shila mengangkat bahu. "Takdir kali."

"Emang ada yang namanya takdir di dunia ini?" Tanya Jesica.

"Kayanya sih gak ada. Tapi kalau ada, gue pengen takdir gue bisa pacaran sama Jefri Nichol." Ucap Agnes cekikikan.

"Ih, Jefri Nichol jelek kalau rambutnya gak panjang kaya di film Dear Nathan, mendingan juga Brandon Salim Cowok ganteng berkacamata." Ucap Jesica.

"Eh, jangan sembarang ya. Mau diapain pun rambutnya Jefri Nichol tetep ganteng. Gak kaya Brandon Salmi, kutu buku." Sungut Agnes.

"Salim coy, bukan Salmi. Salmi mah bocah kelas sebelah yang gendutnya melebihi Hulk." Ucap Jesica. "Eh, btw Jefri Nichol katanya udah punya pacar ya?" Lanjutnya yang dibalas ocehan Agnes.

Ya, begitulah keseharian empat sekawan itu. Agnes dan Jesica bergosip ngalor ngidul, Lina cuek dan hanya fokus membaca buku, sedangkan Shila diam memperhatikan sahabat-sahabat nya itu.

Shila bukan orang yang suka bergosip, ataupun orang yang hanya berani ngomong di belakang. Dia lebih suka berbicara langsung di depan orangnya, meskipun itu agak ekstrim.

Shila juga bukan cewek yang doyan baca buku. Lihat buku bertumpuk saja dia langsung pusing, apa lagi membacanya.

Tapi, ia selalu masuk ke dalam peringkat 5 besar. Itupun karena paksaan Arland yang selalu mengawasi nya belajar setiap malam.

"Mommy!" Ucap seseorang yang menghentikan segala aktivitas di ruangan kelas yang hanya berisi empat sekawan itu.

Shila menoleh ke arah pintu. "Edo? Kenapa?"

"Laper." Ucap Edo manja.

"Oh iya." Lalu Shila mengeluarkan sebuah kotak bekal dari dalam tas nya. Ia menyalakan bekal itu tadi pagi setelah tahu dari buku diary pemberian Arya bahwa Edo lebih suka makan bekal daripada makan makanan di kantin.

Baby Sitter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang