Summer; 01

6K 478 5
                                    

Eunha menarik dengan paksa kopernya, gadis itu benar-benar sebal. Lihat saja, teman-temannya pergi berlibur tanpa mengajaknya. Dan disinilah Eunha sekarang, menyusun liburan musim panasnya sendiri di Pantai yang sepi di Busan.

Gadis itu memilih home stay, bukan villa atau hotel. Karena menurutnya home stay lebih menyenangkan, karena ia tidak akan kesepian, di home stay ia akan bertemu keluarga baru pemilik rumahnya, dan Eunha sudah pernah berkunjung sekali ke rumah yang akan di jadikan home stay-nya selama liburan. Sekali datang Eunha langsung menyukai pemilik rumahnya, bibi Jeon.

Ibu dua anak itu ramah, dan ia juga menyukai Eunha. Karena kedua anaknya bibi Jeon laki-laki. Eunha belum sempat bertemu dengan kedua anak bibi Jeon, dan ia juga tidak peduli soal itu.

Setelah jalan menyusuri gang yang hanya bisa di masuki oleh kendaraan roda dua saja, Eunha sampai di pekarangan rumah bibi Jeon.

Seorang pemuda, kira-kira seumuran dengannya baru saja menutup pagar rumah bibi Jeon. Ia melirik pada Eunha sekilas, sebelum melangkah meninggalkan Eunha yang masih diam ditempatnya.

Pemuda yang kini berjalan santai dengan kedua tangan berada dalam saku celana pendeknya itu terlihat tampan, sangat tampan untuk ukuran pemuda desa, bahkan dia lebih terlihat seperti seorang anggota boyband yang sedang di gandrungi para gadis kota, termasuk teman-temannya yang menyebalkan, yang meninggalkannya pergi liburan keluar negri sekalian menonton konser boyband yang akan dilaksanakan disana. Mengingat hal itu membuat Eunha kembali sebal.

Gadis itu menghentakan kakinya sebal. Sebelum membuka gerbang dan menyeret serta kopernya memasukin kediaman bibi Jeon. Baru juga ia hendak mengetuk pintu, tapi pintu itu terbuka lebih dulu.

Seorang pemuda yang lebih dewasa yang kali ini keluar dari rumah bibi Jeon. Wajahnya tak kalah tampan dari pemuda sebelumnya, hanya pemuda ini lebih terlihat jutek, membuat Eunha enggan untuk menyapa lebih dulu.

"Kau pasti Eunha." Tanya pemuda itu, sembari tersenyum, membuat mata sipit segarisnya semakin tak terlihat. Eunha mengangguk pelan.

"Aku Wonwoo. Anak pemilik rumah ini. Kebetulan ibu sedang pergi ke pasar, kalau kau ingin istirahat masuklah, kau sudah tau dimana kamarmu, bukan?" Eunha mengangguk pasti.

"Bagus. Kalau begitu masuklah. Aku ada urusan di kedai. Aku pamit." Kata pemuda itu sembari melangkah pergi.

Eunha menghempaskan nafasnya berat, Eunha kira pemuda tadi akan bersikap lebih jutek, karena wajahnya sedikit menyeramkan untuk Eunha, tapi nyatanya si jutek bahkan lebih baik dari pemuda tampan yang bahkan menyapa Eunha saja tidak.

Koper besar Eunha berhasil diangkut sampai pertengahan tangga, itupun dengan susah payah Eunha membawa koper besar itu satu demi satu anak tangga.

"Eunha... Kenapa kau tidak bilang akan datang pagi ini? Bibi kira kau akan sampai sore nanti." Kata bibi Jeon saat memasuki rumahnya, dan melihat Eunha kepayahan mengangkut kopernya.

Bibi Jeon menepuk pundak pemuda tampan yang tadi Eunha temui, "Kenapa kau diam saja Jungkook, ayo bantu Eunha memindahkan koper ke kamarnya." Kata bibi Jeon pada pemuda bernama Jungkook itu. Membuat pemuda itu menurunkan plastik belanjaan yang sedang di bawanya.

