Part 12

61 0 0
                                    

Rachel pov's.
.
.

Aku hampir saja lupa kalau pagi ini aku harus menemui lelaki itu.

Ah ya.

Sean.

Menyebut nama nya saja aku malas. Aku membuka sebuah paper bag yang kemarin malam dia berikan.

Terkadang aku sangat merasa aku adalah orang paling tidak beruntung di dunia.

Semua nya terasa memusing kan dan berjalan setiap hari nya begitu berat.

Terkadang aku ingin bunuh diri saja, tapi kembali aku ingat kalau aku di lahirkan bukan untuk putus asa. Tapi sebaliknya aku di pilih Tuhan untuk menjadi Rachel adalah suatu anugerah yang sampai sekarang aku belum merasa aku ini adalah anugerah. ?.

Mungkin. ?

Tapi bukan kah setiap anak adalah anugerah?

Tapi biarlah, aku tidak perduli lagi. Biarlah semua nya berjalan seperti kemauan Tuhan.

Mungkin sudah begini nasib kehidupan ku.

"Rachel apa kau sudah siap? Sekarang sudah hampir jam 9"

Ya Tuhan.

Aku lupa!

"Ah iya bi, ini aku akan berangkat" teriakku dari dalam kamar.

Aku membuka paper bag

Baju apa ini?!

Sebuah dress warna hitam dengan beberapa sobekan. Di daerah perut, paha, dan bagian dada. Ya Tuhan. Apa ini yang dia sebut baju?

Dengan cepat aku memakai dress itu, lalu menguncir rambut ku agar terlihat lebih rapi. Aku menyapu wajah ku dengan make up tipis. Dan tak lupa memakai sepatu pemberiannya juga. Heels warna yang senanda.

Setelah itu aku turun ke bawah dan mendapati bibi ku sedang menonton tv.

"Bi aku berangkat dulu" kataku

"Hati hati rachel" katanya dan aku hanya mengangguk.

Tentunya, aku keluar memakai coat yang panjangnya di bawah lutut. Yang benar saja aku pakai pakaian seperti ini di depan bibi. ?

.
.
.
.

Author pov's.
---

Setelah beberapa menit rachel di dalam taksi akhirnya dia sampai di kantor untuk menemui lelaki bernama Sean itu.

Langsung di tekan nya lift yang membawa nya ke lt 12.

Ting.

Rachel melangkah kan kaki nya mendekat ke ruangan sang CEO itu berada.

"Miss finale" sapa seorang perempuan yang rachel tak tau dia siapa.

"Yes?"

"Mau bertemu Sir. Glidden?" Tanyanya dan rachel mengangguk. Lalu perempuan itu mencopotkan coat yang di pakai rachel.

"Hei! Apa yang kau lakukan?" Tanya rachel yabg sedikit kaget.

"Hanya membantu. Ini peraturan miss" katanya.

"Saya minta maaf" kata rachel.

"Tak masalah. Silahkan masuk" kata nya dengan tersenyum tipis.

"Thank you" kata rachel lalu perempuan itu membukakan pintu ruangan sang CEO berada.

Rachel melangkah kan kaki nya lebih dalam lagi. Dia melihat pria itu sedang berdiri dengan angkuh membelakangi nya. Lelaki itu menatap sebuah jendela besar di depan nya. Punggung nya terlihat sangat kokoh, dengan kedua tangannya di masukkan kedalam saku celana nya.

Hei! Aku sudah datang! Apa kau tak bisa melihat ku?- batin rachel

"Apa kau akan melihat pemandangan luar itu selamanya Sir?" Tanya rachel

Lelaki itu membalikkan badannya dan tersenyum pada rachel. Dan berjalan mendekati nya.

"Kau sangat cantik. Entah garagara gaun pemberian ku atau memang dari asal nya kecantikan mu itu?" Kata nya lalu terkekeh pelan.

 Entah garagara gaun pemberian ku atau memang dari asal nya kecantikan mu itu?" Kata nya lalu terkekeh pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dasar pria gila. Jelas lah aku memang cantik dari dulu- batin rachel kesal.

"Kalau kau menyuruh ku kesini untuk mengejeku lebih baik aku pulang" kata rachel cepat.

Pria itu melangkah semakin mendekat. Membuat rachel takut, takut kalau pria itu akan mencium nya. Perlahan rachel menutup matanya.

"Kau pikir aku akan apa?" Suara pria itu membuat rachel membuka matanya dan mata pria itu telah benar benar dekat dengan nya.

Pria itu terkekeh pelan

"Aku hanya akan membuka ikat rambut mu" katanya lalu memiring kan kepalanya membuka ikat rambut rachel pelan pelan.

Lalu terurai lah rambut rachel yang panjang dan wangi. Aroma yang menurut rachel biasa saja tapi membuat pria itu mampu menghirupnya sambil menutup mata menikmati sensasi yang di timbulkan oleh rambut rachel.

Begitupun rachel, dia mampu mencium aftersave dari pria yang sangat dekat dengannya saat ini.

"Aku lebih suka rambut mu terurai" katanya dengan megerlingkan matanya.

Dasar buaya darat! Batin rachel kesal.

Won't be the one!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang