T U J U H

6.3K 363 6
                                    

Maaf kalau ada typo

***

Hari ini mood Prilly benar-benar buruk. Rasanya jika bisa, Prilly ingin pulang ke rumah dan bergelung di tempat tidur seharian. Sedari tadi dia hanya menelungkupkan kepalanya di meja.

"Lo kenapa Prill? Sakit?" Mendengar pertanyaan dari Grace, Prilly langsung mengangkat kepalanya dan menggeleng pelan.

"Yaudah, ayo ke kantin. Emangnya lo gak kangen sama bakso di kantin?" Prilly terkekeh pelan saat mendengar perkataan Grace.

"Aku kangennya sama kamu", Prilly tersenyum geli saat melihat reaksi Grace yang mendengar perkataan alay nya itu.

"Apaan sih, kantin kuy." Prilly hanya menjawab Grace dengan anggukan dan segera mengikuti Grace keluar kelas dengan senyumannya.

Tapi,senyuman Prilly hanya bertahan sebentar. Pasalnya Prilly kembali melihat Ali dan Sarah berjalan berdampingan. Sarah asik tertawa dan Ali yang melirik Prilly melalui ekor matanya.

"Ck, kalau masih berduaan kayak gitu kenapa putus coba? Bikin ngiri aja." Prilly mengalihkan pandangannya pada Grace saat mendengar pernyataan Grace yang terdengar sebal.

"Mereka gak putus, cuma lagi break aja." Prilly menyahut datar. Entahlah, dia merasa sangat kesal.

"Bukannya sama aja? Mau break atau putus. Eh, tapi lo tau dari mana?" Prilly hanya menaikan alis dan bahunya bersamaan. Grace yang tau bahwa Prilly tak ingin menjelaskannya, memilih diam.

Mereka berdua pun sampai di kantin yang sudah sangat ramai dan terlihat sangat sumpek. Prilly bergidik ngeri saat melihat segerombol orang yang sedang berebut untuk membeli makanan dan minuman di kedai-kedai yang berada di sana.

"Grace, beli roti aja. Nanti dimakannya di taman, atau dimana gitu. Sumpek disini", Prilly menggerutu sebal, mood nya kembali buruk.

Grace hanya memberikan jempol pada Prilly, tanda menyetujui ucapan Prilly. Sembari menunggu Grace yang sedang membeli roti, Prilly mengedarkan pandangannya kesekitar. Matanya lagi-lagi tak sengaja melihat kehadiran Ali dan Sarah yang sefang duduk satu meja.

Kenapa sih gue selalu ngeliat mereka. Kayak gak ada orang lain aja, umpat batin Prilly.

Prilly langsung berlalu meninggalkan kantin. Tak mempedulikan Grace yang memperhatikannya dengan bingung dan sedikit kesal karena sudah ditinggalkan.

***

Prilly menggerutu pelan, dia sekarang sedang duduk di halte. Sendirian. Prilly sedang menunggu Ali seperti biasa, tapi Ali belum muncul-muncul juga.

"Dasar suami gak tanggung jawab." Desis Prilly dengan penuh penekanan. Prilly pun memilih membuka kacamatanya dan memasukannya ke tempatnya, rasanya hidungnya sedikit kaku (?). Dengan masih menggerutu Prilly membuka kepangan rambutnya dengan pelan, takut rambutnya rontok. Setelah itu, tangannya mengambil tisu basah di tasnya dan langsung mengelap wajahnya.

"Ck, Ali mana sih? Kalau gini kan mending gue pulang sendiri. Katanya urusannya cuma sebentar, udah setengah jam nunggu gak muncul-muncul juga." Prilly menundukan kepalanya dan mengayun-ayunkan kakinya.

"Prilly", merasa terpanggil Prily langsung mengangkat kepalanya. Raut wajahnya langsung menegang, matanya berkaca-kaca.

"Gritte...", Prilly mengucapkannya dengan lirih. Dia langsung berdiri, kakinya bergetar, jantungnya sakit seperti ada yang menusuk.

"Prill... gue-" Prilly memilih tidak mendengar ucapan Gritte. Dia langsung menutup telinganya rapat-rapat dan dengan cepat berlalu meninggalkan Gritte disana.

My Wife Is Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang