Empat Mata
_ Kita untuk pertama kalinya bertemu empat mata, sampai akhirnya aku menyadari bahwa kamu meninggalkan senyuman manis persis dengan mawar milikku yang telah hilang._ Nanda Eko Putra
" Film bioskop lagi bagus – bagusnya Fil, kapan nih kita bisa hungout bareng?" tanya Poppy disebelah Afila, mereka berbaring sembari menikmati siaran TV kamar.
Sosok disebelahnya diam tanpa menjawab, masih membuka mata namun menerawang jauh tentang Lamaran dari keluarga Nanda yang bisa dihitung jari.
" Eh ini anak, lo kesambet setan gue loncat jendela. Seriusan deh." Poppy menyadarkan lamunan Afila.
" Apa sih, ganggu banget sih."
Poppy geleng – geleng kepala melihat sikap Afila yangberbeda dari biasanya.
" Lo berantem sama bokap lagi?"
" Nggak sih, beda masalahnya." Jawabnya menggelengkan kepala," lo nggak bakal bisa ngerti."
" Tentang?" Poppy meletakkan makanan ringan ke meja dan menatap Andini begitu serius," gue nggak berhak tau dan lo milih untuk nyimpen sendiri?"
" Belum sekarang, gue sendiri masih butuh waktu buat yakinin diri bisa atau enggak menjalani semua yang akan terjadi."
Hembusan nafas Afila terdengar berat, ikut duduk seperti posisi Poppy saat ini.
" Tentang perasaan lo ke Adit?"
Afila menggeleng lagi, memijit kepalanya yang terasa sakit.
" Pindah sekolah ke Cendikia? Atau lo maunya nggak sekolah sama sekali?"Poppy terkekeh.
" Gue serius Pop, lo malah bercanda."
" Ya maaf, gue kan nggak ngerti lo punya masalah apa.Cerita juga enggak mau, gue sampai kapan harus nunggu biar bisa ngasih solusi?"
" Sampai gue siap," Afila mencibir Poppy.
Poppy hanya menggeleng, tidak mengerti apa yang ada difikiran sahabatnya.
" Lo nggak sendiri, kapan pun lo butuh untuk cerita gue janji bakal dengerin. Nggak bisa ngasih jalan keluar pun gue setidaknya bisa buat lo merasa baik – baik aja."
Afila mengangguk, memeluk Poppy begitu hangat." Thanks lo sahabat unik dan langka banget didunia."
Poppy tertawa bangga." Namanya siapa dong, Poppy nggak ada tandingannya lah."
Afila kembali merenung, suasana hatinya tidak baik sejak pulang sekolah. Memikirkan perjodohan keluarga, memang mereka hanya mengadakan lamaran atau mengikat hubungan tanpa menganggu sekolah dan kegiatan lainnya. Yang menjadi masalah adalah lelaki yang akan menjadi teman hidupnya, kalau tidak sebaik apa yang mama deskripsikan bagaimana?
Dulu, dirinya begitu tulus menaruh rasa suka pada teman pena yang bernama Aditsyah. Mereka beda sekolah, beda usia dan beda satu tingkatan. Perkenalan mereka begitu singkat, yang pasti mereka memiliki banyak kesamaan. Sama – sama suka menulis, Adit pintar bermain gitar dan pelengkap sekali Afila dianugerahi suara merdu ketika bernyanyi. Berprestasi dibidang Akademik dan Adit menjuarai olahraga renang.
Sempurna sekali kami menjadi sepasang kekasih, kesempurnaan yang menutupi banyak kekurangan yang ada diri masing – masing, hanya saja hubungan seperti itu menjadi impian Afila. Setelah perlakuan manis padanya, tidak pernah sekalipun Adit menyatakan perasaan yang sama, lelaki itu hanya mengatakan mereka cukup menjadi teman saja sampai pada akhirnya mereka berpisah setelah menamatkan masa putih – biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry With My Senior ( SUDAH DIBUKUKAN DAN TERSEDIA DI APLIKASI DREAME)
Genç Kurgu→DILARANG BAPER,WALAUPUN MENYAKITKAN.← Aku punya rasa yang tak biasa setelah cukup lama memudar tanpa warna. Sedikit akan aku deskripsikan bagaimana posesifnya aku yang terus membekas di ingatan, di ingat bagaimanapun akan terasa hangat sampai menut...