S E B E L A S

6K 430 10
                                    

JANGAN JADI PEMBACA GELAP.😈

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA!

---

Ali sudah mengetuk pintu kamar Prilly beberapa kali, tapi tidak ada sahutan dari dalam. Dengan terpaksa, dia membuka pintu kamarnya yang ternyata tidak dikunci. Saat pintu kamar terbuka, matanya langsung menjelajah ke setiap sudut ruangan yang sudah rapih. Tidak menemukan sosok yang sedang dicarinya, Ali berjalan menuju kamar mandi yang sedikit terbuka. Kosong. Tidak ada Prilly.

"Apa mungkin udah pergi duluan?", gumam Ali pada dirinya sendiri.

Line!

Ali mengambil handphonenya di saku celananya. Dilihatnya ada nontifikasi line.

"Aku udah berangkat duluan"

"Aku kira kamu kemana, yaudah hati-hati❤️"
Read

'Lah, cuma di read doang?' Ucap batin Ali.

Jantung Prilly berdetak dua kali lebih cepat saat melihat balasan dari Ali.

"Apa-apaan pake ada hatinya segala." Prilly mendumel dengan pipinya yang memerah. Dia jadi ingat kejadian kemarin. Ciuman. Ciuman itu benar-benar terjadi dan Prilly pun menyakinkan dirinya sendiri bahwa kejadian itu bukan kehendaknya maupun Ali. Dia berusaha melupakannya walaupun akan sedikit sulit.

Matanya memperhatikan ke luar jendela bus. Prilly sekarang memang sedang berada di bus. Hanya ingin mencoba rasanya menaiki kendaraan umum. Seumur hidup, Prilly tak pernah menaiki kendaraan umum. Papah dan mamahnya selalu melarangnya jika pergi menaiki kendaraan umum. Dia selalu diantar jemput oleh supir. Naik taxi pun hanya sesekali, itupun jika keadaan sudah sangat mendesak.

Perhatian Prilly teralihkan saat seseorang duduk disampingnya. Matanya memperhatikan sosok di sampingnya. Lelaki dengan seragam SMA.

"Gue tau gue ganteng. Tapi ngeliatnya biasa aja kali. Prilly," Prilly tersentak saat lelaki di sampingnya mengetahui namanya.

"Tau nama saya dari mana?", Prilly bertanya dengan sesantai mungkin.

"Meskipun lo nyamar, gue tau kalau lo itu Prilly Latuconsina. Bener kan?" Jawab lelaki itu sembari tersenyum lebar yang malah membuat Prilly sedikit ngeri. Prilly memejamkan matanya sejenak. Lalu membukanya kembali.

"Oke, jadi sekarang lo mau apa?" Lelaki itu kembali tersenyum dengan manisnya.

"Mau kenalan aja. Nama gue Randy. Salam kenal Prill" Randy mengulurkan tangannya kearah Prilly yang disambut oleh Prilly.

"Gue rasa lo udah tau nama gue. Jadi langsung aja ya, kenapa lo bisa ngenalin gue?" Prilly melipat tangannya di depan dada. Matanya menatap Randy dengan lekat.

"Ternyata lo jutek ya, gue jadi gemes deh. Sebenernya gue ini pengagum lo, jadi minta id line dong" Randy kembali tersenyum manis, Prilly mengakui kalau senyuman Randy memang manis. Tapi senyum Ali lebih manis lagi.eh

"Gak", Prilly menjawab dengan singkat dan segera berdiri dan berjalan untuk turun dari bus. Busnya sudah berhenti tepat di depan sekolah. Melihat Prilly yang sudah keluar dari bus dengan cepat, Randy pun mengikuti Prilly dari belakang sambil berlari kecil. Dia tak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang dia mau. Selagi ada kesempatan, kenapa tidak?

"Oy! Tugguin gue!" Randy berteriak di lapangan sekolah membuat beberapa pasang mata memperhatikannya sesaat. Sedangkan Prilly hanya bergumam sebal karena mendengar teriakan Randy, yang mengundang banyak perhatian walaupun hanya sesaat. Prilly pun memilih tetap berjalan tanpa menuruti perintah Randy.

My Wife Is Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang