20 Juni 2017
Hai Devano
Kaget karena ada surat aneh ini di loker kamu?
Meskipun aneh tapi aku berharap kamu membacanya atau mungkin membalasnya? Ah, mimpiku terlalu tinggi.Semacam proposal, aku ingin surat ini memiliki tujuan dan alasan yang jelas. Langsung saja ke inti pembahasan.
Aku suka kamu, Devano.
Entahlah, kenapa aku tiba tiba memiliki keberanian seperti ini. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaan lama ini ke kamu. Tapi tenang, tak perlu kamu balas ataupun jawab. Berani mengungkapkan saja rasanya sudah sangat lega. Berani? Mungkin tidak, aku pengecut yang hanya bisa mengungkapkan lewat surat yang bahkan tanpa identitas.Apa kamu tahu? Butuh waktu lama untuk mengumpulkan keberanian mengirim surat ini. Aku memang pengecut, Van. Tak pantas bersanding dengan seorang yang selalu menjadi idola perempuan di sekolah karena keberanianmu.
Sekali lagi ku ucapkan aku suka kamu. Terdengar aneh tapi itu nyatanya. Mungkin kamu menganggapku sama dengan perempuan lain yang menyukaimu hanya karena harta, kepopuleran, prestasi dan apalah itu. Tapi aku tak seperti mereka, aku suka kamu yang selalu tersenyum dan baik kepada semua orang.
Aku ingat saat kita masih duduk di bangku SMP. Kita pernah sekelas, Van. Ingat? Saat itu praktik olahraga bab beladiri-salah satu pelajaran favoritmu- kamu diminta untuk melawan seorang dari kelas sebelah, kamu tak menghabisinya tapi kamu menghindar dan sesekali membalas. Alasannya satu, tak ingin membuat lawan cedera parah kata mu. Kamu baik, itu kesimpulan pertamaku.
Kamu juga sosok yang tak pernah tampak mengeluh. Seolah kamu tak memiliki rasa bosan untuk terus bahagia dan aku suka itu. Aku suka Devano yang selalu tersenyum. Tapi kenapa akhir-akhir ini kamu jarang tersenyum apalagi tertawa? Karena putus dengan Kendra? Aku sudah tahu itu, bahkan seluruh penghuni sekolah mungkin sudah tahu. Entah tanggapan apa yang bisa aku berikan padamu. Apa aku perlu merasa bahagia karena sainganku berkurang satu? Rasanya tidak, Kendra perempuan yang baik. Ia cantik dan berprestasi. Kurasa Kendra cocok denganmu. Seorang ketua cheers berpacaran dengan master karate? Cocok sekali seperti novel yang sering kubaca.
Van, meskipun aku menyukaimu, aku akan rela jika kamu masih menyukai Kendra. Mungkin ia yang selalu menjadi alasan dibalik senyummu, bukan aku. Perjuangkan dia jika hatimu masih meragukan perpisahan. Aku berkata seperti ini karena aku tahu, cinta dan obsesi itu berbeda dan aku berada pada poin pertama. Aku mencintaimu tanpa obsesi. Bohong jika aku tak sakit hati ketika melihatmu bersama Kendra, tapi aku bisa apa? Menjadi saksi bahagiamu saja rasanya cukup meskipun itu bersama orang lain.
Devano, perjuangkan Kendra selagi ia masih bisa kau genggam kembali. Perjuangkan ia selagi belum ada sosok lain yang mengisi kekosongan hatinya.
Tertanda,
Avicenna
KAMU SEDANG MEMBACA
Senbazuru Tegami (END)
Short StoryPuluhan surat berbentuk origami bangau terlihat memenuhi loker Devan minggu-minggu ini. Semenjak hubungannya dengan Kendra kandas, surat itu datang seolah berusaha menghilangkan luka lama. Ingin ia membalas dan bertanya banyak hal. Tapi si pengirim...