Part 22

4.5K 661 22
                                    

.

OoooO

.

Chanyeol menghentikan laju mobilnya di tepi jalan tepat di samping jajaran pertokoan. Ia bingung membeli bingkisan apa untuk Baekhyun. Ya, anggap saja sebagai bingkisan bujuk rayu agar Baekhyun mau memaafkannya.

Ia menghempaskan punggungnya pada sandaran jok yang empuk. Bola matanya menyusuri pertokoan pinggir jalan, fokusnya berhenti menatap dua sosok laki-laki yang berbeda tinggi badan mencolok berdiri didepan toko ice cream dan ia yakin salah satu laki-laki itu adalah sosok yang sangat Chanyeol kenal. Laki-laki mungil yang masih marah padanya sedang menghentak-hentakan kakinya dan terlihat seperti merengek dan hampir akan menangis. Ia buru-buru keluar dari mobil dan berlari kearah kedua sosok itu. Saat tiba dihadapan sosok laki-laki yang lebih tinggi, Chanyeol langsung mencengkeram kerahnya laki-laki itu dan mendorongnya laki-laki yang lebih tinggi itu lalu menarik laki-laki yang lebih mungil dalam pelukannya.

"Baekhyun-ah, kau tak apa? Kau tak terluka, kan?" Chanyeol meneliti seluruh tubuh Baekhyun dengan cermat.

"Yak! Apa-apaan kau!"

Orang yang didorong Chanyeol tadi balas mendorongnya. Keduanya kini saling menatap dengan tajam saling mencengkeram kerah pakaian masing-masing.

"Chanyeol hyung!! Baekbeom hyung! Hentikan!"

Keduanya bersamaan menoleh menatap Baekhyun, "Kau mengenalnya?" keduanya mengucap kalimat tanya yang sama.

Baekhyun menelusupkan tubuh mungilnya diantara keduanya, membuat mereka saling melepaskan cengkeraman. Anak mungil itu malah dengan semangatnya memeluk tubuh jangkung Chanyeol membuat cengkramannya terlepas dan lebih memilih balas memeluk Baekhyun , "Hyung, maafkan aku. Chanyeol hyung dan Baekhyunnie tak boleh putus, ya?" lalu mendongakan wajahnya menumpu dagunya pada dada bidang Chanyeol dan memandang Chanyeol dengan wajah penuh harapan.

"Siapa yang putus?" Chanyeol kebingungan.

"Kemarin aku tak benar-benar marah dengan hyung, kok. Kita masih pacaran, kan? Iyakan Chanyeol hyung~" Baekhyun mengusak kepalanya kedada Chanyeol membuat laki-laki jangkung itu tertawa kegelian.

Seseorang yang lain yang merasa dianggurkan, berdeham dengan keras. Ia melipat tangannya dan memandang penuh penilaian kearah dua orang yang masih berpelukan yang kini juga balas menatapnya.

.

OoooO

.

Chanyeol merasa dirinya diinterogasi untuk kedua kalinya dalam hidupnya dan pada ruangan yang sama, di ruang tamu kediaman Byun bahkan ia duduk di posisi sofa yang sama.

Walaupun sebaya dengan Chanyeol, Baekbeom duduk dihapadan Chanyeol dengan gaya –sok- berkuasanya menatap penuh penilaian kearah Chanyeol. Ia masih dendam orang yang mengaku dirinya sebagai kekasih adiknya dan orang itu bisa-bisanya dengan sangat tak sopannya mendorongnya sampai membuat bokongnya berdenyut ngilu. Untung saja dia pria sejati dan tak menggunakan bokongnya untuk dinikmati pasangannya, tapi tetap saja rasa kesal memenuhi benaknya.

Sedangkan Baekhyun, anak itu bersembunyi di dapur ditemani dengan Ryeowook dan Jongwoon. Kakaknya itu menuruni sifat ibunya yang galak. Baekhyun tak mau kena marah lagi. Tadi saat didepan toko ice cream, kakaknya enggan membelikan ice cream lagi untuk dibawa pulang, jadinya ia merengek di depan toko tapi entah datang dari mana, kekasihnya langsung mendorong kakaknya. Karena sampai sekarang keinginan untuk makan ice cream-nya masih membendung di benaknya, sembari menunggu kakaknya memarahi kekasihnya, ia menyuruh Jongwoon diam-diam untuk membeli ice cream kesukaannya. Tak lupa ia juga menyuruh Ryeowook untuk menyembunyikan ice cream-nya di tempat teraman agar tak ditemukan kakaknya dan meminta tolong untuk dibawa kekamar saat kakaknya masuk kekamar. Kakaknya itu adalah satu-satunya orang yang tak mempan dengan aegyeonya, sampai sekarang Baekhyub masih gencar mencari cara lain. Tapi naasnya aegyeo Luhan-lah lebih mempan menakhlukkan hati kakaknya. Baekhyun tak suka itu.

Setelah selesai dengan urusan keinginan perutnya, Baekhyun langsung berlenggang dengan santai melangkahkan kakinya mendekati kedua orang yang baru saja Baekhyun sadari jika keduanya mempunyai umur yang sepantaran. Dengan polosnya Baekhyun duduk di samping kekasihnya yang masih setia menundukan kepala dengan kedua telapak tangannya menggenggam kedua lutut yang saling bersinggungan.

Baekbeom mengernyit memandang setiap pergerakan adik manjanya yang begitu tak mengetahui situasi. Anak itu meraih lengan tangan kanan Chanyeol agar merangkul tubuhnya. Ia yakin adiknya sudah dipelet oleh Chanyeol. Pikiran yang tidak-tidak langsung menghantui

"Kau pernah mencium adikku?"

"A-aku."

"Aku pernah mencium Chanyeol hyung!" Baekhyun langsung menangkup pipinya malu saat mengingat kejadian ia dengan berani mencium Chanyeol disekolah kekasihnya dulu, mengingat tentag ciuman Baekhyun teringat sesuatu, "Ah! Chanyeol hyung sudah berjanji akan menciumku, kan?"

Baekhyun menengadah mengingat kejadian Chanyeol yang menginap dirumahnya saat ia sakit, tanpa memikirkan keadaan Chanyeol yang saat ini pucat dan wajah kakak kandungnya memerah karena amarah.

"Yak! Kau Pak Chanyeol! Berani-beraninya kau mela-"

"Hei! Apa-apaan ini?" teriakan susulan dari arah pintu utama mengalihkan perhatian mereka bertiga.

.

OoooO

.

==================

TBC

hehehehe

maap pendek

maap pendek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PERHAPS LOVE [CHANBAEK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang