Ketika seorang perempuan harus memilih pada 2 pilihan. Dan tidak ada di antara satu pilihan itu yang baik untuknya. Baginya kedua pilihan itu sama sama merugikan dirinya.
Tentang seorang Rachel Finale dan masalah yang hadir di hidupnya.
"Permisi sir" kata rachel dengan perlahan membuka pintu
"Masuklah. Rachel"
Rachel terpaku seketika. Suara pria itu. Terdengar sangat familiar di telinga nya. Terlebih lagi dia memanggil nama nya dengan sebutan 'rachel'. Rachel membalikkan badan setelah menutup pintu.
Deg.
Pria itu?
Pria yang sama yang memperkosa nya waktu itu. Ya rachel masih sangat ingat wajah nya.
"K...kau?"
"Ya sayang ini aku. Apa kau masih ingat?" Kata pria itu berdiri dan berjalan mendekat ke arah rachel. Perempuan itu masih sangat shock.
"Kenapa kau disini? Aku ingin bertemu dengan tuan glidden. Bukan kau!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lelaki itu tersenyum.
"Memang kau pikir glidden itu siapa?. Aku adalah orang yang ingin kau temui. Well silahkan duduk" katanya dengan berjalan ke arah kursi kebanggaan nya.
Rachel hanya diam disana dengan tangannya memegang kenop pintu kuat kuat. Takut kalau pria itu akan memperkosanya lagi.
"Aku tak suka mengulang perintah!" Kata nya bernada sedikit tinggi dan tajam. Mau tak mau rachel berjalan dngan kaki yang bergetar hebat. Lalu dia duduk di hadapan sang CEO itu.
"Kemana kau seminggu ini?" Tanya nya tiba tiba.
Bukan kah rachel ke tempat ini untuk mendapatkan pekerjaan? Dan pertanyaan pria itu begitu menyimpang dari topik yang harus nya dia tanyakan.
"Aku tak kemana mana" jawab nya singkat.
"Kau membohongi orang yang salah rachel. Kau menghindar setelah malam itu"
"Maafkan aku sir, tapi aku disini untuk mencari kerja bukan membicarakan soal itu" kata rachel membuat pria itu tersenyum. Jenis senyum yang meremehkan.
"Baiklah. Miss. Finale, kenapa kau melamar di perusahaan ini?"
"Karna aku ingin punya pengalaman kerja" katanya berbohong.
Kau salah rachel. Kau salah membohongi orang. Pria itu tau betul kalau perempuan cantik di depan nya itu membutuhkan uang.
"Baiklah. aku sudah membaca biodata mu berulang-ulang. Dan aku memutuskan untuk menerima mu bekerja untukku"
Ada rasa penyesalan dalam diri rachel saat pria itu menyatakan kalau dia di terima bekerja untuk pria itu. Tak ada rasa senang yang harusnya dia tunjukkan. Tak ada kalimat yang keluar dari bibirnya kalau dia sangat bersyukur seperti yang dia doa kan selama beberapa minggu ini.
"Kau tak senang sayang?" Kata pria itu yang kini sudah ada tepat di depan nya. Rachel hanya diam tak menjawab.
"Aku tau pembantu ku yang bernama emine adalah bibi mu, dan keynan adalah sepupu mu" katanya.
Tuan muda?!
Tuan muda yang selalu di banggakan bibi nya itu adalah pria bajingan yang telah memperkosa nya.