Menangis

26 3 0
                                    

"DAVE!!!"
Dave membantuku untuk bangkit. Airmataku langsung mengalir sangat deras. Rasanya sangat menyedihkan bertemu dengan Dave dalam keadaan seperti ini. Juga dalam keadaan Angelfort yang tak tahu akan bagaimana dapat bertahan dari Cherubic. Aku memeluknya sangat erat. Benarbenar erat. Dave tetap berekspresi datar. Tapi aku tahu dia juga sangat merindukanku.

"Kamu sudah seperti manusia, Lea."

Aku tak tahu harus menjawab apa. Aku hanya dapat menangis dan menangis. Lalu aku merasakan Dave mengajakku untuk beteleportasi. Aku memejamkan mataku di dalam pelukan Dave. Harum ruangan ini adalah... aku membuka mataku.

"Ini adalah tempat yang paling aman untuk bersembunyi," ucap Dave.

"Tapi aku takut Mrs. Boo dalam bahaya kalau kita di sini."

"Tenang saja, Alea. Mrs. Boo belum pulang dari liburannya. Harum dan aura bungabunga di sini dapat meredam sedikit aura kita. Dan Gerald nggak akan pernah nyangka kita di sini. Ikut aku!"

Dave berjalan keluar dari ruangan Mrs. Boo dan mulai menyusuri kebun bunga yang sangat luas. Aku mengikutinya pelan dari belakang.

"Ric? Sarah?"

"Mereka baikbaik saja."

"Mr. Hansel? Aku hampir membakar ruangan di sana."

"Mr. Hansel bukan manusia, Lea. Tenang saja."

Aku menghentikan langkahku.

"Lalu Sarah?"

"Ya, benar. Dia berpotensi memiliki kekuatan seperti kita. Tidak seperti kebanyakan manusia lemah lainnya."

Dave berhenti di ujung kebun. Aku ikut menghentikan langkah. Dave seperti sedang berkonsentrasi. Lalu tanah yang aku pijak bergetar. Sesaat kemudian tanah itu sudah menelanku dan Dave. Aku tergelincir dan tidak siap namun Dave memegang tanganku erat.

"Semuanya akan baikbaik aja," ucap Dave menenangkan dengan ekspresi wajah yang datar. Aku benarbenar tak terbiasa dengan tatapan matanya beserta ekspresi wajahnya. Aku dan Dave terjatuh di hutan belantara. Kami segera bangkit dan terus berjalan. Lalu aku melihat ada sebuah pondok kecil dengan perapian yang menyala. Ada sesuatu yang menarikku dan Dave ke dalam. Kami melesat seperti angin. Dan aku melihat sosok yang agung.

"Lady Maura."

Aku dan Dave membungkuk. Lalu dia tersenyum dan memintaku untuk duduk di sampingnya.

"Kemarilah anakku."

Aku menatap Dave. Dan dia mengangguk. Sebelumnya meski aku adalah putrinya, aku tak memiliki keberanian untuk menganggapnya sebagai seorang ibu yang hanya dimiliki olehku. Lady Maura adalah milik Angelfort. Dia adalah ratuku. Ratu Angelfort. Lady Maura memelukku dengan senyum yang hangat. Ah... rasanya seperti ingin menangis. Tapi tunggu...
Lady Maura tersenyum?

Dark Angel; The AngelfortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang