no one belives in love at the first sight until that special person comes along and steals your heart.
---
"Mama akan jemput tepat waktu," kata Mama ketika aku masih meneliti halaman sekolahku yang baru.
Tidak sama di Indonesia. Mereka terlihat lebih liar. Aku meneliti semua gadis, sexy. Seketika aku melirik pakaianku yang tidak seperti yang lainnya.
"Sayang?" panggil Mama ketika aku tidak meresponnya sama sekali.
"Okey," jawabku akhirnya.
"Mama tahu kamu gugup," kata Mama sambil mengelus rambutku lembut.
"Ya. Ini hari pertamaku sekolah di luar negeri. Aku gak pernah membayangkan sekolah di luar Indonesia," kataku.
"Tapi nanti kamu akan terbiasa. Kamu anaknya supel. Mama yakin kamu bisa dapet teman dengan cepat. Iya kan?" hibur Mama yang tidak work sama sekali padaku.
"I wish. Bye Mam." Aku turun dari mobil dan menghirup udara.
Aku turun dari mobil dan merasa benar-benar gugup. Aku berjalan dengan hati-hati. Berjaga-jaga sewaktu-waktu ada bola yang menimpa wajahku mengingat tidak ada yang normal disini. Mereka semua terlihat liar. Pemandu sorak dengan rok di bawah pantat melirikku seakan, "Look at that bitch" walau aku yakin akan sangat terlihat aneh jika aku menjadi "bitch" seperti Plastic di Mean Girls.
Aku benci menjadi anak baru. Aku harus mulai beradaptasi lagi. Memulai semua di awal. Aku tidak yakin pelajaran yang ku terima akan sama di Indonesia, but yeah, I'm here. Aku harus menerimanya mau tidak mau.
Okey, let's do it.
***
Math?
Good. Jadi anak baru? Bad. Math? Bad. Monday? Bad. Everything is bad. Harus aku akui bahwa hari ini adalah hari tersial dan untuk semester ini, Monday akan jadi hari tersialku.
Aku memasuki kelas Math dan melihat hampir semua bangku sudah terisi. Hanya tersisa dua bangku. Mungkin aku akan duduk di samping perempuan itu.
"Boleh aku duduk?" tanyaku sambil menunjuk bangku sampingnya yang kosong.
Ia melirikku dan tersenyum ramah.
"Sure," jawabnya dengan ceria.
Aku pun duduk dan berusaha membuat topic bicara. Well, aku harus punya teman kan?
"Genie," katanya sambil tersenyum padaku.
"Oh, I'm y/n," jawabku dengan ceria.
"Asian?" tanyanya lagi.
"Yes. Why?"
"Cukup bagus untuk berbicara menggunakan bahasa inggris. Karena kau tahu banyak orang Asia yang tidak terlalu bagus dalam berbahasa inggris. By the way, apa kau dari Jepang?" tanyanya lagi.
"Tidak aku bukan dari Jepang. Aku dari Indonesia," jawabku sambil tersenyum.
"Aku tidak tahu dimana Indonesia itu tapi aku akan mencari tahu," kata Genie.
"That's good," sahutku.
"Okey guys, open your book page 125...."
Dan selanjutnya Genie tidak memulai pembicaraan lagi. Ia sudah tenggelam pada semua penjelasan Mr. Gray. Dan aku harus benar-benar belajar banyak karena materi nya benar-benar berbeda dengan yang ku dapat di Indonesia.

YOU ARE READING
pretend (MGC)
FanfictionNo matter how much the truth hurts, it's always better than being lied to. ------- Halo! ku kembali write in Bahasa (update tergantung mood)