3 Juli 2017
Hai Devano
Kemarin aku melihatmu dan Bagas duduk di bawah pohon mangga dekat parkiran. Kalian seperti membicarakan sesuatu serius. Tapi anehnya kenapa kamu membawa beberapa surat yang sudah ku kirim. Kamu masih menyimpannya? Ada sedikit rasa bangga ketika mengetahui surat itu masih kamu simpan. Tapi rasa penasaran juga tak mau hilang dari pikiranku sejak tadi.Kamu dan Bagas seperti merencanakan sesuatu hal yang penting. Apa ini tentang aku dan surat itu? Bisa ku pastikan kalian tengah penasaran dengan siapa aku yang sebenarnya dan kalian berniat mencari tahu. Tapi sudah kubilang, Van. Bahwa kamu tidak perlu bersusah payah mencari tahu siapa aku sebenarnya. Biarkan aku tenggelam dengan perasaanku sendiri. Toh, aku juga seorang pengecut yang hanya bisa bersembunyi.
Tak perlu kamu pedulikan rasa penasaran itu. Biarkan ia tumbuh seiring origami ini mencapai jumlah ke seribu. Tak perlu berpura-pura jatuh cinta jika hanya dilandasi rasa kasihan. Jikapun kamu mau belajar mencintaiku, itu mungkin akan sulit mengetahui ada nama lain yang masih tinggal di hatimu.
Aku tak pernah memaksa kamu melupakan Kendra dan beralih padaku. Aku tak sepicik itu. Tapi aku akan memaksa diriku sendiri menjauh jika kamu tidak suka dengan adanya surat ini. Aku tahu ini mengganggu dan seolah menghambat perjuanganmu mendapatkan Kendra kembali.
Satu hal yang mungkin kamu harapkan sebelumnya,
Aku pergi.
Aku berhenti menjadi pembuat origami untuk mewujudkan harapanku.
Selamat, Van. Sekarang tak ada lagi tumpukan origami di lokermu dan kamu gak perlu bersusah payah mencari tahu siapa aku.Tertanda,
Avicenna
KAMU SEDANG MEMBACA
Senbazuru Tegami (END)
Historia CortaPuluhan surat berbentuk origami bangau terlihat memenuhi loker Devan minggu-minggu ini. Semenjak hubungannya dengan Kendra kandas, surat itu datang seolah berusaha menghilangkan luka lama. Ingin ia membalas dan bertanya banyak hal. Tapi si pengirim...