Hello readers...
Ketemu lagi sama gue si author amatiran😅 hari ini gue mau lanjutin cerita RE (Rainbow Eyes). Gimana kalo dikasih singkatan RE biar gampang ingetnya, hehe...
Happy reading guys😘.
.
.
2 hari setelah mimpi...
Hari dimana Hailee pergi menuju ke Rtuvina Academy. Ia sudah bersiap di depan rumah, menunggu ayah dan ibunya keluar sambil mendengarkan musik melalui earphone-nya. Tak selang berapa menit mereka keluar dari dalam rumah dengan membawa kotak kecil berbentuk persegi panjang. Hailee menautkan alisnya saat melihat orang tuanya memandang Hailee dengan cengiran."Ada apa Dad?" Tanya Hailee penasaran.
"Dad punya sesuatu untuk anak perempuan Dad yang akan pergi ke rumah barunya." Hailee mengangkat sebelah alisnya. Rumah baru? Yang benar saja! Ia bahkan tidak yakin kalau ia akan menganggapnya rumah atau malah sebaliknya. Ancaman.
"Sejak kapan Dad bikin rumah di Rtuvina Academy? Bahkan orang-orang tidak pernah tau apa itu Rtuvina Academy." Sahut Hailee malas. Ayahnya terkekeh sambil menyerahkan kotak itu kepada Hailee.
Tanpa pikir panjang Hailee segera membuka kotak itu. Terlihat sebuah tongkat kayu berukirkan namanya dengan gantungan berbentuk mawar berwarna pelangi dibagian pegangannya. Cantik. Baru pertama kalinya Hailee melihat tongkat sihir secantik ini.
"Thanks Dad, Mom. Aku pasti merindukan kalian berdua." Hailee memeluk kedua orang tuanya dan dibalas ayah dan ibunya. Akhirnya mereka masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju Rtuvina Academy.
Setelah perjalanan yang panjang akhirnya mereka tiba di hutan. Hutan? Iya author ulangi, HUTAN. Keluarga Anderson keluar dari mobil memandang hutan lebat dihadapan mereka. Hailee mengerutkan keningnya sambil terus berjalan lurus menembus hutan, hingga akhirnya mereka sampai tepat di depan pohon ek besar.
"Ayo Hailee masuklah. Ini gerbang menuju ke Rtuvina Academy." Ucap ayah Hailee sambil mengarahkan untuk masuk.
"A-apa? Bagaimana aku bisa masuk ke dalam pohon?" Jawab Hailee sedikit menganga. Masuk ke dalam pohon? Yang ada kepala benjol gara-gara kejedot pohon sebesar itu. Tapi ayah Hailee justru tertawa renyah mendengar pertanyaannya.
"Luruskan saja pandanganmu ke depan lalu terobos pohon itu tanpa ragu. Ayo cepatlah sebelum kau terlambat." Sahut ayah Hailee lagi. Sekarang ibunya mengelus bahu Hailee untuk meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja dan tersenyum penuh arti.
Hailee memfokuskan pandangannya ke depan, lalu menerobos masuk ke dalam pohon. Sampailah ia di taman dan diseberang taman terdapat sekolah yang lumayan besar dan kuno namun terkesan mewah. Hailee memandang bangunan itu penuh takjub dan sesekali berdecak. Ia mulai melangkah mendekati bangunan tersebut sambil menyeret 2 koper besar di kanan dan kirinya. Saking takjubnya Hailee tidak memperhatikan jalan hingga seseorang menabraknya.
Bukk...
Ia terjatuh dengan posisi duduk di lantai.
"Hey, kalau jalan lihat-lihat!" Ujar wanita tersebut tidak terima. Tatapannya tajam hingga membuat Hailee merasa terintimidasi. Hailee bangkit membersihkan roknya.
"Aku minta maaf, aku tidak sengaja. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Hailee merasa tidak enak.
"Tidak sengaja?! Mana ada orang sepertimu tidak sengaja. Dasar orang buta. Pantas saja kau tidak bisa melihat jalan hingga menabrak ku." Wanita itu menyeringai merendahkan.
"Aku bukan orang buta!!" Hailee sedikit tersinggung dengan ucapan wanita itu karena menyebutnya buta.
"Lalu kalau bukan buta kenapa pakai kacamata hitam? Lagian hanya orang buta yang memakainya." ujar wanita itu tak kalah sinis dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Eyes [ON-HOLD]
خيال (فانتازيا)Hailee D Anderson, remaja perempuan yang satu ini memang sulit ditebak dan misterius, bahkan ia tidak pernah tau kalau selama ini dialah yang dicari-cari oleh para penyihir sesuai apa yang sudah diramalkan. Namun siapa sangka dibalik keunikannya jus...