It's Hurt.

69 1 0
                                    

Rachel pov's
---
Aku mengerjap - ngerjap kan mata ku karna cahaya matahari yang seperti nya sudah tinggi. Kepala ku begitu pusing seperti di pukul oleh suatu benda.

Ada di mana ini?

Aku mengedarkan pandangan ku. Aku tak mengerti aku di kamar siapa.

Ahk.

Sesuatu di bawah sana tetasa sakit saat aku akan bangun.

Astaga.

Aku tak mengenakan sehelai benang pun? Seluruh tubuh ku hanya di tutupi oleh selimut putih.

Darah? Ada tetesan darah di sprei.

Ada apa dengan ku?

Ah. Ya. Direktur itu.

Aku ingat sekarang. Kejadian tadi malam.

Astaga.

Dia memperkosa ku. Dan sekarang meninggalkan ku sendiri.

Gila.

Hiks.. Hiks..

Kenapa ini bisa terjadi?

Ya Tuhan.

Aku melangkah kan kaki ku dengan pelan pelan karna sesuatu di bawah sana masih terasa nyeri. Aku membasuh muka ku, yang sekarang terlihat sembab.

Aku seperti perempuan rendah. Bahkan aku tak tau dia siapa yang ku tau dia adalah pemilik tempat kerjaku.

Aku melihat baju ku yang kemarin malam ku pakai. Tapi bukan kah baju itu tersimpan rapi di dalam loker?

Aku tak perduli. Yang penting sekarang aku harus pulang dan siap siap menerima 1000 pertanyaan dari keynan.

"Permisi nona, selamat pagi"

Saat aku akan membuka pintu ada seorang perempuan yang terlebih dahulu membuka nya.

"K..kau siapa?"

"Kenalkan aku visna, aku di minta oleh tuan glidden membawakan makanan dan obat untuk anda"

"Tuan glidden?"

"Iya nona yang semalam bersama anda"

"Baiklah. Kalau boleh tau dimana tuan glidden sekarang"

"Dia sudah pergi dari jam set 7 pagi tadi nona" katanya. Aku melihat jam di dinding.

09.25

"Baiklah. Terima kasih karna telah mengantarkan makanan dan obat tapi maaf sekali aku sedang tidak berselera makan dan aku baik baik saja" kataku

"Tapi nanti tuan glidden akan marah nona"

"Bilang saja aku tak mau. Maafkan aku. Aku sedang buru buru" kataku lalu aku pergi duluan.

Aku mencegat taksi di depan. Sepanjang perjalanan air mata ini tak henti henti nya mengalir.

---
Aku melangkah kan kaki ku masuk ke dalam rumah mewah milik tuan muda.

Kenapa rumah ini lebar sekali? Aku masih nyeri dan harus berjalan yang sedikit jauh.

Aku melihat sebuah mobil mewah berwarna hitam terparkir manis di depan pintu masuk rumah tuan muda itu. Seperti nya dia baru datang. Terlihat sopir itu turun dan memutar untuk membukakan pintu untuk tuan muda itu mungkin.

Sesosok itu keluar dari mobil mewah itu. Dengan jas warna navy yang terlihat melekat sempurna di punggung nya yang terlihat kokoh. Aku tak dapat melihat nya dengan jelas. Karna dia memakai kacamata hitam dan aku berada di posisi yang sedikit jauh dari nya.

Benarkah dia tuan muda itu?

Seperti yang keynan bilang
"Tuan muda itu jelek. Menjijikan"

Tapi pria itu?

Dia terlihat sangat sempurna. Walau aku melihat nya dari jauh tapi terlihat dia pria yang sangat tampan.

"Rachel" suara itu mengagetkan ku.

Keynan.

Ya Tuhan.

Apa yang harus ku katakan.

"Key"

"Kau dari mana semalam? Kenapa tidak pulang?"

"Aku.. Menginap di rumah teman"

"Teman?" Tanya nya tak percaya.

"Iya. Kemarin aku lembur. Jadi dia menawarkan untuk menginap saja di rumah nya."

"Kenapa kau tak menelpon ku? Aku bisa menjemput mu rachel"

"Itu merepotkan mu key. Lagi pula itu sudah hampir jam 3 pagi" bohong ku

"Teman mu lelaki atau perempuan?"

"Untuk apa kau tanya? Itu tidak penting key"

"Lelaki atau perempuan? Kalau aku tak dapat jawaban dari mu aku akan cari tau sendiri"

"Baiklah. Perempuan nama nya emma Umurnya seumuran dengan ku. Dia bekerja di pub itu juga tapi dia di lt 3. Aku di lt 1. Dia tinggal di sebuah flat dekat dari situ dan dia tinggal sendiri"

Aku asal menebak. Tapi kalau dia tinggal di sebuah flat memang benar karna aku sering melihat nya saat pulamg kerja dia selalu menuju flat dekat situ.

"Kenapa hp mu tak aktif? Aku menghubungi mu puluhan kali rachel"

"Ha? Hp ku... Lowbatt."

"Aku khawatir padamu"

"Maafkan aku key."

"Jangan ulangi lagi. Aku tak suka, kau membuat ku khawatir"

"Baiklah."

"Aku sudah merekomendasi kan mu pada atasan ku. Ayo sambil kita jalan menuju rumah" katanya

"Benarkah? Lalu apa aku bisa bekerja disana?"

"Belum. Atasan ku harus membawa biodata mu dll lalu membicarakan dulu dengan tuan muda selaku CEO nya"

"Kenapa rumit sekali sih key? Bukan kah aku cuma jadi asisten manager saja?"

"Iya tapi orang yang bekerja di sana tidak boleh sembarang orang rachel. Tanyakan saja pada teman teman mu, tentang glid'corporate"

"Kalau aku diterima disana, berarti aku beruntung?"

"Sangat beruntung rachel. Tapi saat kau bekerja disana kau harus taat akan aturan yang telah di buat sejak pertama berdiri. Aturan nya sangat ketat. Dan apabila kau tak kuat dan ingin resaign sebelum kontrak mu usai kau akan di kenakan biaya pinalti atau kau di terima di perusahaan tapi ada suatu alasan kau tak jadi menerima nya maka kau akan di kenakan biaya pinalti yang mana biaya itu di tentukan oleh tuan muda. Tapi kalau kau ikuti aturan main nya kau akan mendapat jaminan yang kau tak akan menyesal pernah bekerja disana" jelas nya panjang lebar.

"Berarti tuan muda punya andil yang sangat besar dalam perusahaan itu?"

"Iya sangat. Karna itu perusahaan keluarga nya. Dan dia anak lelaki tertua"

"Bibi dimana key? Aku tak melihat nya" kataku saat sampai di rumah dan tak ada bibi di dalam

"Di rumah tuan muda".

"Aku akan ke kamar ku dulu key. Aku duluan"

"Baiklah. Istirahat lah".

Won't be the one!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang