10

30 1 0
                                    

i want our relationship to be like tom and jerry. no matter how many times we fight, we wont be apart 

-------------

"Y/n," panggil Sean.

Tidak. Aku sudah berjanji pada Michael untuk tidak mendekati Sean lagi.

"Y/n, wait," Sean terus mengejarku.

Aku melangkahkan kakiku semakin cepat. Berharap ia segera berhenti mengejarku.

"Y/n, stop." Aku merasakan sebuah tangan dingin menyentuh lenganku dan memutar badanku. Sial. Mengapa ia bisa lebih cepat.

"No Sean," kataku.

"Apapun yang terjadi padamu, aku tidak mengerti. Mengapa kau menghindariku seminggu ini?" tanya Sean.

Aku hanya diam. Bingung akan menjelaskan dari mana. Apa aku harus bilang kalau Michael tidak ingin aku dekat dengannya?

"Aku tidak menghindarimu," pada akhirnya hanya itu yang bisa aku katakan pada Sean.

"Jelas-jelas kau menghindariku. Apa kau pikir aku bodoh?" tanya Sean sambil mulai merenggangkan cengkramannya pada lenganku.

"Apa maumu, Sean? Kita bahkan tidak pernah bicara sebelumnya. Hanya karena sehari kita berbicara, kau pikir kita menjadi teman? Kau pikir kita dekat?" tanyaku sambil berusaha melepaskan tangan Sean.

Aku menatap Sean dengan sinis dan berjalan menjauh.

"Aku menyukaimu."

Aku berhenti dan melirik Sean. Menyukaiku? Apa dia gila?

"Sejak pertama kau menjadi murid baru di sekolah."

Apa? Tidak. Dia hanya bercanda.

"Aku takut walau hanya untuk menyapa. Dan ketika aku memiliki keberanian, kau sudah menjadi pacar gitaris itu."

Aku bisa mendengar langkah kaki mendekat. Tapi kakiku rasanya tidak bisa bergerak. Rasanya aku akan mati.

"Y/n," Sean membalik badanku.

Aku masih diam tidak bergerak. Tepatnya aku masih mencerna semua yang Sean katakan padaku.

"Let me kiss you," kata Sean sambil menyelipkan rambutku di belakang telingaku.

Tanpa persetujuanku, Sean langsung menciumku. Aku tidak menutup mata seperti yang selama ini aku lakukan pada Michael. Aku melotot. Tidak. Ini tidak benar.

Aku mendorong tubuh Sean berharap ia segera melepaskan bibirnya dari bibirku. Bukannya lepas, Sean malah menggigit bibir bawahku dan membuatku berteriak. Suaraku tidak keluar ketika Sean memasukkan lidahnya.

Sial. Sean kau harus berhe.....

Ciuman Sean berhenti begitu saja. Terjadi begitu cepat. Sean sudah terjatuh ke bawah sambil memegang pipinya yang sudah berdarah.

Michael menonjok Sean. Aku bisa melihat dari mata Michael. Ia marah.

"APA KAU TIDAK MALU MENCIUM PACAR ORANG, HUH?" tanya Michael sambil menendang Sean yang masih tersungkur.

Aku ingin sekali Michael menghabisi Sean. Tapi bagaimana pun, apa yang Michael lakukan tidaklah benar.

"Michael, stop," kataku sambil mencegah Michael melakukan hal yang lebih buruk dari pada ini.

"Aku tidak akan berhenti sampai bajingan ini menyesal," kata Michael sambil terus menendang Sean.

"Hey Mikey, stop," kataku sambil menghalau Michael, "look at me. Stop," kataku.

Michael menatapku dan berhenti melakukan kelakuan hewaninya dengan Sean. Michael terus menatapku dengan marah.

"I can explain it," kataku sambil mengelus pipi Michael berharap amarahnya hilang.

Ia menepis tanganku dan berjalan pergi.

"Michael! Hey!" panggilku.

Namun sayangnya Michael tetap saja pergi berlalu. Meninggalkanku dengan Sean yang sekarang nampak babak belur di habisi Michael.

Bagaimana pun, Sean adalah temanku. Aku membantunya berdiri.

"Sean, I really hate you."

------------

i know ceritanya makin ga jelas hue hue heran deh. 

jangan lupa vomments!

pretend (MGC)Where stories live. Discover now