Assalamualaikum guys...
Hari ini dingin bgt guys, soalnya disini hujan. But, nope gua suka hujan lebih tepatnya pencinta hujan, apalagi main hujan-hujanan. Serasa kayak difilm Bollywood😂 okeh lupakan!
Happy reading guys😘.
.
.
"Permisi, boleh kami duduk disini? Tempat lainnya sudah penuh." Hailee dan Azura mendongakkan kepalanya menatap si empunya suara.Seperti biasa Hailee dan Azura sarapan lebih awal dan selalu menempatkan diri duduk didekat jendela. Sudah beberapa minggu mereka menghabiskan waktu makan hanya berdua. Kalian bingung kan, bangku dan meja seluas itu hanya diduduki 2 makhluk tersisih dari sekolah segede ini? Author sendiri juga bingung. Baru kali ini ada seseorang yang mau duduk bersama dengan mereka. Azura tersenyum.
"Grace, Andrean! dan...?" Azura mengangkat sebelah alisnya. Ia tidak kenal dengan lelaki yang berada disebelah Andrean.
"Calvin Floyd Garret dari clan Autumnerfst sama seperti Grace dan Andrean." Sahut Calvin memperkenalkan dirinya.
"Dan Calvin senang berkenalan denganmu, oke duduklah." Azura mempersilahkan mereka duduk, sementara Hailee hanya tersenyum tak banyak bicara dan melanjutkan makannya.
"Kau Hailee Anderson kan?" Tanya Grace disela kegiatan mengunyahnya.
"Iya aku Hailee. Dari mana kau tahu?" Jawabannya setelah berhasil menelan sandwich kejunya.
"Hampir semua orang tau kau karena kau terlalu mencolok... Juga sedikit aneh." Grace terkekeh diikuti Azura yang mencoba menahan tawanya.
Hailee memutar bola matanya. "Terima kasih atas pujiannya."
"Ngomong-ngomong, kenapa kau selalu memakai kacamata? Dan earphone-mu itu, bukannya disini tidak diperbolehkan membawa barang seperti itu?" Andrean-kakak Grace ikut bicara. Ia menatap Hailee setengah curiga.
"Oh masalah ini." Ia menunjuk earphone-nya. "Aku menyelundupkannya. Dan jika kau bertanya kenapa aku selalu pakai kacamata, itu privasi." Jawab Hailee enteng dan mencomot sandwichnya yang hampir habis.
"Mudah sekali kau mengatakan hal itu, aku curiga apa jangan-jangan kau yang menyeludupkan Rudolf ke sekolah ini?!" Sahut Andrean dengan nada bercanda namun dianggap serius oleh beberapa orang yang duduk di meja itu.
"Kau mencurigaiku?" Tanya Hailee sedikit tersinggung.
"Tapi kalau dipikir-pikir bagaimana Rudolf bisa masuk sini sementara sekolah ini sudah dilindungi dengan sihir proteksi. Bukannya itu hal yang mustahil?!" Kini Calvin ikut nimbrung.
"Jadi menurutmu ada yang bersekongkol dengan maniak tanpa jiwa itu untuk memasukkan Rudolf saat acara siang itu?" Sahut Grace dengan dahi yang berkerut. Calvin mengangguk tegas.
"Tapi jika kalian mencurigai Hailee, kalian salah besar! Kalian lihat sendiri kan kalau Hailee yang mengalahkan Rudolf." Azura membela Hailee. Ia tidak terima jika temannya dituduh seenak jidat.
Hailee senang karena Azura membelanya, tapi mood-nya sudah rusak karena pertanyaan dari Andrean. Menyebalkan sekali orang ini, baru juga kenal beberapa menit yang lalu, batin Hailee. Hailee diam memalingkan wajahnya ke arah luar jendela, ia mencoba meredam emosinya karena mereka terus-menerus membahas Rudolf yang membuatnya seperti dipojokkan.
"Hey, kenapa kalian seserius ini, aku tadi cuma bercanda, sudahlah lupakan saja." Andrean mencoba mencairkan suasana karena dia merasa tidak enak dengan perubahan wajah Hailee.
"Kau bilang bercanda? Keterlaluan." Gerutu Hailee tak suka.
"Mungkin sebaiknya kita selidiki masalah ini daripada menuduh orang sembarangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Eyes [ON-HOLD]
FantasíaHailee D Anderson, remaja perempuan yang satu ini memang sulit ditebak dan misterius, bahkan ia tidak pernah tau kalau selama ini dialah yang dicari-cari oleh para penyihir sesuai apa yang sudah diramalkan. Namun siapa sangka dibalik keunikannya jus...