Crystal Selection

2.7K 160 1
                                    

Hai-hai everybody...
Gimana kabar kalian? Gue sih pengennya kalian baik-baik aja. Btw, menurut kalian kristal seleksinya bagus nggak?😁 Itu yang ada dimulmed, anggap aja kek gitu Haha...😂 Yaudah mending kita cuss ke part selanjutnya. Happy reading love...😘

.
.
.
Ruangan ini begitu gelap. Dimana ini? Seseorang berdiri disebuah lorong gelap, ia terus berjalan mencari pintu yang bisa ia lewati, namun tak ada seberkas cahaya yang masuk ke dalam ruangan itu hingga ia terus berjalan, perlahan-lahan ia mulai berlari, terus berlari tak tentu arah. Tak lama kemudian ia melihat setitik cahaya di ujung lorong yang ia lewati. Ia berlari menuju cahaya itu yang semakin lama semakin terang, ia berhenti saat sampai di ujung lorong. Seseorang tersenyum kepadanya, ternyata wanita itu tidak sendirian disini.

"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu, Hailee." Ujar seorang wanita yang berada di hadapan Hailee. Wanita ini begitu cantik walaupun kelihatannya sudah berumur 40-an tapi ia masih kelihatan muda. Ia memakai mahkota dengan kristal yang menghiasinya, tak lupa dengan gaun panjangnya yang menjuntai ke lantai dengan sangat indah dan mempesona, rambut panjangnya sama seperti milik Hailee, hanya saja ada sedikit sentuhan warna kelabu.

"Siapa kau? Dari mana kau tahu namaku?" Tanya Hailee waspada.

"Nanti juga kau tau, yang jelas sekarang aku ingin memberitahumu bahwa tugasmu sudah tiba. Kau harus belajar tentang sihir di sekolah barumu. Aku yakin, Kraken pasti tidak akan tinggal diam setelah tau apa yang telah diramalkan sudah datang." Hailee tampak bingung dengan apa yang diucapkan wanita itu. Siapa itu Kraken? Ramalan? Apa maksudnya? Tugas apa? Banyak sekali pertanyaan yang sama sekali tidak ia mengerti.

"Kraken? Siapa Kraken? Dan apa hubungannya denganku?" Tanya Hailee penasaran. Sungguh ia tidak mengerti apa-apa.

"Hailee sebenarnya aku ingin memberitahumu lebih banyak lagi, namun waktu kita tinggal sedikit, mungkin lain waktu kita bicarakan hal ini. Tapi aku yakin kau pasti akan tahu dengan sendirinya karena kau anak yang pintar. Sampai bertemu lagi." Tanpa menunggu jawaban Hailee, wanita itu sudah lenyap seakan hilang terbawa hembusan angin.

Hailee berteriak mencari wanita itu. Ia berlari hingga terdapat asap hitam mengepul dihadapannya yang semakin lama semakin membesar dan menelan Hailee hidup-hidup.

"TIDAAAAKK....!!" Hailee menjerit dengan mata terpejam. Beberapa orang yang menunggu Hailee di ruang kesehatan terkejut. Hailee bangkit dari tidurnya namun matanya masih terpejam, nafasnya tersengal-sengal dan keringat dingin mulai membanjiri pelipisnya.

"Hailee kau tak apa? Minumlah dulu." Azura memberikan segelas air putih kepada Hailee yang terlihat shock. Sedari tadi Azura menemaninya karena ia merasa sangat khawatir dengan teman barunya itu.

Hailee meminum air itu sampai habis. Ia masih belum membuka matanya. "Dimana kacamataku?" Katanya kemudian. Tak ada yang menjawab pertanyaan Hailee. Semua masih terbengong-bengong dengan apa yang barusan Hailee katakan.

"Kenapa kau malah mencari kacamata? Seharusnya kau pikirkan keadaanmu dulu. Mungkin kacamatamu hilang saat kau pingsan tadi." Jawab Azura jengkel. Sebenarnya apa yang ada diotak Hailee? Baru juga siuman.

Hailee tampak tidak peduli dengan omongan Azura, ia menajamkan pendengarannya. Ia yakin kalau kacamatanya tidak hilang melainkan dibawa seseorang. Entah sejak kapan Hailee mempunyai pendengaran yang tajam hingga suara sekecil dan sejauh radius 100 meter bisa ia dengar dengan jelas. Ia bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju ruangan dimana koper semua murid tahun pertama diletakkan.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi. Oh ya, aku tahu diantara kalian pasti ada yang membawa kacamataku hanya saja tak ingin memberikannya padaku. Satu lagi, terima kasih Azura sudah peduli padaku." Setelah itu Hailee berjalan keluar meninggalkan mereka yang berada di ruangan itu dengan tatapan terbengong-bengong. Bagaimana tidak, Hailee berjalan dengan mata tertutup.

"Ms. Willey ikuti dia, aku khawatir wanita itu terbentur atau tersandung sesuatu karena berjalan dengan mata tertutup." Perintah lelaki tua itu. Kalian pasti tau kan, Mr. Amstrong? Yah, itu lelaki tua yang menyuruh Azura.

