.
.
..
.
Hyekyo sibuk mengamati Chanyeol yang bercengkrama memangku anaknya sembari memakan potongan Cheese cake dengan boneka rilakkuma besar berada disamping. Keduanya memutuskan duduk santai diruang tamu begitu mengetahui Ryeowook telah selesai membuat cheese cake. Siapa lagi jika bukan anaknya yang begitu semangat menikmati kue berbalut krim putih dengan tatanan strawberry diatasnya.
Semakin lama ia bertemu Chanyeol, ia menyadari jika pesona anak muda itu sungguh tak bisa diabaikan. Tubuh tinggi semampai dengan proporsi yang pas, entah mendapat ide dari man, ia mendadak menginginkan remaja itu menjadi model rancangannya."Chanyeol-ah, apakah kau mau jadi model?"
Reflek kedua anak laki-laki itu menatap Hyekyo bersamaan. Baekhyun yang memiringkan kepalanya seolah bingung dan Chanyeol yang mengernyit penuh pemikiran. Ia meletakkan piring kecil yang telah kosong ke meja.
"Terima kasih tawarannya eomonim, tapi saya ingin fokus pada cita-cita saya yang ingin menjadi doktor," tolak Chanyeol sehalus mungkin dengan memamerkan senyum iklan pasta giginya.
Sudahku duga. Selalu saja alasan itu. Hyekyo berdecih pelan. Jawaban Chanyeol sama persis dengan apa yang sudah ia tebak. Anak Shinhye itu memang pada dasarnya tak dapat di paksa. "Padahal aku sedang sangat membutuhkan model remaja," ujar Hyekyo lemas. Sebenarnya itu semua hanyalah akting belaka agar Chanyeol menyetujui idenya. Sayang jika tumbuh proposional ditambah wajah tampan dianggurkan begitu saja.
Merasa tak enak hati, otak pintar Chanyeol mendapat sebuah ide yang cepat. "Bolehkah saya merekomendasikan teman saya, Eommonim?"
Dong!
Gong imajiner menggema tepat di telinga Hyekyo. Wanita itu menarik garis bibit tipisnya dengan terpaksa, "I-iya, tak masalah. Tidak apa-apa. Asal anak itu tinggi dan mempunyai wajah menjual." Ia menghela napas, ternyata calon menantunya itu tak peka. Banyak model yang mengantre ingin ia jadikan model, namu calon menantunya itu ada saja alasan. Malah ingin menawarkan pada temannya pula. Ternyata Chanyeol polos juga.
Tak tahu dengan situasi yang sebenarnya, Chanyeol tersenyum lebar, "Tentu saja eommonim, teman saya itu tampan-tampan!" ia terbahak mengakhiri pujian untuk temannya itu.
Disisi lain Baekhyun mengernyit mengingat siapa saja teman yang Chanyeol punya. Apakah Pikachu hyung? Kira-kira siapa? Lelah dengan pikirannya sendiri, ia pun menguap lalu menempelkan mundur bersandar pada Chanyeol.
"Aigoo, manjanya anakku yang satu itu."
"Eomma~ Baekhyunnie mengantuuuk~"
Chanyeol mengelus pipi Baekhyun yang menggembung.
"Sana tidur di kamarmu, dan Chanyeol-ah terima kasih sudah menjaga anak bandel itu hari ini. Kau lebih baik pulang saja."
"Eh eh eh? Mengapa eomma menyuruh Chanyeol hyung pulaaaaang? Chanyeol hyung kan menginap disiniiii, iya kan hyung~?" seketika Baekhyun langsung bangun.
Kesusahan meneguk ludahnya, Chanyeol mencoba mengalihkan perhatiannya dari wajah merajuk Baekhyun yang sangat menggemaskan kurang dari 20 cm dari wajahnya.
"Chanyeol bukan baby sittermu, Baekhyun-ah."
Baekhyun semakin menekuk wajahnya, "Tapi- tapi- tapi eomma ... besokkan masih libur—
"Eomma aku pamit pergi keluar sebentar membeli perlengkapan untuk besok."
Baekhyun menghentikan ucapannya karena Baekbeom tiba-tiba muncul dan menyerobot pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERHAPS LOVE [CHANBAEK]✔
FanfictionDengan bermodalkan nekat dan percaya diri tinggi, Byun Baekhyun seorang anak SD kelas enam giat mengejar perhatian seorang laki-laki bak pangeran di negeri dongeng yang lima tahun lebih tua darinya. Akankah cinta yang ia rasakan berakhir bahagia hi...