L I M A

6.7K 385 13
                                    

Prilly berjalan keluar dari sekolah sambil menggengam tali tasnya. Matanya melihat ke sekeliling dan bibirnya tertarik keatas. Sekarang hari ke-3 semenjak kejadian 'tabrakan' itu dan beritanya sudah mulai mereda. Prilly sangat bersyukur akan hal itu. Karena, beberapa hari kebelakang ini, dia selalu menjadi bahan perbincangan para siswi di SMA Satria.

Prilly menghembuskan nafasnya dengan berat. Dia jadi mengingat Ali, hari ini mereka sudah janjian untuk bertemu di halte dekat sekolah. Mengingat pesan yang dikirim Ali tadi pagi , membuat bulu kuduk Prilly berdiri.

"Calon istri, kata mamah mertua sepulang sekolah kita ada fitting baju buat pernikahan KITA😍. Aku tunggu di halte depan sekolah👌. Bye Calon Istriku💖"

Sekiranya itulah pesan yang dikirim Ali pada Prilly. Setelah sampai di halte, Prilly langsung masuk ke mobil berwarna hitam yang terparkir disana. Tentu saja itu mobil Ali, Prilly sudah sangat hafal dengan mobil yang sering dipakai Ali ke sekolah.

"Kita mau langsung ke butik?", Prilly bertanya sambil memakai sabuk pengaman.

"Iya, udah ditungguin mamah di butiknya. Emang kamu mau kerumah dulu?", Ali berbicara sambil menghadap Prilly yang sedang membuka kepangan rambutnya.

"Gak usah, kita langsung ke butiknya aja. Gak enak nanti mamah Lo nunggu disana lama." Prilly berbicara sambil mengeluarkan tisu basahnya.

Mobil yang dikendarai Ali pun melaju. Tak ada yang memulai pembicaraan saat ini. Karena Prilly sibuk mengubah tampilannya menjadi seperti biasa. Ali juga hanya sesekali melirik Prilly yang sedang asik sendiri itu.

Sampainya dibutik, mereka turun bersama. Dan disambut dengan seruan heboh.

"Aduh... Aliando Syarief. Kenapa lama banget sih?" Mamah Resi berbicara dengan heboh. Prilly terkekeh geli dan Ali hanya memandang ibunya jengah.

"Maaf tante, tadi Prilly ada urusan disekolah. Jadi lama, maaf ya? Tapi Ali gak salah kok, Ali juga jadi nunggu lama tadi." Prilly berbicara sambil menyalami mamah Resi. Mamah Resi tersenyum pada Prilly. Tapi saat melihat Ali tatapannya menajam.

"Iya gak apa-apa sayang. Ayo masuk", Mamah Resi merangkul Prilly memasuki butik dan meninggalkan Ali yang membuka mulutnya tak percaya.

"Pilih kasih banget", desis Ali pelan dan segera menyusul dua wanita beda usia itu.

***

Prilly menghembuskan nafasnya lelah di dalam mobil. Ali yang melihat itu segera mengalihkan pandangannya pada Prilly.

"Capek?", Ali bertanya dan hanya dibalas anggukan Prilly.

"Tapi gue seneng", Prilly berbicara sambil memejamkan matanya dan tersenyum. Ali yang melihat itu pun ikut tersenyum kecil dan mengacak-acak rambut Prilly.

Prilly menatap Ali tajam "Apaan sih Li?! Jangan sok deket deh!"

Ali meringis mendengar jawaban Prilly. "Sorry, aki cuma pengen kita lebih deket aja. Pernikahan kita tinggal 4 hari lagi. Jadi ya gitu,"

"Sebenernya apa sih tujuan pernikahan ini? Lo bingung gak sih? Kita itu dijodohin, kenal juga baru-baru ini, terus kita masih sekolah. Emangnya gak bisa nunggu lulus dulu gitu? Emang apa bedanya sih? Kalau udah luluskan, gak usah sembunyi-sembunyi kayak gini. Gila, hidup gue drama banget. Lo juga! Kenapa setuju sama perjodohan ini sih? Kenapa gak nolak coba?!" Prilly berbicara dengan menggebu-gebu.

"Kamu bakal tau yang sebenarnya, nanti." Ali menerawang kedepan.

"Emang ada apa sih? Lo tau sesuatu?", Prilly menghadap ke arah Ali.

Ali balik menatap Prilly serius. "Aku gak tau, sayang"

Prilly mendengus, dia mengira Ali tau sesuatu. Tapi nyatanya? Tidak! Ingin rasanya Prilly mencakar-cakar wajah Ali. Saat diajak serius Ali malah bercanda.

My Wife Is Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang