Pengajuan proposal

11.7K 415 7
                                    


Nesya tersenyum ke arah Tari, bundanya yang baru saja membuka pintu kamar." Ada apa bun?" ia sejenak menghentikan aktivitas belajarnya.

" Kamu mesti istirahat, udah larut banget Nes." Ujar Tari penuh perhatian." Belajarnya kan bisa dilanjutin besok."

" Bentaran deh bun, besok ada ulangan." Sahutnya kembali, membuka setiap lembar buku panduan yang dipinjam dari perpustakaan.

" Jangan terlalu banyak fikiran, nanti papa kamu ngomel ke bunda kalau tau anak kesayangannya tidur enggak teratur." Tari duduk dipinggir tempat tidur.

"Papa enggak pulang lagi?" Nesya menyudahi pelajarannya, menyusun rapi diatas meja belajar.

" Masih banyak kerjaan, papa balik sedikit larut."

" Kok bunda enggak marah sih?" Nesya heran melihat sikap bundanya yang terlihat baik – baik saja, padahal sering tidak mendapat perhatian dari papa.

Tari tertawa pelan, mendekati Nesya." Bunda harus mengerti dengan kesibukan papa kamu di kantor, kalau terlalu mengedepankan ego mana bisa bertahan hingga sekarang."

Nesya menyandarkan kepala di bahu Tari." Bunda, menentukan perasaan yang sebenarnya pada seseorang itu bagaimana?"

" anak Bunda sedang jatuh cinta?" Tari mengusap rambut Nesya penuh kasih – sayang, walau bukan darah dagingnya, ia begitu menyayangi tanpa alasan.

" Kita berdua udah deket sejak kelas satu tapi enggak ada kejelasan sama sekali, selama ini Nesya selalu memberikan perhatian, nemenin dia apapun keadaannya tapi nggak ada sama sekali keliatan dia punya rasa yang sama." Keluhnya sedih," apa memang benar, orang yang kita cintai tidak akan pernah mencintai kita tapi justru sebaliknya."

" Cara mencintai seseorang tidak perlu berlebihan dan menurut Bunda dia itu adalah tipe Orang yang mencintai dengan sederhana."

" Mencintai dengan sederhana? Itu artinya tidak ada yang spesial dari kedekatan kami selama ini bunda."

" Kamu tidak akan mengerti ketika tidak mencoba, bunda doakan semoga kamu berhasil memperbaiki hubungan kalian. Sekarang istirahatlah," Tari mengembangkan senyum, ia menarik selimut untuk menutupi tubuh anaknya.

Berusaha melelapkan Mata untuk bertemu hari esok, ia berharap semuanya akan indah, seindah dirinya mencintai Nanda untuk pertama kalinya saat pertama kalinya mereka berkenalan.

MWMS

" Kita harus putus Nes kalau selama ini lo menganggap kedekatan kita memiliki arti lebih, gue kira lo nggak sama seperti gosipan diluar, dan kenapa sih lo mesti suka ke gue yang selama ini nyaman jadi temen dekat."

Perempuan cantik itu menatap Nanda tidak mengerti, lidahnya terasa kelu setelah mendengar jawaaban Nanda. " Lo kenapa sih, lagi sakit?" tanya Nesya meyakinkan.

" Gue nggak ingin lo salahfaham Nes, barusan lo minta kepastian dan minta untuk memperbaiki hubungan. Kita nggak ada hubungan yang bermasalah sebagai teman, apa yang mesti diperbaiki? Gue makin nggak ngerti deh, serius." Nanda sudah berdiri dihadapan Nesya, meminta penjelasan. Mereka sedang berada diruang osis dan berdua saja hingga tidak menganggu siapapun jika suaranya cukup meninggi.

Nesya tertawa sinis." Lo pura – pura nggak melihat setelah semuanya kita jalanin selama Tiga tahun disini?"

Nanda menghela nafas berat." Gue udah pernah ingetin lo, jangan sampai rasa suka lo itu terlalu jauh. Gue nggak akan bisa membalas perasaan lo Nes, hati gue milik oranglain."

" Kesalahan lo adalah nggak ingin membuka diri, orang yang lo suka itu udah nggak bisa lo miliki selamanya Nanda, untuk apa bertahan." Kata Nesya tetap bersikukuh pada pendiriannya." Selama ini gue tulus mencintai dan selalu ada buat lo, kenapa lo nggak mencoba hal yang sama?"

Marry With My Senior ( SUDAH DIBUKUKAN DAN TERSEDIA DI APLIKASI DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang