.
.
.
"Jongin! Chanyeol hyung kemana?"
Jongin yang baru saja sampai di aula tempat pertandingan akan dimulai langsung menatap malas Sehun yang bertanya dengan sewot kepadanya. "Tak tahu. Kau kan bisa menelponnya. Lagi pula aku bukan pengasuhnya." Ia tertawa sinis saat mendengar geraman kemarahan dari lawan bicaranya.
"Jika aku dari tadi diizinkan memegang ponsel sudah aku telepon Chanyeol hyung dari tadi, bodoh. Untuk apa pula kau menonton pertandingan ini. Aku tak mengharapkan kau ada disini."
"Kau pikir aku kesini untuk menontonmu? Aku kesini karena Minho! Menonton sahabatku! Bukan kau cecunguk ke- augh!!" Jongin langsung berteriak merasakan cubitan kecil dilengannya. Ia lalu menatap sinis kearah sepupunya yang memaksa mengikutkan diri bersamanya.
"Hyung!" Luhan cemberut menatap Jongin yang kasar pada laki-laki putih yang tampan dihadapannya.
"Kau itu apa-apaan sih!" Jongin yang dari tadi memang emosi malah membentak sosok mungil yang tidak bersalah itu.
"Jangan kasar pada anak kecil."
Jongin langsung melirik kaget kearah Sehun, "Ada angin apa kau jadi cinta perdamaian?"
Sehun mengabaikan sindiran Jongin. Ia menatap lekat kearah Luhan. Sepertinya ia pernah melihat sosok mungil itu tapi entah dimana.
Luhan yang dipandangi Sehun dengan tajam hanya mengerjap. Ia tak takut. Dalam hatinya penuh pujian kekaguman terhadap laki-laki yang memandangnya saat ini. "Kenapa hyung menatapku begitu?" Luhan tersenyum, anak itu menangkup pipinya dengan terlapak tangan penuhnya memasang ekspresi imut menatap Sehun yang lebih tinggi daripadanya. "Aku cantik, ya?"
Jongin langsung tertawa keras dengan kencangnya.
Kini giliran Sehun yang terkejut dengan perkataan anak kecil yang terlalu percaya diri dihadapannya. Tanpa babibu, Sehun berbalik meninggalkan kedua orang pengganggu. Pengganggu dengan tingkat level yang berbeda.
.
OoooO
.
Chanyeol sampai di sekolahnya tepat babak kedua pertandingan. Dari parkiran mobil ia berlari kencang dengan Baekhyun yang berada digendongannya memekik senang karena merasa geli tubuhnya terguncang-guncang. Tadi pagi kejadian dua minggu lalu terulang kembali dimana Baekhyun memaksanya kembali tertidur dan berusaha mengambil fotonya. Kecuali kejadian mengenaskan –Chanyeol mimisan- itu tak terulang. Baekhyun berhasil memotret Chanyeol yang –dipaksa- tertidur dengan lancar. Saking lancarnya Chanyeol sampai lupa waktu. Jadilah saat ini ia terlambat. Napas Chanyeol terasa habis saat ia sampai di tempat duduk yang sengaja Jongin sisakan untuknya. Walaupun ini hanya pertandingan pemanasan, tapi jangan meragukan banyaknya peminat yang menonton. Tak ada tempat duduk lain yang tersisa.
"Parah kau, Yeol. Bisa terlambat seperti inil! Si jutek tadi menca-."
"Baekhyun?!"
Jongin langsung melirik tajam kearah makhluk mungil sebelahnya kanannya. Mengapa sepupunya itu gemar sekali memotong pembicaraannya?
Baekhyun yang tadinya masih memeluk erat leher Chanyeol. Kini bersemangat melambaikan tangan menyapa temannya, "Luhaaeen!" Chanyeol menurunkan Baekhyun dari gendongannya membiarkan Baekhyun bercengkrama dengan Luhan. Tak lupa ia juga mengusap pucuk kepala Luhan sebagai ucapan salam dan dibalas dengan senyum cantik oleh anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERHAPS LOVE [CHANBAEK]✔
Fiksi PenggemarDengan bermodalkan nekat dan percaya diri tinggi, Byun Baekhyun seorang anak SD kelas enam giat mengejar perhatian seorang laki-laki bak pangeran di negeri dongeng yang lima tahun lebih tua darinya. Akankah cinta yang ia rasakan berakhir bahagia hi...