Three

440 24 2
                                    

Mulmed : Venno Aditya Fernando

Mereka melihat orang-orang berkerumun. Nadine dan Cantikka menerobos kerumunan orang untuk melihat apa yang terjadi. Dan setelah berhasil menerobos, mereka terkejut karena melihat Venno dan Aldi sedang berantem.

Tidak ada satupun yang melerai, karena siapapun yang mengganggu Venno ketika sedang berantem, dia yang akan jadi korban selanjutnya.

"Ayo Ven, tonjok terus!"teriak salah satu siswa.

Cantikka meringis melihat wajah Kak Aldi bonyok dan sudut bibirnya sobek dan berdarah karena dipukul secara membabi buta oleh Kak Venno.

Sementara Venno berdarah di pelipisnya dan juga ada lebam di pipinya.

"Eh, Nad. Itu Kak Aldi nya kasian banget"ucap Cantikka.

"Iya Ca, kita semua gak ada yang bisa nolongin. Bisa-bisa kita yang jadi sasaran nanti"

"Hei-hei! Ada apa ini?!"teriak pak Bowo ketika melihat sekerumunan siswa.

Venno dan Aldi langsung menghentikan aksi pukul-pukulannya.

"Venno, Aldi. Kalian ikut bapak! Kalian, masuk kelas!"ujar pak Bowo tegas.

"Huuuuuuuuuuu" sorak para murid

Teeeeetttt

Siswa-siswi pun bubar masuk ke kelas masing-masing karena bel masuk sudah berbunyi. Begitupun dengan Cantikka dan Nadine.

Ketika baru sampai dikelas, ada kakak kelas yang mencari Cantikka.

"Cantikka orangnya yang mana?"kata kakak kelas laki-laki itu.

"Saya kak"ucap Cantikka.

"Lo disuruh sama pak Bowo tuh buat ngobatin si Venno. Lo disuruh ke UKS"katanya sebelum pergi.

Cantikka masih termangu mendengar ucapan kakak itu tadi.

"Nad, kok aku sih yang disuruh obatin?"ucap Cantikka sedikit kesal atau lebih tepatnya takut?

"Lah, gue gak tau Ca. Kan lo anak PMR. Mungkin maksudnya biar sekalian lo praktek"kata Nadine sambil cengengesan.

"Yaudah, aku pergi dulu. Nanti kalo guru nyariin bilang aja dipanggil pak Bowo"ucap Cantikka.

"Oke" kata Nadine sambil mengacungkan jempol nya.

Cantikka langsung menuju UKS. Sampai disana, dia bertemu Pak Bowo yang masih setia memarahi Kak Venno.

"Permisi pak. Bapak manggil saya?"ucap Cantikka sopan.

"Iya nak. Kamu PMR kan? Jadi bapak minta tolong kamu obati dia. Bapak ada urusan. Bapak tinggal dulu ya"ucap pak Bowo meninggalkan mereka berdua.

"Aduuuhh,, aku harus mulai dari mana ya? Kenapa harus aku sih yang ngobatin kak Venno? Jujur, aku masih takut. Tapi..."batin Cantikka dalam hati.

"Ekhem, lu gak mau ngobatin gua? Dari tadi ngelamun mulu. Sshhh" ucap Venno sambil meringis kesakitan yang membuyarkan lamunan Cantikka.

"Eh, i-iya kak. D-duduk dulu kak."ucap Cantikka.

Venno pun duduk di ranjang UKS.
Cantikka mengambil Baskom lalu mengisinya dengan air. Dia mengambil handuk kecil.

Cantikka mulai mengobati Venno.
"Aww, what the hell ? lu bisa pelan-pelan gak sih?! Sakit tau!"

"I-iya kak. Maaf ya".

Cantikka mulai mengompres luka Venno agak pelan. Jantungnya berdetak tak karuan. Keringat mengucur di pelipisnya.

"Lu takut ya sama gua?"tanya Venno tiba-tiba.

Cantikka kaget ketika Venno bertanya itu.

"E-emangnya kenapa kak?"ucap Cantikka

"Setiap lu ngomong sama gua, lu gugup gitu. Trs tuh, tangan lu gemeteran"
Cantikka hanya diam.

"Lu yang nabrak gua tadi pagi kan?"tanya Venno sambil memperhatikan wajah Cantikka.

Cantikka menghentikan sejenak kegiatannya dan menunduk.

"Santai aja kali. Gua gak berani kasar sama cewek kok"

"Oh iya, nama lu siapa?"tanya Venno.

"C-cantikka kak"ucap Cantikka masih sambil menunduk.

Venno mengangkat dagu Cantikka memakai jari telunjuknya yang membuat Cantikka mendongakkan kepalanya dan menatapnya.

"Gua gak suka kalo gua ngomong, orang yang gua ajak ngomong nunduk"ucap Venno

Mereka saling menatap. Saling menyelami keindahan mata.

"Cantik. Namanya cocok dengan wajahnya. Walaupun nerd, dia ternyata manis juga. Rambut blonde nya, mata biru nya indah walau terhalang kacamata"batin Venno.

"Haduuhh, kok aku jadi deg-degan gini ya"batin Cantikka.
Mereka masih saling menatap. Sampai....

"Apa sudah selesai mengobati Venno nak? Kalau sudah kamu kembali ke kelas"ucap Pak Bowo.

Cantikka membetulkan letak kacamatanya. Lalu meletakkan baskom berisi air tersebut.

"Sudah pak. Kalau gitu saya permisi dulu"ucap Cantikka.

"Baiklah. Terimakasih ya nak" kata pak Bowo.

Cantikka hanya tersenyum dan mengangguk, lalu menuju ke kelasnya.

Sementara Venno melihat punggung Cantikka yang sudah mulai menjauh sambil tersenyum tipis. Sangat tipis. Sampai tak terlihat.

"Venno, kamu kembali ke kelas. Awas kalo kamu berantem lagi. Nanti bapak scors dari sekolah! Mengerti?!"ucap pak Bowo yang sepertinya masih marah.

"Iya pak" ucap Venno agak malas. Dia pun berjalan menuju kelasnya untuk mengikuti kembali kegiatan belajar-mengajar.






TBC

Yuhuu,, I'm coming. Seru gak ceritanya? Sebenarnya author tau ceritanya udah mainstream. Tapi apa salahnya kan mencoba. Gak bosan-bosannya Author mengingatkan untuk vote&comment yee..
-JsscAP-

14 Juni 2017.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang