"Rachel....!!"
Rachel mendengar suara keynan meneriaki nama nya. Lalu dia turun dari kamarnya
"Ya key? Ada apa?"
"Tuan muda memanggil mu. Ayo jangan membuat nya menunggu"
"Tapi aku belum ganti baju. Tunggu sebentar aku akan ganti baju" jata rachel
"Tidak usah. Pakaian mu cukup rapi. Kau hanya menemui nya di rumah nya bukan di kantor atau di hotel"
"Baiklah" kata nya lalu mengekor di belakang keynan yang berjalan lebih dulu menunjukkan letak rumah nya.
Jantung rachel tidak berdegub sekencang tadi siang. Ya setidak nya pria itu tidak akan memeperkosa nya dalam kawasan rumah.
Mungkin. ?
"Kau di tunggu Tn. Glidden di kamarnya. Ayo aku tunjukkan" kata seorang pria yang telah menunggu di depan pintu.
"Apa kau tidak menemaniku key?" Tanya rachel yang mulai panik.
"Tentu Tidak. Aku mana boleh rachel, kan yang akan bekerja kau bukan aku. Aku tunggu disini" katanya dengan mengacak acak rambut rachel.
Lalu rachel mengangguk dan mengikuti pria itu berjalan yang lebih dulu.
Rachel melihat sekeliling nya. Benar benar kosong, tak ada orang sama sekali.
Apakah dia tidak kesepian di rumah sebesar ini? - batin rachel.
"Masuklah. Tn. Glidden ada di dalam" perintah nya dan rachel mengangguk tanda mengerti.
Sebelum membuka kenop pintu rachel merapalkan beberapa doa.
"Permisi" kata rachel dengan mengintip tapi dia tak melihat siapapun di kamar itu. Lalu dia melangkah kan kaki nya lebih dalam lagi.
Rachel celingak celinguk mencari keberadaan sang Penguasa brengsek itu.
"Selamat malam miss. Finale? Atau rachel? Yang mana aku harus memanggil mu?" Suara berat itu mengagetkan rachel. Sontak perempuan itu langsung membalikkan badan nya.
Pria itu terlihat sangat tampan. Dengan menggunakan celana training warna biru tua yang di padukan kaos polos dengan warna yang senada.
Santai.
Tapi tak mengurangi kadar ketampanan nya.
Membuat rachel ingin bersandar di dada bidang nya.
Sial.
Dengan segera rachel membuang fikiran itu.
"Well. Kurasa kau sudah tau aku memanggil mu kesini"
"Aku akan bekerja di bagian apa?" Tanya rachel to the point.
Lelaki itu beranjak ke tempat tidur king size nya.
"Kau akan bekerja. Disini" kata nya dengan menepuk sisi ranjang kosong nya.
Apa?!
"Apa maksud anda?"
"Kau akan bekerja disini sayang. Bekerja untukku. Bukan kah kau sendiri yang ingin bekerja untukku?"
Oh tidak dia salah mengerti.
"Tapi aku bekerja untuk perusahaan mu, bukan untuk kebutuhan liar mu itu" kata rachel sedikit kasar.
Lelaki itu tersenyum.
"Tapi aku menginginkan mu kerja untuk kebutuhan liar ku itu sayang, bukan kah kau sendiri yang bersedia untuk bekerja untukku? Dan apapun posisi nya aku yang menentukan. Dan aku menentukan untuk mu bekerja untukku disini"
"Aku tidak mau!" Kata rachel dengan meraih kenop pintu itu lalu memutarnya tapi sial. Pintu itu terkunci.
Kapan lelaki ini mengunci nya?
"Kau tidak akan bisa pergi dari ku rachel, sejauh apapun dan kemana pun kau pergi aku akan selalu bisa menemukan mu."
"Brengsek. Kau bajingan! Sampai kapan pun aku tak akan bekerja untuk mu" Desis rachel dengan masih bersusah payah membuka pintu itu meskipun hasil nya nihil.
"Baiklah. Tapi kau harus membayar $60.000 kurasa bawahan ku sudah menjelaskan padamu. Dan bersiaplah, bibi mu akan ku pecat beserta anak nya lalu aku akan mencabut semua biaya yang ku keluarkan untuk kuliah anak bungsu nya"
Astaga.
Tak disangka nya jika lelaki tampan yang 'seperti' malaikat ini adalah iblis.
"Mereka tak ada sangkut paut nya dengan ini semua! Kenapa kau lakukan ini?!" Teriak nya
"Tentu ada rachel. Karna mereka keluarga mu, jika salah satu anggota keluarga nya tak menurut padaku maka akan berdampak pada semua nya. Pikirkan, kau menyerah kan diri mu padaku dan keluarga tercinta mu itu akan selamat dan hidup bahagia" katanya tanpa merasa berdosa
"Kenapa harus aku? Aku bisa bekerja jadi office girl kalau kau mau, tapi please jangan suruh aku jadi seperti itu" pinta nya.
"Simple. Karna aku menginginkan mu"
"Tapi aku tidak menginginkanmu!"
"Baiklah. Ku rasa kau menolak nya. Persiapkan dirimu juga keluarga mu" katanya dengan mencoba menelpon seseorang yang rachel tak tau siapa
Astaga!
Jangan!
"Baiklah! Aku akan bekerja untuk mu" kata kata itu meluncur begitu saja dari bibir nya. Lelaki itu tersenyum. Senyum kemenangan.
"Kemarilah" perintah nya. Lalu dengan kaki gemetar rachel menghampiri pria itu yang duduk di ranjang.
Lalu pria itu menarik nya agar duduk di pangkuan nya. Rachel sedikit panik.
Tangan nya menelusuri wajah rachel. Dan berhenti di bibir nya, di usap nya lembut dengan ibu jari pria itu.
"Aku selalu ingin bibir ini rachel" katanya lalu menempelkan bibir nya di bibir rachel.
Melumat nya sedikit memaksa, tapi rachel tak sedikitpun membalas nya.
"Ahh" ringis nya saat merasa kalau pria itu menggigit bibir nya kasar.
"Balas aku atau akan ku buat kau berakhir di ranjang ku malam ini"
Tidak!
Akhirnya rachel mengalah, dan membalas ciuman lelaki tampan tapi sialnya berjiwa iblis itu.
Lumatan nya begitu memaksa, dan mengeksplor setiap inchi dari bibir perempuan itu.
Seakan tau kalau rachel kehabisan nafas pria itu menyudahi ciuman panas nya.
"Temui aku di perusahaan besok pagi, datang lah sendiri jangan bersama saudara mu" katanya dan rachel masih sibuk mengambip nafas sebanyak banyak nya.
"Pakai ini besok saat menemui ku" katanya dengan menyodorkan sebuah paper bag. Rachel hanya mengangguk dan pergi dari sana.
"I'll get you" katanya saat terdengar pintu kamar nya di tutup oleh rachel.
Singkat tapi tajam dan penuh makna. Pria itu tersenyum.
Ya senyum penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't be the one!
RomanceKetika seorang perempuan harus memilih pada 2 pilihan. Dan tidak ada di antara satu pilihan itu yang baik untuknya. Baginya kedua pilihan itu sama sama merugikan dirinya. Tentang seorang Rachel Finale dan masalah yang hadir di hidupnya.