"Ada lagi yang kamu butuhkan?" Tanyaku sembari tersenyum lebar. Lakilaki tampan di hadapanku menggeleng. Dia menatap lekat ke arahku membuat diriku tersipu dan buru-buru merapikan poni rambutku yang menjuntai berantakan. Purapura tentunya. Bagaimana bisa seorang Angelfort melakukan itu. Bahkan kami tidak memiliki perasaan yang sama seperti manusia.
"Kenapa ya?"
"Apa?"
"Kenapa setiap saya liat kamu, saya kayak liat orang lain di diri kamu."
Aku terperanjat. Apakah auraku masih dapat dirasakan bahkan oleh manusia? Aku bersikap seolah sedikit salah tingkah mendengar perkataan Ric. Menghilangkan kecurigaannya bahwa ada sinar kekhawatiran di sorot mataku. Lakilaki yang sudah aku kenal selama hampir dua bulan itu menggelengkan kepalanya. Aku mencoba bersikap biasa saja dan melontarkan pertanyaan kepadanya.
"Memangnya kayak liat siapa? Ratu Inggris?"
"Nggak secantik itu," elak Ric. Aku mendengus.
"Nggak, Lea. Ah, udahlah. Saya pergi dulu ya. Nanti saya jemput kalau kamu udah selesai kerja."
Ric melenggang pergi keluar dari toko bunga tempatku bekerja. Dia baru saja memesan sebuket bunga untuk kekasihnya. Sebagai hadiah kejutan anniversary kedua mereka dan itu semua langsung membuatku merasakan mual di perut membayangkan hal tersebut. Aku menyeringai kesal karena sikap sok tahu Ric. Dua bulan ini aku sengaja menjaga sikap baik dan senyum ramahku hanya karena agar keberadaanku tidak terdeteksi oleh Cherubic. Mereka masih menyisir Angelfort yang berhasil kabur. Apakah semua manusia serumit itu? Harus selalu saling memberi sesuatu? Menjijikkan. Aku dan Dave saling mencintai. Namun tidak pernah berlebihan seperti Ric dan Sarah. Aku bergidik membayangkan wajah tampan Ric bersikap bodoh di hadapan Sarah. Semua manusia memang mengerikan.
***
Ric benarbenar menjemputku. Memang begitulah kesehariannya. Kini, dia memiliki seseorang yang harus dia urus. Aku dapat mengurus diriku sendiri. Tapi karena keadaanku sedang sulit, aku masih membutuhkan manusia untuk melakukan penyamaran ini. Melelahkan. Tapi aku harus bertahan. Aku harus memiliki tekad yang kuat demi klanku.
"Mikirin apa? Serius banget," tanya Ric. Aku hanya menggeleng dan tetap mensejajarkan langkahku dengan Ric.
"Ah ya, surprisenya berhasil?"
"Ya, begitulah."
"Sarah menyukai bunganya?"
"Ya, dan tentunya dia tahu kamu yang membuatnya."Aku meringis. Tapi purapura ya. Apapun yang aku lalukan semua purapura. Aku harus melakukan penyamaranku dengan sempurna. Jangan sampai dikacaukan oleh makhluk hina seperti Ric dan Sarah. Manusia benarbenar menjijikkan.
"Masuk duluan. Saya mau beli beberapa bahan makanan di dapur." Ric kembali berbalik setelah membiarkanku masuk ke apartemennya.
"Ikut."
"Nggak. Terakhir kamu ikut saya ke supermarket, kamu tidak berguna sama sekali."Aku langsung membanting pintu dengan keras. Rasanya ingin langsung mengeluarkan sayap angelfort namun ketakutanku terhadap Cherubic jauh lebih besar.
Apa? Tidak berguna katanya? Shit!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Angel; The Angelfort
FantasyFANTASY-ROMANCE Aku adalah Alea Angelfort dari Klan Angelfort. Saat kehancuran terjadi di seluruh Angel Metropolis karena pertempuran antara Angelfort dan Cherubic, aku terlempar hampir lima kilometer dari tempat meledaknya bangunan suci milik Klan...