in relationship, trust is more important than love
------
"Aku pikir aku tidak seharusnya ikut kau latihan, Michael," kataku ketika Michael menarik tanganku untuk memasuki studio.
"It's okay," kata Michael sambil menatapku.
Sejujurnya aku sangat senang Michael mengajakku ke latihan bandnya. Namun aku sangat khawatir itu hanya akan mengganggu Michael dan bandnya itu.
"Ada apa?" tanya Michael ketika ia menangkap ketakutanku.
"Nothing," jawabku. Aku tidak mau Michael tahu aku sangat khawatir padanya dan membuat kepalanya yang sudah besar menjadi semakin besar saja.
"Y/n apapun alasanmu, kau akan tetap melihat pacarmu ini latihan. Kau harus tahu betapa tampannya aku ketika memegang gitar," kata Michael yang kepercayaan dirinya tidak pernah habis itu.
Aku memasuki studio dan menemukan Calum,Ashton, dan Luke sudah berada disana dan seorang perempuan yang memeluk Luke dengan manja. Arzaylea. Ya I know her.
Aku berteman dengan Genie, Meghan, Emma, dan Linn. Tentu saja mereka tahu semua hal.
Calum terlihat sangat semangat ketika melihatku datang.
"Y/n, kau datang juga? Aku senang melihatmu datang," kata Calum dengan nada cerianya.
"Semua ini paksaan Michael," kataku.
"Y/n harus tahu kalau pacarnya ini sangat tampan ketika memegang gitar," kata Michael lagi.
"Karena sudah lengkap sebaiknya kita latihan sekarang," kata Ashton sambil memasukkan ponselnya ke dalam kantong jeansnya.
Semuanya pun mengangguk dan berjalan mengikuti Ashton. Kecuali Arzaylea.
"Hi, I'm Arzay. Are you Y/n? Michael's girlfriend?"
"Hi. Ya I am," kataku.
"I saw you in Ashton's party," kata Arzay sambil ikut berjalan di sampingku.
"Ya. I saw you too," kataku juga.
"Tapi kau pulang cepat hari itu. Kita tidak sempat berkenalan dan sangat mengejutkan mengetahui Michael mengencanimu," kata Arzay sambil duduk di sebuah bangku.
"Because Crystal is prettier than me?" tanyaku.
"No dear. Ya maybe yes. But no. That's not what I mean. I mean, I'm shook. Because I don't know who you are," kata Arzaylea. "I'm sorry."
"That's fine," kataku.
Aku berusaha mengabaikan Arzaylea yang mulai meneritakan bagaimana Luke ketika bersamanya, momen-momen yang ia tidak bisa lupakan bersama Luke, dan lain-lain. Aku hanya menimpali seperti, "Oh really?", "Wow", "Yes", ya seperti itulah.
"Mereka merilis single baru untuk sebuah film. Judulnya Girls talk Boys," kata Arzay dan membuatku menoleh ke arahnya.
Aku hanya mengangguk dan berusaha mendengarkan lagu mereka kali ini.
Cause I've been talking to my friends
The way you take away my breath
It's something bigger than myself,
It's something I don't understand, no, no
Michael menatap ke arahku ketika ia dan bandnya menyanyikan bagian itu. Aku merasa terbang.
Apa aku benar-benar mengambil nafas Michael?
Aku hanya menatap Michael yang sesekali melirikku sambil tersenyum. Aku tidak tahu lagi, bagaimana aku jika kehilangan Michael.
Can I stay forever with him?
"Good job guys," kata Ashton ketika mereka selesai dengan latihan mereka.
"Good job baby," kata Arzaylea pada Luke sambil memeluk Luke.
Kemana Michael? Aku mencari sosok Michael dan menemukan Michael berbicara dengan seorang perempuan di ujung sana.
"Where is Michael Y/n?" tanya Arzay sambil menepuk bahuku.
Tahu aku tidak akan menjawab pertanyaannya, ia mengikuti arah pandangku.
"I see. Crystal?"
"What?" tanyaku.
"She is Crystal," kata Arzaylea.
"Kenapa ia datang?" tanyaku.
"Lucu sekali. Ia selalu datang setiap 5SOS latihan. Aku pikir Michael sudah memberi tahumu," kata Arzay lagi.
"Kenapa ia tahu jadwal latihan 5SOS?" tanyaku.
"Because she is your boyfriend's best friend," kata Arzay sebelum ia menepuk bahuku lagi dan berjalan ke arah Luke.
Aku hanya menatap Michael dan Crystal yang berbincang dari arahku berdiri. Apa aku harus mendekati mereka dan mengikuti obrolan mereka seperti teman lama?
Lol. Aku tidak akan melakukannya.
Aku melihat Michael menoleh ke arahku dan tersenyum.
Aku membalas senyumnya dengan terpaksa dan mendekati Michael sambil berharap keputusanku benar.
"Crystal, this is Y/n. Yang ku ceritakan padamu," kata Michael, "Y/n, ini Crystal."
"Y/n," kataku sambil mengajukan tanganku untuk berjabat.
"Crystal," katanya smbil menjabat tanganku.
"Aku rasa aku akan minum sebentar." Michael meninggalkanku dengan Crystal.
"So, apa kau bahagia dengan Michael?" tanya Crystal setelah terjadi hening untuk beberapa saat.
Aku menatapnya. Apa perlunya bertanya seperti itu? Apa dia pikir aku tidak bahagia dengan Michael sampai ia perlu bertanya seperti itu?
"Ya," jawabku.
"Bagsuslah," sahutnya, "aku senang kau bahagia dengan Michael dan Michael bahagia denganmu."
"Apa?" tanyaku tidak mengerti.
"Dia sahabatku. Aku senang ia bahagia," kata Crystal sambil tersenyum sedih.
"Kau menyukainya kan?" tanyaku sambil memperhatikannya.
Ia menatapku terkejut seakan seharusnya aku tidak perlu mengetahui hal itu.
"Kau tahu?" tanyanya.
"Ya," jawabku singkat.
"Ya. Kau benar. Tapi lupakanlah. Kau yang bisa membuatnya bahagia," kata Crystal sambil menepuk bahuku, "aku percaya padamu."
Crystal berjalan menjauh.
Aku pikir Crystal akan menyuruhku meninggalkan Michael karena hanya dia yang bisa membahagiakan Michael. Ternyata aku salah, walau ia memiliki perasaan pada Michael, ia tidak menyuruhku meninggalkan Michael dan mempercayakan lelaki itu padaku.
Aku hanya tersenyum kecut. Pikiranku begitu negative pada siapapun. Crystal adalah teman yang baik untuk Michael. Seharusnya aku tidak perlu khawatir.
Seharusnya.
YOU ARE READING
pretend (MGC)
FanfictionNo matter how much the truth hurts, it's always better than being lied to. ------- Halo! ku kembali write in Bahasa (update tergantung mood)