Chapter 3

2.3K 186 10
                                    

"Dunia memang tidak seindah kelihatannya. Tapi, tetaplah tersenyum karena tersenyum membawa kepada kebahagiaan."

***

Seoul - 21.37 KST
Jongin melangkahkan kakinya pelan. Dia berjalan gontai keluar dorm untuk menenangkan pikirannya. Dia berdiri di halaman belakang dorm menatap cahaya kecil yang dipantulkan oleh bintang-bintang di atas sana. Akhir-akhir ini dia tak bisa tidur nyenyak.

Flashback

"Jongin-ie!"

"Bogoshipo, Junmyeon hyung!"

Samar-samar dua anak kecil yang kira-kira berumur lima tahun berlarian di taman dengan tanaman-tanaman indah yang berjejer disana.

"Jongin-ie, coba kejar aku!" Anak yang lebih tua langsung berlari menghindari dongsaeng nya. Sayangnya, dia tidak melihat ke depan saat berlari. Dia tak tahu, kaki nya membawa dirinya ke tengah jalan raya yang dipadati kendaraan yang sedang lalu lalang.

"CHAKKAMAN JUNMYEON HYUNG! HYUNG, ANDWAEEE!"

Bruk

"JUNMYEON HYUNG!"

Jongin langsung terjaga dari tidur nyenyaknya. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan kamarnya dan mendapati Junmyeon yang tengah tertidur di sampingnya. Jongin memang terus menjaga hyung nya itu sejak menemukanya pingsan di lorong dorm.

"Waeyo, Jongin-ah?" Tanya Kyungsoo terusik dengan mata setengah terpejam.

"Aniyo, hyung. Hanya mimpi buruk saja."

Flashback end

Jongin menghembuskan nafas nya pelan. Dia tak pernah segelisah ini semasa dia hidup. Ada apa ini? Ada sesuatu yang bergejolak di hatinya, seolah-olah dia ingin mengatakan sesuatu. Tapi apa?

***

Jongin berjalan pelan meninggalkan halaman itu. Udara sudah mulai dingin, Jongin mengeratkan sweeter yang dipakainya sekarang. Jongin berjalan menuju ke kamarnya dengan pelan. Kyungsoo yang menyadari bahwa dongsaeng kesayangannya berubah menjadi murung akhir akhir ini bertanya. "Jongin-ah, gwaenchana?"

"Gwaenchana hyung. Oh ya, bagaimana keadaan Junmyeon hyung sekarang?"

"Junmyeon hyung sudah baikan. Sekarang dia sedang tidur di kamarnya ditemani Sehun."

Jongin bergumam tidak jelas kemudian langsung memasuki kamar nya dengan cepat.

***

Junmyeon membuka matanya dalam sekejap dan langsung terbangun dari tidurnya. Junmyeon langsung duduk, menyeka keringat yang membasahi pelipisnya. Ada apa ini? Pendingin ruangan sudah dinyalakan. Tapi mengapa dia berkeringat?

Junmyeon terdiam sebentar. Bertanya-tanya kepada dirinya sendiri tentang apa yang menyebabkan dia terbangun malam-malam begini. Mata Junmyeon seketika membulat ketika menyadari bahwa dia baru saja bermimpi buruk.

Flashback

Junmyeon yang kira-kira masih berumur lima tahun berlari ke arah jalanan yang dipadati kendaraan yang berlalu lalang. Dia terus melihat ke belakang, tampak dongsaeng nya yang berteriak histeris. Hei, ada apa ini? Junmyeon langsung menoleh ke depan dan terbelalak ketika melihat mobil yang melaju cepat kearah nya.

Bruk

"JUNMYEON HYUNG!" Anak yang lebih kecil langsung berlari menghampiri tubuh hyung nya yang sudah mengeluarkan darah segar. Tunggu, bukankah itu Jongin?

"Junmyeon hyung. Ireona! Jongin-ie takut, hiks.." Tangis Jongin semakin menjadi ketika melihat tangannya yang dipenuhi darah hyung nya.

Ayah Junmyeon yang memang sedari tadi menemani anak-anaknya bermain langsung terbelalak ketika melihat anak kandungnya sudah bersimbah darah dan terkapar di tengah jalan raya. "OMO! JUNMYEON-IE!"

"Hiks.. hiks.. Appa.." Jongin berlutut, tidak berani menatap Ayah angkatnya.

"JANGAN PANGGIL AKU APPA, JONGIN! SUATU KESALAHAN BESAR MENGANGKATMU SEBAGAI ANAKKU! LIHATLAH APA YANG KAU PERBUAT PADA ANAK KANDUNGKU, JUNMYEON!"

"Hiks.. hiks.. Appa, mianhae.. jeongmal mianhae.."

Flashback end

Junmyeon terdiam. Mimpi konyol apa tadi? Tidak mungkin ada gambaran dirinya dan Jongin kecil di sana. Dia bahkan tak pernah mengalami hal itu.

Ah sudahlah, lebih baik aku tidur.

"Junmyeon hyung. Kau sudah bangun?" Tanya Sehun yang menyadari pergerakan Junmyeon. Matanya masih setengah terpejam.

"Apakah hyung membangunkanmu, Sehun-ie?" Tanya Junmyeon merasa tak enak.

"Aniyo, hyung. Aku hanya merasa sedikit haus." Sehun menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan berlari kecil ke arah dapur untuk mengambil air.

***

Jongin berbaring di kasur empuknya. Sangat nyaman. Dia memejamkan matanya berusaha untuk tidur dan pergi ke alam bawah sadarnya. Tapi anehnya dia tak bisa melakukan itu walaupun kantuk sudah menyerangnya sedari tadi.

Jongin menghela nafas pelan. "Apakah Junmyeon hyung benar-benar orang di masa laluku?"

Flashback

Jongin hanya bisa menangis memandang kepergian Ayah dan hyung nya yang sudah diangkut ambulance. Bagaimana ini? Apa yang harus dilakukannya?

"Hei, anak kecil. Gwaenchana? Kenapa kau menangis? Apakah orang tuamu tidak membelikanmu permen?" Tanya seorang namja separuh baya yang terlihat ramah.

"A-aniyo, Ahjussi. Aku hanya merasa sedikit sedih saja." Jawab Jongin buru-buru menghapus air mata yang mengalir di pipi nya.

"Dimana orang tuamu, Nak?"

Jongin yang mendengar pertanyan itu langsung menggeleng dengan cepat. Namja itu terdiam kemudian bertanya. "Mau ke rumah Ahjussi?"

Jongin mendongak menatap bingung namja di depannya. "Untuk apa, Ahjussi? Apakah kau akan menculikku?" Jongin bertanya dengan mata polosnya.

Namja itu tertawa. "Kau polos sekali. Tentu saja tidak, Nak. Ahjussi tidak akan menculikmu. Ahjussi hanya akan merawatmu. Ahjussi tidak memiliki anak. Sangat beruntung jika Ahjussi bisa mengadopsi anak setampan dirimu."

Jongin terdiam sebentar kemudian mengangguk-anggukan kepala nya lucu. Namja itu tertawa. "Panggil aku Appa, ne? Siapa namamu?"

"Namaku Kim Jongin, Appa."

"Kajja, Jongin-ah."

Flashback end

Tbc

Vote dan comment readerdeul💞 Mianhae kalo update nya lama dan ini bener-bener pendek. Gomawo❤️

[revisi selesai]

Why, Leader?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang