Part 20: Problem

4.8K 672 15
                                    


"Baekhyun tak mau turun?" Joongki bertanya pada istrinya yang tengah berjalan mendekatinya. Pria paruh baya itu tengah duduk tenang menikmati malam malamnya, tapi pikirannya terus tertuju pada putra bungsunya yang dari tadi siang tak kunjung keluar dari kamar. Sewaktu ia dan istrinya tiba di rumah, yang menyapanya hanya Luhan sedangkan putranya sendiri sedang tidur dan kata teman sepermainan putranya itu, putranya baru marahan dengan Chanyeol. "Apa yang kubilang? Anakku tak cocok dengannya!"

Hyekyo yang baru saja duduk di kursi meja makan langsung menyipitkan mata menatap suaminya. "Bukankah kau yang merencanakan perjodohan?"

"Aku tak tahu jika anaknya Raewon itu Chanyeol. Seharusnya sejak awal aku tak mengusulkan ide perjodohan itu." Joongki bedecak.

"Diam dan jangan menjilat ludahmu sendiri. Aku sedang lapar dan tak ingin bertengkar, habiskan makananmu."

Joongki menelan makanannya yang sudah dikunyahnya dengan susah payah agar terdorong masuk ke kerongkongan saat merasakan tajamnya tatapan istri tercintanya. Ia berusa kembali memfokuskan diri pada piring di hadapannya dan makan dengan tenang. Malam ini ada giliran ia mendapat 'jatah', ia tak ingin membuat marah istrinya dan hilanglah kesempatannya bermesraan dengan istri cantiknya.

Hyekyo berdeman dan itu menarik perhatian Joongki untuk melirik istrinya. Apakah istinya ingin berbicara padanya? Untuk meminta maaf mungkin.

"Ryeowook-ah, tolong ambilkan beberapa bungkus roti, snack dan susu lalu antarkan ke kamar Baekhyun. Letakan saja di nakas dekat tempat tidurnya." Hyekyo tersenyum menatap Ryeowook yang sedang berada di dapur terbuka tepat di sebelah meja makan.

Ryeowook mengangguk dan dengan segera menyiapkan nampan lalu memenuhi nampan kosongnya dengan pesanan Nyonya besarnya.

Joongki menghela napas menyadari jika harapannya palsu. Ia kembali menghabiskan makan malamnya tapi suara menjelegar dari arah pintu masuk mengejutkannya.

"Hai semua! Aku pulang~ Apa kalian merindukanku~?"

.

.




Shinhye memperhatikan anaknya yang terlihat murung di seberang tempatnya duduk menikmati sarapan. Anak laki-laki yang biasanya rajin mengeluarkan candaan itu nampak tak begitu semangat pagi ini.

"Eomma, aku sudah selesai. Aku pamit sekolah dulu."

Shinhye dan Raewon saling menoleh dan berpadangan.

"Kau tak menghabiskan sarapanmu?" Raewon bertanya.

"Aku sudah kenyang, Appa." Chanyeol menjawab dengan lesu.

"Semalam Hyekyo menelponku," ucapan Shinhye sukses membuat perhatian Chanyeol terpusat kearahnya, "Kau bertengkar dengan Baekhyunnie? Baekhyunnie sampai tak makan malam dan mengurung diri dikamar." Shinhye memincingkan mata menatap anaknya dengan curiga.

"Benarkah itu, Eomma?" bola mata Chanyeol melebar.

"Kau itu sebagai pria sejati harus memberi banyak perhatian. Appa tahu jika ini pengalaman pertamamu berpacaran, baru seminggu saja kalian sudah bertengkar. Joongki pasti kecewa padamu."

Mendengar nama ayah Baekhyun membuat bulu kuduk Chanyeol berdiri. Sebuah keberuntungan saat ia kemarin mengantar Baekhyun pulang dan tak bertemu dengan ayah Baekhyun, tapi ia merasa dirinya pengecut jika ia terus saja menghindar. "Maafkan aku, Appa." Chanyeol menundukan kepalanya.

"Eomma berharap sepulang sekolah kamu mengunjungi rumah Baekhyun dan menyelesaikan masalah kalian. Baekhyun itu masih kecil, Chanyeol-ah. Baekhyun masih membutuhkan bimbingan dan Eomma ingin kau lebih memahami dirinya. Jika permasalahan tak bisa diselesaikan sehingga kau putus deng-"

"Aku masih berpacaran dengan Baekhyun, Eomma! Kami belum putus!" dengan cepat Chanyeol memotong ucapan ibunya dan membuat wanita itu tersenyum. "Aku berjanji saat pulang kerumah nanti, Baekhyun sudah tak marah kembali padaku."

Raewon dan Shinhye tersenyum bangga melihat kilat optimis dari pandangan mata putranya.

.

OoooO

.

"Baek, ayo sarapan." Hyekyo yang tengah duduk ditepi ranjang anaknya dengan tangannya mengelus penuh kasih rambut halus anaknya. Sayangnya, Baekhyun menggeleng dengan tetap memeluk erat boneka pikachu-nya dan menguburkan wajahnya pada kepala boneka kesayangannya itu.

"Kenapa setiap hari senin kau itu terus saja membolos sekolah. Ayo cepat cuci muka dan turun ke bawah, sayang."

Tak ada jawaban lagi. Hyekyo menghela napas, ia harus mencari pembicaraan agar anaknya tertarik.

"Kau marah dengan Chanyeol?"

"Iya! Aku benci Chanyeol hyung. Chanyeol hyung jahat tak mempercayai perkataanku." Adu Baekhyun dengan tetap mempertahankan posisi tidur membelakangi Hyekyo. "Aku tak mau bertemu Chanyeol hyung."

"Hmm... jadi kau putus dengan Chanyeol, ya?" mengingat sepertinya kemarin minggu anaknya bertengkar dengan pacar pertamanya, tak salahkan bagi seorang ibu menanyakan hubungan asmara putra bungsunya.

"Putus?" Baekhyun langsung berbalik badan menatap ibunya. Dahinya mengernyit kebingungan.

"Itu..." Hyekyo memutar otaknya merangkai kata yang dapat dimengerti otak polos anaknya "Prince Charming dan Princess Baekkie sudah tak saling mencintai lagi kemudian mereka berpisah." Ketika mengakhiri ucapannya Hyekyo berjengit melihat anaknya dengan sigap telah duduk dengan mata sayunya terlihat sudah siap mengeluarkan air mata dan-

"Prince Charming dan Princess Baekkie masih saling mencintai dan mereka hidup bahagia selamanya hiks."

Anaknya merengek dengan dongeng rekaannya sendiri. Hyekyo menutup mata, ibu jari dan telunjuknya bergerak memijit dahinya, mengingat dulu dia nyidam apa sampai dia mempunyai anak yang begitu... hmm menggemaskan? -lebih tepatnya merepotkan.

"Bukankah Princess Baekkie tadi bilang membenci Prince Charming? Bahkan Princess Baekkie tidak mau bertemu dengan Prince Charming."

"Princess Baekkie mau bertemu Prince Charming huwee. Aku mau bertemu Chanyeol hyuuuung, Eommaaaa."

Kali ini Hyekyo menghela napas lega. Sepertinya anaknya sudah bisa berbaikan dengan Chanyeo. Setidaknya Baekhyun tidak merajuk la-

"Eomma ayo sekarang kerumah Chanyeol hyuuuung."

Hyekyo menghapus kalimat terakhirnya tadi. Anak bungsunya kembali merajuk dengan mengelurkan aegyo.

"Eomaaa ayo ki-" Baekhyun menghentikan ucapannya saat ibunya begitu cepat berganti ekpresi dan menatap datar kearahnya. Ini gawat. Sepertinya batas kesabaran ibunya sudah mencapai batas.

"Eomma tadi menyuruhmu untuk apa?"

Baekhyun meneguk ludahnya dengan paksa, "Ma....kan?"

"Cepat turun kebawah dan sarapan. Dari minggu kemarin setiap hari senin kau selalu saja tak berangkat sekolah, untung saja nilai ujianmu kemarin bagus. Chanyeol juga seharusnya sekarang sudah ada di sekolah tidak sepertimu dasar anak manja yang hobi membolos dan merengek. Eomma sibuk minggu depan ada pagelaran fashion show dan kau semakin membuat Eomma pusing saja. Kemari kau biar Eomma jewer telingamu." Hyekyo bersiap mengulurkan tangannya meraih telinga Baekhyun. Ia berusaha menahan tawa melihat anaknya merangkak mundur turun dari ranjang yang berlawanan dari tempatnya duduk. Baekhyun langsung berlari keluar kamar sambil menutupi kedua telinganya dengan telapak tangannya sambil berteriak.

"Appaaa! Eomma ingin menjewer telinga Baekkie! Appaa tolooong Baekkieee!"

Suara Baekhyun yang kencang menjelegar diseluruh penjuru rumah. Hyekyo yang masih dikamar Baekhyun yang bertema mermaid itu tertawa terbahak-bahak dengan tingkah anaknya, tapi beberapa saat kemuadian terhenti saat mengingat sesuatu, "Yak! Byun Baekhyun! Cuci muka dan sikat gigi dulu sebelum sarapan!."

.

.

====================

TBC

PERHAPS LOVE [CHANBAEK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang