i really hate saying sorry. but when i do, i honestly do mean it
----
Aku terus membolak-balik bukuku. Kepalaku terasa pusing. Michael tidak membalas satu pun pesan yang aku kirimkan. Ia bahkan tidak mengangkat telfonku.
Andai saja tadi aku langsung sigap dan berlari, aku mungkin tidak akan bertengkar lagi seperti ini dengan Michael.
Aku benar-benar bodoh.
"Y/n, ayo makan dulu," kata Mama yang entah kapan sudah ada di ambang pintu kamar.
"Iya," jawabku.
"Lah? Tumben banget di suruh makan lesu. Kenapa kamu?" tanya Mama.
Aku ingin sekali menceritakan pada Mama tentang masalah ini, tapi jika aku bilang Sean menciumku, Mama pasti akan membunuhku.
Mama terlalu Indonesia dan menganggap ciuman sebelum menikah itu hal yang tabu.
"Michael, biasa," jawabku.
"Kamu bertengkar sama pacarmu itu? Pacaran macem apa sih? Bertengkar mulu perasaan," kata Mama dengan tertawa.
"Iiihhh..., Mama tuh jahat banget tau gak," kataku malas.
"Kenapa sih?" tanya Mama setelah ia duduk di kasurku.
Aku memutar kursi belajarku menghadap Mama.
"Ada cowok di kelasku namanya Sean. Dia tadi bilang suka sama aku. Tapi Michael kayak ga terima gitu. Jadi dia marah sekarang. Aku udah minta maaf lewat chat udah aku telfon tapi gaada yang di respon," kataku.
"Kamu kalau ada apa-apa minta maafnya secara langsung lah, Y/n. Kalau gini mah keliatan ga serius," kata Mama.
"Aku udah mau jelasin tapi dianya malah pergi. Gatau ah Ma. Capek," kataku sambil memukul-mukul meja.
"Jelasin waktu dia udah ga emosi. Kamu jelasin waktu dia masih marah. Udah ayo makan dulu." Mama mengacak rambutku sebelum akhirnya keluar.
Ya, Mama benar. Aku harus minta maaf secara langsung kalau aku memang serius untuk minta maaf.
______
this chap is super duper short :((((
YOU ARE READING
pretend (MGC)
FanfictionNo matter how much the truth hurts, it's always better than being lied to. ------- Halo! ku kembali write in Bahasa (update tergantung mood)