Malam puncak Pensi

8.7K 368 0
                                    

_ Sekalipun dia biasa – biasa saja kalau sudah cinta, akan istimewa secara sendirinya._

Afila memastikan penampilannya didepan kaca, malam puncak seni sebentar lagi akan dimulai. Sebagai panitia, ia bertanggungjawab atas penampilan anak bahasa. Walau suasana hati sedang tidak baik namun harus hadir dan mengikuti arahan dari Nanda sesuai kesepakatan di grub whatsapp.

" Ngapain menyendiri, ditungguin sama yang lain tuh." Sentuhan di pundak membuat lamunan Afila buyar, Adit tampak tampan dengan setelan jas hitam dipadu kemeja cokelat.

" Ntaran deh kak, lagian aku juga diasingin kok." Sahutnya malas," formalitas aja disana bukan discuss."

Dengan gaya tangan disaku celana, tatapan Adit searah seperti Afila." Kamu nggak nyaman sama mereka?"

" Bukan nggak nyaman, nggak enak aja diliatin anak – anak kayak buronan. Ceritanya juga jelek semua, Nesya dendam banget padahal gue kan bakal bubar juga sama Nanda. Emang tuh orang beneran nggak mau coba buat seriusin Nesya?"

" Emangnya kamu suka Nanda seriusin Nesya?" ia membalikkan pertanyaan.

" Kok kakak malah nanya ke aku, terserah mereka mau serius atau enggak." Katanya masa bodoh.

Adit menghela nafas panjang, menyandarkan tubuhnya kedinding." Kalau kamu aja nggak bisa maksain hati untuk Nanda, kayak gitu juga dia. Kenapa sih Fil, kamu benci banget. Nggak kasihan, dia cinta dan sayang banget sama kamu. Bahkan kamu begitu beruntung, Mawar dan kamu menjadi istimewa walau banyak yang lain jauh sempurna daripada kalian berdua."

Afila mendecih sinis," kakak ngomong begini karena sahabatnya Nanda. Keputusan aku bulat kak, nggak akan berubah sedikitpun kalau kakak berfikir semua masih bisa diperbaiki, itu nggak bener. Hati aku terlanjur membenci yang berhubungan dengan sosok penggoda."

" Fil," Adit terlihat keberatan mendengar jawaban barusan." Kamu bisa memaafkan kakak tapi kenapa tidak untuk Nanda? Kesalahan kakak jelas sangat menyakiti hati kamu dan kesalahan Nanda nggak terlihat sama sekali, dia mencintai kamu dengan cara yang luarbiasa. Kamu bisa menggantikan Mawar dan menyaingi Nesya. Kurang apa lagi dari dia?"

" Aku nggak menginginkan dia, ngapain juga harus mikirin itu kak." Afila mulai kesal, akhir – akhir ini Adit terlalu sering membahas hubungannya bersama Nanda.

" Kakak nggak akan ganti topik? Aku mendingan pergi, males beneran deh bahas dia mulu."

Adit terdiam, menyerah untuk tidak lagi mencoba mengikis keras kepalanya Afila.

" Dia akan selalu membuka hati, kapanpun kamu mau dateng." Adit menatap Afila lama, bersiap – siap kebelakang stage dimana anak – anak berada." Kamu ditunggu team, jangan kelamaan disini ya. Sebentar lagi acara bakal dimulai, anak bahasa tampil duluan tuh."

Afila seperti tidak perduli, tatapannya masih lurus kearah depan tanpa berpaling. Setelah langkah Adit cukup jauh, ia bersiap – siap menyusul. Meneguk air Aqua kemasan gelas hingga habis, berkumpul bersama panitia acara harus menyiapkan energi ekstra, selain sindiran ada tatapan tidak suka dimana – mana. Ia baru pertamakali merasakan tidak enaknya disisihkan. Selama menjadi siswi di SMA5, perlakuan kekanakan itu tidak pernah ditemuinya.

Panitia sudah berkumpul, banyak mata beralih menatapnya ketika sudah mendekati belakang stage. Sikap mereka membuat dada Afila semakin sesak, setidaknya ia memutuskan untuk pergi dari Nanda bukan mutlak kesalahannya. Melindungi diri sendiri lebih baik daripada terancam hingga satu tahun kedepan.

" Mulai aja deh Nan rapatnya kenapa, berasa ratu mesti nungguin satu orang yang nggak ngerti posisi." Sindiran pedas dari perempuan disebelah Nesya, namanya Siska.

Marry With My Senior ( SUDAH DIBUKUKAN DAN TERSEDIA DI APLIKASI DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang