D U A

6.6K 393 17
                                    

Prilly turun dari tangga dengan dress selutut berwarna putih, rambutnya pun ditata dengan gaya modern. Cantik. Satu kata yang terlintas di pikiran setiap orang yang melihatnya.
"Ily gak ikut ya?", rengek Prilly kepada kedua orang tuanya.

"Kamu harus ikut sayang. Kita kan mau ketemu calon suami kamu." Mamah Ully menjawab sembari merangkul anak tunggalnya itu.

"Benar kata ibumu, kamu harus ikut. Kan kamu yang mau dijodohkan," kali ini Papah Prilly yang berbicara.

Prilly mendengus dan berjalan dengan menghentak-hentakan kakiknya. Mama Ully dan Papa Rizal hanya terkekeh melihat anak gadisnya berperilaku kekanak-kanakan.

***

Mobil yang dikendarai keluarga Prilly sudah terparkir dengan sempurna di parkiran restoran. Prilly yang pertama turun dan disusul oleh kedua orang tuanya. Lalu, mereka melangkah memasuki restoran dengan Prilly yang disebelah kiri papahnya.

"Pah, tiba-tiba aku pengen buang air kecil." Prilly menarik-narik lengan papanya.

Papa Rizal mendengus,"papa tau itu cuma akal-akalan kamu." Jawabnya dengan tegas.

Prilly memutar bola matanya. Rencananya gagal, lagi. Dia pun tetap mengikuti orang tuanya masuk ke restoran lebih dalam lagi. Sepertinya pertemuan ini akan diakadakan di private room, supaya tidak ada yang menguping pembicaraan kedua keluarga itu.

Setelah masuk ke private room Prilly melihat ada 3 orang dan ada salah satunya memunggunginya.

Mungkin dia yang ingin dijodohkan denganku, batin Prilly.

Prilly menarik nafasnya panjang, dia merasa gugup. Tentu saja gugup, bagaimana jika lelaki yang akan dijodohkannya itu jahat dan psikopat, bisa habis dia. Prilly mencoba tersenyum dan menyusul kedua orang tuanya yang sedang bersalam-salaman bahkan ibunya sedang berpelukan dengan wanita paruh baya.

"Malam Om, Tante. Saya Prilly," Prilly berdiri dengan canggung dan matanya langsung terbelaklak saat melihat lelaki yang tadi memunggunginya berbalik. Dia Aliando! Tapi, mungkin bukan dia yang akan dijodohkan dengannya, Prilly masih mencoba menyangkal semua yang terjadi saat ini. Pikirannya berkecamuk sampai ada pelukan hangat dari seseorang.

"Tentu saja Tante Resi inget kamu sayang. Calon menantu tante sekarang udah besar ya, cantik lagi." Ucap orang yang tersebut sembari menguraikan pelukannya terhadap Prilly.

Prilly tersenyum walaupun dia masih merasa bingung. Memangnya dia pernah bertemu dengan wanita paruh baya ini?.

"I...iya tante", prilly berucap gugup saat Tante Resi melepas pelukannya. Dan Prilly terlonjak saat Tante Resi berteriak kencang dan heboh.

"Astaga! Hampir saja tante lupa. Ini anak tante, calon suami kamu. Ayo kenalan dulu sayang." Tante Resi mengambil tangan kanan Prilly dengan lembut, sedangkan Prilly hanya diam saja saat tangannya sedang digenggam oleh Tante Resi.

Ali menatapnya lekat Prilly dan Prilly mematung di tempat. Aliando, yang ditemuinya tadi di sekolah dan dia juga yang akan dijodohkan dengannya. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, ia khawatir Ali mengenalnya.

"Pril...Prilly Latuconsina," Prilly memberikan uluran tangannya ke hadapan Ali.

Ali membalas uluran tangan Prilly dan meremasnya pelan. "Aliando Syarief." Setelah itu Ali menyeringai yang tentu saja hanya disadari oleh Prilly.

Prilly memejamkan matanya untuk menghindari tatapan mengintimidasi milik Ali. Ia tau mulai saat ini, hidupnya tidak akan setenang kemarin-kemarin.

***

My Wife Is Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang