"Menangislah jika kau ingin. Tapi, jangan pernah menyakiti dirimu sendiri."
***
Warning! Cerita ini hanya kisah fiksi yang tidak nyata. Umur disesuaikan sesuai plot.
Seoul - 06.02 KST
Sumber penerangan yang dibuat oleh Sang Pencipta untuk manusia di muka bumi ini mulai menampakkan dirinya di langit cerah kota Seoul pagi ini. Tentunya, cahaya itu mulai memasuki pekarangan rumah yang berjejer rapi di samping jalanan Seoul.Bahkan, apartemen milik sekelompok remaja dengan ketampanan dan bakat yang luar biasa pun disinari radiasi cahaya itu. Untungnya masih pagi, jadi tidak terlalu berbahaya.
Junmyeon, pemuda berumur 20 tahun itu mulai membuka matanya perlahan ketika bias-bias cahaya matahari mulai bersinar layaknya cahaya lampu yang sangat terang. Junmyeon menyibak selimut yang berguna untuk menghalau hawa dingin yang menyeruak dari pendingin ruangan kamarnya. Ralat, kamar nya bersama Sehun.
Junmyeon berjalan secara perlahan, membuka pintu dan menutupnya dengan pelan, takut membangunkan roommate nya, Oh Sehun. Junmyeon berlari kecil ke arah kamar yang tepat berada di samping kamarnya dan Sehun. Kamar Jongin dan Kyungsoo.
Tok tok
"Kyungsoo-ya." Panggil Junmyeon pelan. Tak lama kemudian, pintu tersebut langsung terbuka, menampakkan seorang namja dengan mata bulat di sana. "Aku sudah bangun, hyung."
"Ne. Cepat bangunkan Jongin. Aku tak tahan untuk membangunkannya."
"Aniyo. Hyung saja yang membangunkan Jongin. Biar aku yang menyiapkan sarapan."
"Tapi-" Terlambat, Kyungsoo sudah berlalu dari hadapan Junmyeon dan berjalan santai menuju dapur. "Aish, jinjja! Butuh waktu lama untuk membangunkan Jongin."
Junmyeon berjalan dengan malas ke arah ranjang yang ditempati Jongin. "Jongin-ah, ireona!"
Hening. Tak ada jawaban sama sekali yang keluar dari mulut eternal maknae EXO itu.
"Hei, namja tan, ireona!" Junmyeon mengguncang-guncang tubuh Jongin yang masih tertutupi selimut tebal.
"Junmyeon hyung, kau berisik." Lirih Jongin, masih menutup matanya.
"IREONA, KIM JONGIN!" Junmyeon berteriak tepat di telinga Jongin.
"UWA!!" Jongin yang terkejut akan teriakan hyung nya langsung duduk dan pergi dari alam mimpinya dalam sekejap.
"Aish, hyung kau tega sekali. Aku mau tidur lagi!" Jongin mendengus, kemudian berbaring menutup matanya lagi. Junmyeon yang melihat itu hanya menatap datar Jongin dan berlalu dari sana, menuju ke kamarnya. Bukan untuk tidur, tapi membangunkan maknae nya, Sehun.
Cklek
Junmyeon langsung membuka pintu kamarnya dan Sehun, cukup terkejut ketika Sehun sudah berada di ambang pintu. "Eoh, kau sudah bangun, Sehun-ie?"
"Ne. Aku sudah bangun, hyung. Bagaimana dengan Jongin hyung? Apa dia sudah bangun?"
Junmyeon langsung menggeleng ketika mendengar pertanyaan maknae nya. Sehun terkekeh. "Sudah kuduga. Lebih baik hyung menyiram nya dengan air saja." Sehun langsung berlalu dari hadapan Junmyeon dan pergi menuju meja makan
KAMU SEDANG MEMBACA
Why, Leader?
Fanfiction[COMPLETED] Relung langit lagi-lagi berwarna kelabu, meluas sedemikian aksa. Dia bergemuruh, mengamuk dengan lekatan jelaga. Lalu, aku bertanya dengan bahasa malam. Kapan lara ini hilang? [Kim Junmyeon, as a main character.] ©jasminsya