Ia mengambil alih koper Eunha, tanpa bicara sepatah katapun. Membuat Eunha diam tak bergerak dari tempatnya, Jungkook mencondongkan tubuhnya, hingga jarak wajahnya dan Eunha semakin dekat. Membuat Eunha semakin gugup.

"Awas, atau kau ingin sekalian ku angkut?" Kata pemuda itu dingin, Eunha buru-buru menyingkir memberikan jalan agar Jungkook dan kopernya bisa lewat. Ia mengekor di belakang pemuda itu.

"Terima kasih." Ucap Eunha pelan, saat kopernya berhasil masuk kamar inapnya. Jungkook tak menjawab, pemuda itu memilih berbalik dan meninggalkan Eunha, membuat gadis itu mengumpat sebal.

"Menyebalkan." Katanya pelan dan hati-hati, tapi Jungkook masih bisa mendengarnya, untuk sekedar berbalik dan menatap Eunha dengan tatapan tajam. Membuat gadis itu semakin menciut.

Setelah Jungkook keluar, dan Eunha menutup pintu kamarnya, ia tak langsung mengeluarkan barang-barangnya dari dalam koper, gadis itu lebih memilih merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk yang sudah disediakan bibi Jeon.

"Ah, aku bahkan tak tahu harus memulai dari mana." Keluh gadis itu, karena tak tahu harus memulai liburannya ke mana.

Alunan piano It's your day milik Yiruma menggema dari handphone Eunha, membuat gadis itu mengulurkan tangannya, meraih benda persegi itu.

Sujeong calling...

Eunha langsung menghempaskan nafasnya malas, sebelum menerima panggilan dari Sujeong.

"Ya hallo Sujeong, ada apa?" Tanya Eunha, dengan suara sok ceria, dan itu hanya di buat-buat agar teman-temannya disana tahu bahwa Eunha baik-baik saja, walaupun memang dia baik-baik saja, sih.

'Sedang apa kau? Ku dengar kau pergi berlibur ke pantai, Ha?' Tanya Sujeong penasaran.

"Tentu saja, aku baru saja sampai di tempat liburanku." Jawab Eunha sembari membuka jendela kamarnya, membiarkan angin musim panas menerpa wajahnya.

'Bagaimana disana?'

"Sudah ku bilang aku baru sampai, Sujeong. Dan kau harus tahu. Anak bibi pemilik home stay nya sangat tampan. Namanya Jungkook, dia begitu menggemaskan, tapi sedikit aneh dan sangat jutek." Eunha terkekeh pelan.

'Astaga, benarkah?'

"Tentu saja, dia itu tampan. Tapi ya begitu, dia terlalu cuek aku sebal padanya."

'Oh baiklah, aku akan menelfonmu lagi, aku Yuju, dan Rosie akan pergi ke taman hiburan. Semoga kau menikmati liburanmu, Jung Eunha." Kata Sujeong sebelum menutup sambungannya.

Entah untuk keberapa kalinya hati ini Eunha menghela nafas dengan keras, bosan kembali menyelimuti gadis itu. dan membuat ia akhirnya memilih untuk menemui bibi Jeon saja, siapa tahu ada yang bisa ia bantu dan kerjakan.

Baru saja ia melangkah keluar dari pintu kamarnya, wajah cantiknya berubah pucat pasi. Saat melihat siapa yang juga baru saja keluar dari kamar yang ada disamping kamar tidur Eunha.

Seperti pertemuan mereka di halaman rumah bibi Jeon, pemuda bernama Jungkook itu tidak berbicara sepatah katapun, hanya melihat Eunha sekilas lalu melangkah pergi meninggalkan Eunha, menuruni tangga rumahnya.

"Ibu maafkan aku jika aku banyak salah, sepertinya sebentar lagi aku akan mati."

Umpat Eunha, tanpa sadar lagi-lagi Jungkook dapat mendengarnya. Membuat sebuah senyuman tersungging di wajah tampannya.

Eunha buru-buru menyingkirkan kemungkin paling memalukan, salah satunya bisa saja Jungkook mendengar percakapannya dengan Sujeong.

Matilah Eunha kali ini.

❥ Summer - Eunkook 🐰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang