Hai penulis cantik

8.1K 388 40
                                    


Hai, Penulis cantik

_ Tentangnya aku merasa lucu, sering merindukan bayangnya, orangnya dan berulang – ulang kali menangisi sosok yang sudah pergi. Tapi bolehkah aku tau, apakah ini namanya mencintai seseorang pakai hati? _

Tak ada percakapan, sesekali perempuan itu melempari ikan – ikan dikolam depan rumah dengan makanan. Hanya lirikan yang menjadi aktivitas sepasang insan tuhan, namanya Nanda dan Afila. Sore ini, pertemuan pertama kali setelah dua tahun pergi.

" Lagi sibuk?" Tanya Nanda, ikut melempari makanan ikan kedalam kolam.

" Nggak," jawabnya singkat.

" Diemin saya terus, sibuk banget dong. Lagi mikirin apa sih?" Nanda menghangatkan suasana." Atau kamu masih marah pada saya?"

Afila menoleh." Marah karena apa?"

Nanda terkekeh." Banyak, kalau disebutin satu – persatu kamu juga bosen sendiri."

" Oh, gitu."

" Lagi – lagi saya dikacangin, pasarannya lagi naik harga ya?" Nanda mengambil makanan ikan dari tangan Afila, manik mata mereka bertemu.

" Ngapain ngajak ketemu? Mau ngomong yang sama persis ke mama lalu?"

" Nggak, saya kangen sama kamu makanya ngajak ketemu." Jawabnya jujur," masih boleh nggak sih saya kangenin kamu Fil, kira – kira diomelin nggak sama fans kamu diluar kalau tau saya dateng malah bawaannya ngeselin kamu doang."

" Apa sih? Nggak jelas," katanya malas, duduk ke kursi besi." Kangen ke gue, nyatanya mau nikah pun sama Candra."

Nanda berdehem." Ya, mau gimana dia yang menjadi pilihan hidup Fil. Kamu mau nggak dateng diresepsi minggu depan?"

Afila terdiam, menahan sesak didada.

" Lo mau bahas pernikahan, mending balik deh."

Nanda menahan lengan Afila yang hendak pergi." Sini duduk, saya nggak bakal ngomongin dia lagi kok."

" Lo jangan menjadi pecundang, melukai perempuan yang akan lo nikahi dalam waktu dekat." Afila menghindar, namun tidak melanjutkan langkahnya meninggalkan Nanda.

" Saya tidak menduakan Candra, anggap saja pertemuan kita hari ini karena masih ada ikatan keluarga. Emm, saya mau ajak kamu ketemu bunda, ingin memperbaiki lagi Fil."

" Memperbaiki?" Ia tertawa kecil mendengar ucapan Nanda." Gue udah nerima mereka, hanya menerima bukan untuk menjadi keluarga besar."

" Kalau kamu nggak bisa maafin mereka, bagaimana kamu akan menerima saya juga."

" Untuk apa gue menerima lo?" Tanyanya tak mengerti," supaya lo bisa jadi abang lagi, abang untuk gue karena orangtua kita udah resmi menyatu dipernikahan. Asal lo ngerti, gue justru nggak ingin pernikahan mereka itu ada!"

Nanda terpaku, menghela nafas panjang sebelum menyahut." Saya ngerti kok, pernikahan bunda dan om Adly membuat banyak luka dikeluarga kecil kamu dan tante Anisa. Saya minta maaf mewakili keluarga."

" Karena pernikahan mereka, gue nggak bisa miliki lo Nanda." Lirihnya, tak berani menatap Nanda sebab ia sudah menangis." Gue sadar, gue selama ini menyia – nyiakan orang sebaik lo tanpa perduli perasaan sendiri. Gue salah, mau bagaimana pun kalau kita tetap menikah semua nggak akan baik – baik aja. Mereka menjadi orangtua kita, tanpa menikah pun." Dadanya terasa nyeri, siap tidak siap harus diluahkan pada sosok yang begitu dicintai.

" Fil..."

" Gue nggak mau terjebak dengan perasaan seperti ini Nan, dua tahun lo menjauh dan selama itu gue hanya bisa nahan rindu sendirian. Lo blokir semua media sosial gue, lo nggak pamit disaat pergi ke Ausi padahal semua masih baik – baik saja saat ujian kelas tiga. Gue nemenin lo kemanapun, dan lo pergi ninggalin kenangan semanis itu Nan tanpa perduli nasib gue disini. Gue yang egois atau dunia sih? Gue nggak pernah diizinin miliki orang yang gue cinta, saat itu gue pengen marah tapi gue sadar diri, lo nggak berhak juga memilih gue jadi pasangan."

Marry With My Senior ( SUDAH DIBUKUKAN DAN TERSEDIA DI APLIKASI DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang