Six

379 20 1
                                    

Cantikka POV

*Keesokan harinya

Selesai mandi, aku memakai baju seragam lalu memakai kacamataku. Aku bercermin. Ya, aku terlihat seperti anak cupu, batinku.

Aku melepas kacamataku. Tidak buruk, pikirku. Aku memakai kembali kacamataku dan turun kebawah untuk sarapan.

Sebenarnya, aku tidak terlalu suka sarapan, namun bunda memaksa untuk sarapan agar tidak pingsan disekolah nanti, katanya.

Di meja makan, aku hanya melihat bunda yang memegang roti dan mengoleskannya dengan selai.

"Bun, Kak Iyan mana? Kok gak ada? Apa masih tidur tuh orang?"tanyaku

"Kak Iyan udah berangkat ke rumah sakit tadi pagi sebelum kamu bangun"ucap bunda

"Oohh"aku hanya ber-oh-ria. Aku pun duduk dan mengambil roti lalu mengoleskannya selai strawberry lalu memakannya.

Setelah selesai, aku minum susu yang sudah dibuat oleh bunda.

"Bun, aku berangkat ya"pamitku

"Iya, hati-hati ya nak"ucapnya.

*Skip halte bus

Aku sudah menunggu bus selama 15 menit. Namun, bus tak kunjung datang. Kok bus nya gak dateng-dateng ya? pikirku. Aku pun melihat jam tangan ku. Sudah jam 06.45. Lima belas menit lagi gerbang sekolah ditutup.

Bagaimana ini? Busnya gak dateng-dateng. Apa yang harus aku lakukan? Aku pun memutuskan untuk jalan kaki menuju sekolah.

Namun, baru 5 langkah meninggalkan halte, ada motor merah yang berhenti tepat disampingku.

"Naik"perintahnya.

Siapa dia? Tiba-tiba seenak jidatnya dia menyuruhku untuk naik ke motornya. Apa dia penculik? Apa dia mau membawa aku keluar negeri untuk...

"Naik!" Ucapnya lagi.

"K-kamu siapa?"tanyaku takut.
Dia pun melepas helm nya. Ternyata dia kak Venno!

"Loh? K-kak V-Venno?!"ucapku kaget.

"Iyaa buruan naik"ucapnya malas

"Eh? Gak usah kak. Aku jalan kaki atau gak naik bus aja"tolakku dengan halus.

"Bus gak bakal dateng. Tadi gua liat ban bus nya bocor. Jadi lu kalo nunggu bus atau gak jalan kaki bakalan telat"ucapnya.

Aku bingung. Apa aku harus bareng kak Venno atau jalan kaki aja? Kalo bareng kak Venno nanti jadi trending topik disekolah. Kalo jalan kaki bakalan telat.

Aku pun memutuskan untuk bareng kak Venno. Bodoamat lah. Toh aku juga ga ada hubungan apa-apa sama Kak Venno. Aku pun menaiki motornya.

"Pegangan"perintahnya.
Aku pun memegang jaket nya.

"Et dah, lu belom pernah naik motor apa ya? Pegangan tuh begini"ucapnya sambil menarik tanganku dan meletakkannya di pinggang nya lalu memakai kembali helm nya dan menjalankan motornya dengan cepat.

Karena kaget, aku pun memeluknya erat. Aku sangat canggung. Apalagi dengan posisi seperti ini. Jantungku berdetak kencang. Semoga, kak Venno gak tau kalo jantung aku seperti orang habis lari maraton.

Setelah sampai disekolah, aku pun turun dari motornya. Dia juga melepas helm dan jaketnya.

"Mmm, makasih ya kak. Maaf ngerepotin"ucapku.

"Iya gapapa"katanya.

"Kalo gitu, aku kekelas dulu ya kak"pamitku. Dia hanya mengangguk

Aku pun berjalan menuju kelas. Sekolah sudah ramai. Banyak pasang mata yang menatapku. Ada yang iri, tajam, membunuh dan lainnya.

Ketika aku sampai didepan kelas, Nadine menarik tanganku.

"Ca, kok lo bisa berangkat bareng sama kak Venno sih?"tanyanya kepo.

"Jadi gini, seperti biasanya, aku nunggu bus di halte udah 15 menit. Tapi busnya gak dateng-dateng. Ya udah, aku memutuskan untuk kesekolah jalan kaki. Tapi baru beberapa langkah, ada motor berhenti di sampingku. Dia nyuruh aku naik ke motornya. Aku kira di penculik. Tapi pas dia buka helm, eh taunya kak Venno. Kata kak Venno, bus gak bakal dateng soalnya dia liat bannya bocor. Ya udah jadi aku bareng aja"jelasku.

"Oalah... seperti itu. Cieee yang dianterin sama CALON pacarnya"goda Nadine sambil sengaja menekan kata 'Calon'.

"Apaan sih Nad"ucapku. Aku merasa pipiku memanas. Aku yakin, aku sedang ber blushing . Aku pun berusaha menutupi pipi ku agar Nadine tidak melihatnya.

"Hahaha. Gak usah ditutupin kali Ca. Gue udah tau kok kalo lo lagi blushing kan?"ucapnya sambil tertawa.

"Udah ah. Aku mau masuk ke kelas aja"ucapku sambil meninggalkan Nadine yang sedang tertawa puas.

"Cieee yang ngambek cieee"teriaknya. Karena teriakan Nadine yang seperti toa, banyak orang yang menatapku.

Sial.

Teeeeeett

Bel masuk berbunyi. Semua murid memasuki kelasnya masing-masing.
Bu Ida, guru matematika  pun memasuki kelas

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"ucap kami, para murid.

"Hari ini, kita ada pemeriksaan. Silahkan bagi anak laki-laki berdiri di depan dekat papan tulis sebelah kiri, dan yang perempuan berdiri di depan dekat papan tulis sebelah kanan. Cepat!"

Kelas pun menjadi gaduh. Kami pun cepat-cepat menuju ke depan kelas. Lalu Bu Ida pun memeriksa tas kami satu persatu.

"Aduh, lipstik gue disita nih"

"Yaaahh, kaca guee"
Begitulah bisikan kegelisahan para murid perempuan yang masih bisa kudengar.

"Untung aku gak bawa barang macem-macem Nad"

"Hahaha gue juga. Kita mah anak bae-bae ya. Gak kayak tuh cabe-cabe, pada gelisah."bisik Nadine.
Aku pun hanya tertawa kecil.

Setelah selesai, ku lihat Bu Ida membawa barang-barang hasil sitaan. Diantara nya ada lipstik, kaca, bedak, rokok beserta korek dan komik.

"Siapa yang merasa membawa rokok ini? Jujur!" tanya Bu Ida.

"S-saya Bu"ucap Bagas.

Ya, dia memang anak nakal. Aku juga pernah melihatnya sedang merokok di rooftop sekolah.

"Nanti setelah bel pulang sekolah, kamu ikut saya. Barang-barang ini saya sita!" tegas Bu Ida.

"Baiklah. Semua duduk.Kita lanjutkan pelajaran"

Kami pun segera duduk di bangku masing-masing dan mengikuti pelajaran matematika.








TBC

Vomment ya!
Thanks

-JsscAP-

16 Juni 2017

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang