Hallo aloha...
Langsung next part aja yakk, lagi males ngomong😅
Happy reading love...😘.
.
.
Hari ini, hari pertama masuk sekolah bagi murid-murid Rtuvina Academy. Hailee dan Azura bahkan bangun lebih awal agar tidak terlambat. Hailee baru saja selesai mandi dan segera mengambil seragam di dalam almarinya. Ia memandangi seragamnya sejenak, lalu memakainya. Hailee melihat dirinya dari pantulan cermin didepannya, seragamnya terlihat pas di badannya. Bagian atasan berupa hem polos lengan pendek warna hitam dengan dasi bergaris putih serta dilengkapi sweater berlengan panjang warna abu-abu, sementara bagian bawahan berupa rok selutut warna hitam dengan motif kotak-kotak bergaris putih. Seragam yang cukup elegan. Tak lupa Hailee memakai jubah sebagai sentuhan terakhir. Sempurna."Kau sudah siap Hailee?" Azura datang dengan seragam mirip seperti Hailee.
"Tentu saja. Aku tidak ingin terlambat sarapan hari ini. Kau tahu kan kalau di cafe selalu ramai saat jam makan?!" Mereka berdua melangkah keluar dari kamar menuju cafe.
Di Rtuvina Academy disediakan sebuah cafe yang cukup besar bagi para murid sebagai ruang makan saat jam makan tiba, kecuali jika ada acara khusus biasanya akan dilakukan di aula utama seperti waktu makan malam penyambutan murid tahun pertama. Hailee dan Azura sudah tiba di depan pintu cafe, nampak sepi karena belum ada murid yang berdatangan.
"Sekarang jam 6.15 pagi sepertinya murid yang lainnya akan datang 15 menit lagi." Ujar Azura setelah melihat jam tangannya.
"Sebaiknya kita segera mengambil sarapan sebelum berdesakan dengan murid lain." Jawab Hailee sambil berjalan mengambil nampan untuk diisi menu sarapan pagi ini. Azura mengikuti dari belakang.
Mereka mengambil tempat duduk di dekat jendela yang menghadap langsung ke arah taman samping sekolah. Kata Azura benar, tak selang berapa menit banyak murid berdatangan untuk sarapan dan untunglah mereka datang lebih awal karena tidak perlu berdesakan seperti apa yang barusan Hailee dan Azura lihat. Hailee dapat melihat semua murid dari asrama lain memakai seragam sama sepertinya hanya saja yang membedakan adalah bagian dari warna garis dasi dan rok perempuan, untuk laki-laki mereka memakai celana panjang hitam polos. Namun yang menjadi perhatian Hailee adalah lambang yang tertera didada kiri sweater dari masing-masing asrama, untuk asrama Summerzom berlambang matahari warna hijau, Autumnerfst berlambang daun warna orange, Springbron berlambang pohon warna ungu, sementara dari asrama Hailee-Winterachtig berlambang kristal es warna putih.
***
"Menurutmu apakah hari pertama sekolah akan menyenangkan?" Tanya Azura sambil berjalan menuju ke kelas Ramuan oleh Prof. Westie.
"Entahlah aku tidak begitu yakin." Jawab Hailee malas, ia berjalan disamping kiri Azura dengan earphone terpasang di telinganya. Sepanjang jalan terlihat beberapa murid berlalu-lalang memandangi Hailee dengan berbagai macam ekspresi. Azura yang berada disampingnya merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka.
"Hailee apa kau tidak merasa aneh dengan tatapan mereka?" Mereka sudah sampai di dalam kelas dan mengambil tempat duduk ditengah-tengah. Hailee hanya mengendikkan bahu, melepas earphone-nya dan menyimpannya ke dalam tas serbaguna.
Terlihat semua murid sudah didalam kelas disertai dengan masuknya seorang wanita dengan jubah hitamnya yang melebihi mata kaki hingga menjuntai ke lantai.
"Selamat pagi semua. Perkenalkan nama saya Prof. Westie Payton, kalian bisa memanggilku Prof. Westie. Selama beberapa tahun ke depan aku yang akan mengajari kalian membuat ramuan." Sambutan ramah dari Prof. Westie. Selanjutnya mereka belajar teori dan praktek membuat ramuan penyembuh hingga waktu istirahat tiba.
Setelah istirahat dilanjutkan dengan kelas herbologi dan pengenalan satwa hingga sore hari. Hari yang cukup padat untuk murid tahun pertama. Saat kembali ke asrama, Azura berpisah dengan Hailee karena ingin ke toilet dulu. Hailee berjalan sendirian sambil sesekali bersenandung kecil mengikuti alunan musik dari earphone-nya. Kalau dipikir-pikir kebiasaan Hailee yang satu ini bisa bikin orang lama-lama jadi tuli, tapi anehnya ia justru punya pendengaran yang tajam. Sulit dipercaya. Dibelokkan ke arah asrama Winterachtig terlihat seorang wanita dengan buku yang menggunung di tangannya, ia terlihat kesulitan hingga bukunya berjatuhan di lantai. Hailee berjalan menghampirinya dan membantunya.
"Kau tak apa? Seharusnya kau meminta bantuan orang lain." Kata Hailee sambil memungut buku-buku itu. Wanita itu hanya tersenyum.
"Terima kasih. Aku tidak enak saja meminta bantuan dari teman-temanku."
"Kalau begitu biar aku bantu membawanya." Hailee tersenyum sambil membawa beberapa tumpukan buku di tangannya. "Ngomong-ngomong, ini mau dibawa kemana?" Tanyanya lagi.
"Ke perpustakaan, Prof. Morys menyuruhku mengembalikannya. Oh ya, siapa namamu?" Tanyanya sambil terus berjalan.
"Namaku Hailee D. Anderson. Kau bisa memanggilku Hailee biar kelihatan akrab."
"Namaku Blaire Lewis Hamilton. Senang berkenalan denganmu."
Mereka sudah sampai di perpustakaan dan menaruh buku-buku itu di atas meja petugas perpustakaan.
Bukk...
Tiba-tiba saja ada buku jatuh entah dari mana disebelah kaki Hailee, ia menunduk melihat apa yang barusan jatuh dan mengambilnya. Ternyata sebuah buku bersampul biru tebal yang tampak usang karena kertasnya sudah menguning. Disitu tertera judul buku dengan jelas bertuliskan 'Book of Secret'. Dengan keingintahuan yang tinggi, Hailee membuka buku itu dan mulai membaca daftar isinya.
Daftar isi:
1. Rainbow Crystal
2. Legenda RE
3. RE Mate
4. Kristal Seleksi
5. Kekuatan Kristal
6. ....Hailee baru membacanya sampai sana karena tiba-tiba Blaire mengajaknya kembali ke asrama. Hailee meletakkan buku itu di atas tumpukan buku yang lain dan berjalan keluar menuju asrama. Mereka berpisah dibelokkan antara clan Winterachtig dan clan Springbron.
Saat sampai kamar Azura langsung berceloteh tidak jelas. "Hailee kau dari mana saja? Aku pikir kau tersesat."
"Aku dari perpustakaan." Jawabnya dengan melepas jubah dan menaruhnya di gantungan.
"Ya sudah, sebaiknya kau mandi dulu, bau tau." Ujarnya dengan menutup hidungnya. Hailee memutar bola matanya lalu duduk diranjangnya.
"Kau tau, tadi aku menemukan buku judulnya Book of Secret. Tadi aku sempat membacanya sebentar dan dari daftar isinya aku sulit mengerti karena banyak singkatan-singkatan, kira-kira apa yah isinya?" Tanya Hailee penasaran.
"Kau melihat buku itu?" Hailee mengangguk. "Tapi bagaimana bisa? buku itu sudah hilang beberapa belas tahun yang lalu!" Ujar Azura membulatkan matanya tidak percaya. Hailee tampak serius menanggapi hal ini lalu mengambil tempat duduk disamping Azura.
"Kau serius? Tapi aku baru saja melihatnya jatuh disebelah kakiku. Kau tau dari mana kalau buku itu pernah hilang?"
Yah, apa salahnya Hailee bilang kalau buku itu 'pernah hilang' karena baru saja ia melihatnya. Jujur, Hailee tidak tau apa-apa tentang buku itu dan berbagai macam rahasia yang ada di sekolah sihirnya ini. Bukannya kudet, tapi hidup berdampingan dengan manusia biasa membuat beberapa penyihir menyembunyikan rahasia agar jauh dari ancaman yang dapat mengancam dunia sihir. Karena itu Hailee berada diposisi seperti sekarang, sebagai murid krucil yang tak tahu apa-apa.
.
.
TBC
.
.
.
Thx readers buat yang udah baca, jangan lupa vomment-nya, luurvv you😘#11-06-2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Eyes [ON-HOLD]
FantasyHailee D Anderson, remaja perempuan yang satu ini memang sulit ditebak dan misterius, bahkan ia tidak pernah tau kalau selama ini dialah yang dicari-cari oleh para penyihir sesuai apa yang sudah diramalkan. Namun siapa sangka dibalik keunikannya jus...