"Tunggu! Apa salah satu dari kalian ada yang membawa kacamata Hailee? Aku pikir wanita itu sudah gila dengan apa yang barusan dia katakan." Azura memperhatikan 4 orang yang ada dihadapannya. Salah satunya ada seorang lelaki, mungkin ia senior, terlihat meremas jubahnya dengan ekspresi yang aneh. Namun Azura tampak acuh dan pergi mengejar Hailee.

***

Makan malam...
Sekarang aula utama sudah penuh dengan penghuninya. Malam ini makan malam dilakukan di aula utama sebagai sambutan untuk murid baru. Semua murid sudah bergabung sesuai asrama masing-masing, kecuali Hailee yang duduk di atas podium tempat dimana nasibnya ditentukan oleh kristal seleksi. Yah begitulah, gara-gara kejadian tadi siang penentuan asrama Hailee jadi tertunda.

"Mohon perhatiannya." Ujar Prof. Amstrong membuat aula seketika hening. Hailee mendengus kesal. Oh tidak lagi! menjadi pusat perhatian gara-gara orang tua itu. "Disini masih ada salah satu murid yang belum bergabung dengan kalian. Entah dia akan berada di asrama Summerzom, Winterachtig, Autumnerfst, atau bahkan asrama Springbron? Maka dari itu, hanya ada satu jawaban yang menentukan, yaitu kristal seleksi." Lanjut Prof. Amstrong dengan menatap seluruh murid di depannya kemudian beralih ke arah Hailee. "Ayo Ms. Anderson ulurkan tanganmu ke depan." Hailee tampak ragu namun ia tetap mengulurkan tangannya.

Perlahan-lahan bola-bola kristal itu mulai mengeluarkan cahaya dengan warna berbeda-beda. Untuk Summerzom berwarna hijau, Winterachtig berwarna putih, Autumnerfst berwarna orange, dan Springbron berwarna ungu.

Tunggu. Apa yang terjadi? Seharusnya bola kristal itu tidak bercahaya semua!

Semua yang melihat kejadian itu terkagum-kagum karena sebelumnya ini tidak pernah terjadi, kecuali bagi pemilik yang sudah ditentukan oleh ramalan itu. Hailee menatap bola kristal tersebut dengan mata membelalak tentu dari balik kacamata hitamnya, ini sangat indah. Prof. Amstrong juga sama ekspresinya dengan Hailee.

"Ini tidak mungkin." Gumam prof. Amstrong.

"Apa maksud profesor?" Tanya Hailee heran dengan ucapan kepseknya. Tangannya masih menggantung diantara bola-bola kristal itu.

"Ms. Anderson kau harus memilih asramamu sekarang." Semua terkejut mendengar perkataan Prof. Amstrong. Bagaimana Hailee akan memilih? Bukankah kristal seleksi yang harus memilihnya?

"A-apa? Tidak, aku tidak akan memilihnya. Ini sama saja tidak adil. Lagi pula kenapa kristal-kristal ini tidak bekerja padaku?" Sahut Hailee tampak kesal. Kini tangannya turun meremas jubahnya.

"Ms. Anderson kristal itu sudah bekerja dengan mengeluarkan cahayanya. Aku tidak tahu kenapa semua kristal mengeluarkan cahaya." Ujar Prof. Amstrong tampak gelisah.

"Kalau begitu aku akan mencobanya lagi. Bola kristal yang paling bercahaya itulah asrama yang tepat untukku." Jawab Hailee. Kemudian tangannya diulurkan lagi ke arah bola-bola kristal itu.

Cahaya mulai keluar lagi di keempat bola kristal itu. Hingga akhirnya bola kristal untuk asrama Winterachtig berpendar lebih terang dari bola kristal yang lainnya. Tepat, keputusannya Hailee masuk ke asrama Winterachtig.

"Winterachtig." Teriak Prof. Amstrong lantang. Clan Winterachtig bersorak gembira dengan tepuk tangan meriah.

Hailee turun bergabung dengan clan Winterachtig, disana Hailee disambut Azura dan mempersilahkan duduk disampingnya. Ia merasa senang karena Azura satu asrama dengannya. Akhirnya acara makan malam dimulai dengan berbagai hidangan makanan yang beraneka macam dan kelihatannya sangat menggiurkan. Mereka semua menikmati acara makan malam ini hingga selesai. Saat semua selesai mereka langsung kembali ke asrama masing-masing untuk istirahat dan akan melakukan aktifitas belajar keesokan harinya. Hailee pergi ke ruangan kemarin untuk mengambil kopernya, Azura ikut dengannya dan membantu membawakan koper satunya lagi ke asrama Winterachtig khusus perempuan, kali ini keberuntungan Hailee bisa sekamar dengan Azura. Ia sangat bersyukur karena ia dipertemukan dengan orang sebaik Azura. Semoga Azura betah berteman denganku, batin Hailee.
.
.
TBC
.
.
.
Hmm, kelihatannya masih biasa-biasa aja part kali ini😅 sabar yahh para readers, masih proses.
Okeh, thx buat semuanya... Jangan lupa vomment bawelnya😅

#10-06-2017

Rainbow Eyes [ON-HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang