Yep. Aku adalah Angelfort

50 8 2
                                    

"What?! Kamu apa?" Ric menyela katakataku.

"Dark angel," jawabku malas. Kini percuma beramah tamah. Aku juga malas tersenyum. Penyamaranku sudah terbongkar. Aku hampir satu jam menyusuri aura Gerald dan tak menemukannya di manapun. Apa yang disembunyikan Sang Perdana Menteri yang agung itu sampai membuat kekacauan seperti ini? Kekuatanku yang belum pulih memudahkannya untuk membunuhku. Bahkan hanya dengan auranya saja, aku sudah tumbang. Gerald hanya memancingku keluar kemudian dia pergi.

"Fuck. Fuck. Fuck." Ric tak berhenti memaki dan menginterupsi. Aku malas berdebat dengannya.

"Stop it, Ric," ancam Sarah dengan mata melotot.

"Jadi apa yang kamu dan Ayah kamu sembunyikan?" Tanyaku to the point. Kini aku sudah mengeluarkan kembali aura angelfort milikku. Aku menguarkan aura dingin dan sukses membuat Ric bungkam tanpa menginterupsi lagi katakataku.

"Beberapa bulan lalu ada utusan Cherubic yang datang. Dia menanyakan tentang bagaimana bisa bumi masih bertahan dari jangkauan Angelfort. Harusnya bumi sudah berhasil ditaklukan."

"Ayah sangat mempercayai Cherubic karena kebaikannya. Jadi Ayah menceritakan sesuatu yang sudah menjadi kesepakatan antara beberapa petinggi badan intelejen bumi dengan Lady Moura."

"Kesepakatan apa?" Aku mulai antusias dengan cerita Sarah. Sarah menggeleng lemah.

"Setelah kedatangan Cherubic itu, Ayah menjadi sangat tertutup. Bahkan dia memasukkan sensor suara dan sidik jariku untuk mengakses kantor pribadinya. Dia hanya mengatakan bahwa aku harus melupakan semua tentang dark angel dan Angel Metropolis. Dan aku harus membunuh siapapun yang mencari tahu tentang Angelfort."

Sarah bersandar pada Ric. Ric merangkulnya erat.

"Shit! Cherubic sialan!"

Aku meremas jemariku dan memusatkan pikiranku menggunakan seluruh kekuatan dari kemarahanku. Ruangan menjadi gelap dan sayap hitam milikku mulai terlihat samar oleh mata Ric dan Sarah. Mereka terperangah takjub. Aku harus mencari keberadaan ayah Sarah.

"Sarah! Ayah kamu dalam bahaya." Aku tergagap begitu menyadari fakta sebelum aku memutar waktu malam itu. Gerald berada di ruangan bawah tanah. Dan kini aku yakin bahwa yang sedang dia interogasi adalah Mr. Hansel yang tiada lain adalah ayah Sarah. Sarah terlihat pucat dan aku menormalkan kembali penampilanku.

"Look! Dengerin aku baikbaik. Situasinya akan sangat kacau. Tapi aku nggak bisa nanganin sendirian. Aku udah pernah nyoba masuk ke sana dan ketauan. Aku butuh kalian."

"Maaf, Lea. Setelah apa yang terjadi. Saya nggak bisa percaya lagi ke kamu." Ric mengangkat bahunya. Sepertinya sudah mulai memahami apa yang terjadi. Sarah mulai terisak.

"Aku bisa bantu kamu," ucap Sarah dengan berani. Aku mengangguk.

"Good!"

"Wait. Honey... Lea bahkan orang asing. Oh No. Sorry, i mean. Dia bahkan makhluk asing. Gimana kalau kamu kenapanapa?"

"Ric, kita harus selametin Ayah aku."

"Okey saya ngerti. Tapi, Ladies... bisa nggak kalian berpikir dulu sebelum bertindak. Please... coba kamu pikir baikbaik, Lea. Kenapa Gerald nggak bisa kamu temuin? Kenapa dia mengarahkan kamu ke sana? Ini jebakan!"

Aku tertegun.

"So?" Aku bertanya dengan nada dingin. Ric menghela napas panjang.

"Sayang, jangan khawatir. Ayah kamu adalah ilmuan yang mengetahui rahasia yang sedang dicari oleh siapapun yang sekarang menyekap Mr. Hansel. Gerald nggak akan ngebunuh Ayah kamu. Saya yakin. Dan kamu..."

Ric menjitak kepalaku.

"Aw!"
Aku menekuk wajahku. Kesal.

"Jangan pernah bertindak asal lompat sana lompat sini berteleportasi atau apapun dengan ngajakngajak saya. Saya pengen muntah."

"Ish!" Aku menatapnya sinis.

PLETAK!

Ric kembali menjitak kepalaku.

"RIC!"

"Ini jebakan. Gerald hanya ingin memancingmu keluar dan entah apa yang dia rencanakan, dia ingin menunjukkanmu kepada yang lain bahwa kamu di bumi. Lebih parahnya kalau sampai dianggap bahwa kamu berkomplot dengan badan intelejen bumi."

Ric benar. Aku mengutuk diriku sendiri. Shit.

***

Dark Angel; The AngelfortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang