E M P A T B E L A S

6.4K 323 23
                                    

"Ali! Turunin aku...", Prilly saat ini sudah berhenti memukul-mukul tubuh Ali yang masih menggendongnya menuju ke lift karena mereka sekarang jadi pusat perhatian.

"Kalau aku turunin, kamu pasti langsung kabur." Prilly menggertakan giginya gemas karna kelakuan Ali.

"Aku gak bakal kabur, janji. Tapi kita balik lagi ke kamar ya, kita ganti baju dulu. Gak mungkin kita keluar pake seragam kayak gini Li." Prilly berbicara dengan nada lembutnya.

"Oke", langsung saja Ali kembali membawa Prilly masuk ke apartemen dengan masih menggendongnya. Prilly hanya berdecak saat merasa dirinya dianggap karung beras oleh Ali.

Setelah sampai di depan pintu kamar Prilly, Ali pun menurunkan Prilly dari gendongannya. Membuka pintu kamar itu dan mendorong pelan tubuh Prilly untuk masuk ke dalam.

"Aku juga bakalan ganti baju sebentar. Jadi, kamu jangan lama-lama ganti bajunya. Kalau lama, nanti pintunya aku dobrak" Ali berjalan meninggalkan Prilly yang sedang memutar bola matanya dengan malas.

Setelah beberapa saat, Prilly siap dengan celana jeans berwarna hitam  kaos kaos putih dan jaket jeans, tentu saja tak lupa dengan sepatu adidas putihnya. Setelah memoleskan sedikit makeup di wajahnya, dia pun pergi keluar dari kamarnya.

Di sofa, Ali melihatnya dari atas ke bawah. Lalu Ali melihat dirinya sendiri. Setelahnya dia bangkit dari duduknya dan menghampiri Prilly yang berdiri yang membalas tatapan Ali.

"Bener ya kata orang-orang..." Ali sengaja menggantung kata-katanya supaya Prilly penasaran. Dan terbukti, Prilly langsung memasang wajah bertanya-nya

"Iya, bener kata orang-orang. Kalau jodoh punya ikatan batin yang kuat." Ali nyengir setelah mengatakan hal itu.

"Dasar gak jelas. Yaudah yuk. Katanya mau pergi, malah ngegombal gak jelas."

"Cie yang gak sabar mau jalan-jalan sama aku". Ali tersenyum jahil pada Prilly.

'Mimpi apa gue punya suami kayak gini.'

Ali mengelus puncak kepala Prilly, lalu ia pun mengambil tangan Prilly untuk digenggamnya. Mata legam Ali bertemu dengan mata hazel milik Prilly. Ali tersenyum tipis dan menarik tangan Prilly untuk keluar dari apartemen dengan tangan yang masih saling menggenggam.

***

Prilly berjalan dengan muka ditekuk. Dia pikir, saat Ali mengajaknya pergi ke tempat yang spesial. Tempat itu akan memberikan kesan yang 'wah' pada Prilly. Tapi ternyata ? Dugaan Prilly salah besar. Ali malah mengajaknya ke kebun binatang. KEBUN BINATANG. Bukannya Prilly  tidak mau pergi ke tempat ini. Hanya saja dia kan sudah besar.

Prilly terus menerus bergumam tidak jelas disamping Ali. Ali yang melihat itu hanya tersenyum geli. Melihat Prilly yang terlihat kesal malah membuatnya ingin tertawa. Prilly terlihat sangat lucu apalagi dengan pipinya yang cubby.

Tanpa membuang waktu lagi, Ali segera mengajak Prilly untuk berkeliling kebun binatang. Prilly yang sudah kesal pun berjalan mendahului Ali sembari menghentak-hentakan kakinya seperti anak kecil. Akhirnya Ali pun berlari pelan menyusul Prilly.

"Prilly Tunggu ! Jangan cepet-cepet jalannya," Ali berhasil mensejajarkan dirinya dengan Prilly. Karena Prilly tiba-tiba berhenti melangkah. Mata Prilly terlihat kosong, Ali yang melihatnya langsung menggoyangkan tubuh Prilly pelan.

"Pril, are you okay ?" Ali menatap Prilly yang saat ini sedang mengerjab-ngerjabkan matanya dan menggeleng pelan. Lalu Prilly mengangguk pelan dan memilih berjalan berdampingan dengan Ali.

Mereka pun akhirnya berjalan-jalan mengelilingi kebun binatang. Sesekali mereka berfoto dengan hewan-hewan yang ada.

"Ali gantian dong. Aku yang fotoin kamu. Masa aku aja yang foto sama binatang-binatangnya. Jangan-jangan kamu takut ya," Prilly menampilakan wajah meremehkannya.

My Wife Is Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang