"Hufttt...."
Saat ini Shila sedang berdiri didepan pintu sedang kamar Rheza. Jam sekarang menunjukkan pukul 05.27 dan ia harus membangunkan anak-anak Arya satu persatu untuk berangkat sekolah.
Dengan perlahan ia mengetuk pintu kamar Rheza, tapi tak ada jawaban.
Ia baru ingat pesan Arya yang ditulis di buku jadwal yang kemarin Arya berikan kepada nya, bahwa anak-anak nya harus dibangunkan dengan masuk ke kamar mereka, jika hanya mengetuk pintu tak akan berhasil.Shila memasuki kamar Rheza dengan perlahan. Ia mendekati Rheza yang tengah tertidur di kasur kingsize nya.
Ia menggerakkan bahu Rheza dengan perlahan. "Kak, bangun udah pagi."
Rheza menggeliat pelan. "5 menit lagi, Dad."
Shila menghela nafas. Ia memejamkan matanya, berpikir. Lalu ia menjentikkan tangannya saat mendapatkan ide.
"Kak, bangun. Kartun Spongebob udah mulai tuh." Ucap Shila.
Rheza dengan cepat bangun dari tidurnya dan hendak turun dari kasurnya. "Hah? Mana?"
"Kakak boleh nonton Spongebob, tapi kakak mandi dulu ya." Ucap Shila.
Rheza mengangguk antusias dan langsung berlari menuju kamar mandi sementara Shila membuka lemari Rheza dan menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Rheza nanti.
Setelah itu ia pergi ke kamar Fajar yang berada disebelah kamar Rheza. Ia langsung masuk ke kamar itu.
"Kak Fajar, bangun udah pagi." Ucap Shila pelan. Fajar menggeliat lalu bangkit duduk dengan mata masih tertutup.
Shila tersenyum melihat penampilan Fajar yang terlihat imut dengan piyama Masha and The Bear nya. Ia langsung membantu Fajar berdiri dan mendorong nya menuju kamar mandi. Setelah itu Shila menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Fajar.
Setelah itu ia membangun kan Andra, Andre, Gio dan Edo secara bergantian, tentu saja dengan berbagai alasan yang berbeda-beda.
Alasan untuk Andra, "Kak, gitar kakak dimainin tuh sama Edo."
Alasan untuk Andre, "Kak, Cacy (kucingnya Andre) pup di atas sofa, tuh."
Alasan untuk Gio, "Gio, permen kamu dimakan sama Kak Fajar."
Alasan untuk Edo, "Edo, ikan kamu dimakan Cacy, tuh."
Dan sekarang Shila sedang berada diruang makan, ia sedang mengoleskan roti dengan selai untuk sarapan anak-anak asuhannya.
Ia mengoleskan roti dengan bermacam-macam selai yang disukai keenam anak asuhannya yang telah ditulis Arya untuk nya dibuku jadwal.
Lalu ia melihat Rheza berjalan turun di tangga dengan kaus hitam dibalut kemeja merah bergaris hitam yang tak dikancing dan celana jeans hitam.
"Pagi, Ashila~~" Sapa Rheza riang.
Shila tersenyum. "Pagi, kak Rheza."
"Semalam dady pergi jam berapa?" Rheza duduk di kursi yang berada disamping Shila.
"Jam setengah sebelas." Ucap Shila.
"Pagi semua~~" Teriak Edo dari tangga.
"Pagi, Edo." Ucap Shila.
"Edo, Minions kakak balikin!!!" Teriak Andra yang sedang berlari mengejar Edo.
Edo berlari menuju Shila dan bersembunyi dipunggung gadis itu. "Aku pinjem dulu ya,kak."
"Apa?! Gak mana balikin." Andra berdiri di depan Shila.
"Gak mau!"
"Balikin!!"
"Gak!"
"Balikin sini!!!"
"Woi, jangan berisik!" Teriak Fajar sambil menutup telinganya.
"Apaan sih, masih pagi teriak-teriak?" Tanya Gio yang muncul dari balik dinding. (Bukan kayak hantu lho ya..)
"Ehh.. udah udah berhenti." Ucap Shila, dan ajaibnya semua keributan tersebut terhenti. Diam-diam Shila menggumamkan kata 'Wow'.
"Ini kenapa? Kok diem semua?" Tanya Andre yang baru muncul.
"Gak. Udah semuanya duduk, sarapan dulu." Ucap Shila yang dituruti oleh keenam cowok tersebut. Mereka semua langsung duduk di kursi makan masing-masing kecuali Andra yang masih menatap kesal Edo yang masih setia bersembunyi di balik Shila dan Shila yang masih menatap pertengkaran(?) Kakak beradik tersebut.
Lalu Shila melihat seragam Andra yang tak dikancing sehingga memperlihatkan kaos abu-abu yang dipakai Andra dan dasi yang disampirkan dibahu Andra.
Refleks ia langsung mengancingkan seragam Andra. "Kalau pake seragam itu yang bener meskipun itu terburu-buru atau apa. Inget kak Andra udah kelas 12 bentar lagi mau lulus. Masa gak malu sama adik kelasnya ini."
Andra yang diperlakukan seperti itu terpaku. Diam-diam pipinya bersemu merah, namun hal itu tak bertahan lama karena ia segera menormalkan lagi ekspresi nya. Lalu ia mengangguk-angguk mendengar nasihat Shila.
Edo yang melihat perlakuan Shila kepada kakaknya itu mengerucut sebal. Lalu ia memeluk leher Shila dari belakang. Tentu saja ia takkan mengalami kesulitan saat melakukan itu, karena tubuhnya lebih tinggi daripada Shila yang pendek itu. (Saya merasa tersindir_-)
"Aku juga mau dong diperhatiin." Ucap Edo manja.
Shila tersenyum kecil. Ia merasa lucu atas kemanjaan Edo. "Kalau mau diperhatiin sarapan dulu dong. Sarapan yang banyak ya biar cepet gede." Ucapnya sambil memakaikan dasi Andra.
Edo mengangguk riang, lalu ia bergegas duduk di kursi makan dan langsung memakan sarapannya dengan lahap.
"Pelan-pelan makannya Edo." Shila duduk dikursi makan sambil cekikikan.
Dan mereka pun memulai sarapan mereka dengan tenang.
"Jadi, nama panjang Ashila siapa?" Tanya Rheza ditengah-tengah jalan, jalannya sarapan maksudnya.
"Ashila Everlyn. Biasa dipanggil Shila." Ucap Shila.
"Kalau dipanggil honey, boleh gak?" Tanya Andre dengan senyum mautnya.
Shila hanya tersenyum. Ia sudah terbiasa digoda, bukan oleh laki-laki. Karena Shila tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun selain kakaknya. Shila sudah terbiasa digoda oleh anak kecil, ya karena dia dekat dengan anak kecil. (Nyeritain diri author sendiri)
"Kalau dipanggil Mommy, boleh gak?" Tanya Edo riang yang membuat semua aktivitas dimeja makan terhenti.
Shila tersenyum tulus lalu mengangguk. "Boleh." Shila tahu bahwa ibu keenam cowok didepannya telah meninggal sejak Edo dilahirkan. Ia tahu dari jadwal yang ternyata juga berisi curhatan Arlan, yang telah ia baca semalaman.
"Mommy." Ucap Edo yang disusul kakak-kakaknya.
Rheza yang telah menyelesaikan sarapannya berdiri. "Ya udah, ayo kita berangkat. Mommy sekolah di Cendrawasih High School, kan? Kalau gitu kita berangkat bareng aja."
Rheza langsung berjalan meninggalkan ruang makan bersama adik-adiknya. Sementara Shila sedang merapihkan meja makan.
"Oh ya!" Ucap Fajar yang membuat semua orang menoleh kearahnya.
Fajar berbalik dan mendekati Shila yang masih berdiri disamping meja makan. Tatapannya tajam penuh arti. Dan wajahnya datar sedatar papan triplek yang ada di rumah author.
Ia berhenti tepat didepan Shila. Ia menunduk melihat Shila yang lebih pendek darinya.
"K-"
📚📚📚
Bagaimana? Kumaha? SERU gak? Ngebosenin yah? Wajarlah belakangan ini saya jarang mendapat ide.
Inget loh ya saya Slow Update dulu.
Udahlah yang penting Vomment!!! Jangan pelit kasih bintang🌟!!!
Dan pembaca Ghaib jangan baca cerita saya kalau tidak mau Vomment -_-!!!
Hanifah Meylani
Vote!!!
⬇
⬇
⬇
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sitter?
Novela Juvenil➡Update setiap hari Senin!⬅ Ashila Lynda Everlyn , gadis berusia 17 tahun yang terkenal cepat akrab dengan anak kecil dan selalu ramah dengan siapapun ini harus bekerja menjadi seorang baby sister demi membantu perekonomian keluarganya yang hanya te...