This Is How The Story Ends

37 0 1
                                    

no matter how much the truth hurts, it's always better than being lied to

----

"Thanks."

Aku menerima sekotak pizza yang aku beli di toko yang tidak jauh dari apartemen Michael.

Aku mengecek ponselku sebelum keluar toko. Michael masih belum membalas pesanku. Aku harap ia berada di apartemennya malam ini. Kalau memang ia tidak ada, aku akan menunggunya. Aku ingin Michael tahu bahwa aku tidak memiliki niat sama sekali untuk mencium Sean.

Aku menatap jalanan Sydney yang begitu ramai. Langit Sydney tidak lah cerah hari ini. mendung begitu gelap. Rasanya badai akan turun di Sydney. Aku merapatkan jaketku merasakan angin yang begitu kencang menghantam badanku.

Aku harus berjalan sekitar 3 block lagi untuk sampai di apartemen Michael dan selama perjalanan itu, aku tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana aku menjelaskannya pada Michael. Aku tidak tahu bagaimana Michael meresponku nantinya. Aku hanya berharap Michael bisa memaafkanku dan mau mendengarkan penjelasanku.

Aku memasuki gedung apartemen Michael yang bercat putih gading. Di depan gedung apartemen Michael ada sebuah patung yang menurutku begitu aesthetic tapi Michael selalu bilang bahwa keindahan tubuhnya adalah art yang lebih baik daripada patung itu. Aku hanya tertawa setiap kali Michael mendeskripsikan seni adalah keindahan dan tubuhnya adalah keindahan.

Aku berjalan menyusuri lantai 9 yang terlihat sedikit sepi. Hanya beberapa orang yang terihat melintas sepanjang koridor. Aku hanya menunduk kebawah meredam rasa gugup yang ada di dadaku. Seharusnya tidak perlu segugup ini kan ketika berbicara dengan pacar sendiri?

Aku hendak membuka pintu apartemen Michael ketika menyadari pintu itu sedikit terbuka. Syukurlah. Itu artinya Michael berada di dalam. Aku bisa bicara.

Aku membukanya perlahan dan melihat Michael.

Semua yang aku lihat bahkan tidak pernah ada di dalam fantasi terliarku. Tidak pernah ada di dalam mimpi terburukku.

Aku bisa melihat Michael menekan tengkuk orang yang sedang di ciumnya untuk memperdalam ciuman mereka. Aku bisa melihat Michael membalas ciumannya.

Aku merasa jantungku meledak. Meledak menahan kesedihan.

Tanpa sadar aku merasakan air mataku sudah menetes begitu saja dan menjatuhkan pizza panas yang aku bawa. Suara pizza jatuh itu yang membuat mereka berhenti.

"Y/n?"

Aku melangkah mundur. Aku tidak ingin Michael menyentuhku lagi. Mengapa ia mencium orang lain?

"Y/n, listen," suara Michael yang terdengar khawatir sambil langkahnya yang mendekatiku.

Aku tidak ingin kau mendekatiku dan menjelaskan apapun padaku.

Michael berhenti ketika seseorang yang ia cium tadi menarik tangannya.

"You don't love her. Stop lying with those words."

Aku dan Michael serentak menoleh ke asal suara. Wajahnya datar.

"But Calum, I need to..."

"You don't love her, Michael. You love me," kata Calum sambil mendekati Michael dan mengelus pipi Michael lembut.

Michael menoleh ke arah ku yang masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Aku berharap Michael menepis tangan Calum dari pipinya dan menjelaskan padaku.

Tapi aku salah.

"You're right." Michael menatap Calum lembut, "I love you. Not her."

Calum tersenyum dan mulai mencium Michael lagi. Michael mulai membalas ciuman itu lagi. Kembali ke dunia mereka yang baru. Mereka mengabaikanku. Seakan mereka tidak melakukan sesuatu yang menyakitiku.

Aku berlari menjauhi apartemen itu. Aku tidak akan kembali lagi ke tempat terkutuk seperti itu lagi.

Kenapa? Kenapa Michael menyakitiku seperti ini? kenapa ia berbohong? Kenapa ia bilang ia menyukaiku ketika dia menyukai Calum? Kenapa dia tidak bilang kalau dia gay? Kenapa?

Aku seperti orang bingung di kota Sydney yang ramai malam itu. Aku duduk di pinggir trotoar dan menangis sejadi-jadinya.

Seumur hidupku, aku akan membenci mendung.

Karena ia akan mengingatkanku akan cerita cinta pertamaku di kota Sydney.

_____ 

pretend (MGC)Where stories live. Discover now